Guru BK Berkolaborasi Memanusiakan Hubungan

Spread the love

ARTIKEL POPULER

Pipit Asriningpuri, S.Pd.
Guru Bimbingan Konseling, SMP Negeri 04 Batu

Pembelajaran jarak jauh sudah dilakukan sejak bulan Maret tahun 2020, dimana pembelajaran dipaksa dilakukan secara jarak jauh karena kondisi pandemi COVID-19. Begitu juga dengan guru sebagai fasilitator pendidikan tanpa bekal pembelajaran jarak jauh juga dipaksa melakukan pembelajaran jarak jauh.
Model pembelajaran jarak jauh ini merupakan pembelajaran yang tidak pernah dipelajari oleh guru, latar belakang pendidikan guru saat ini tidak pernah dibekali dengan pembelajaran jarak jauh. Dengan latar belakang tersebut besar kemungkinan proses pembelajaran ini akan menemui kendala. Kendala yang muncul baik secara teknologi, sarana prasarana di rumah, pendampingan oleh orang tua dan suasana hati peserta didik yang kebingungan.
Pemerintah juga melakukan usaha, agar guru sebagai fasilitator di sekolah dapat dibekali informasi dan panduan tentang pembelajaran jarak jauh. Usaha ini dimaksudkan agar meminimalisir kendala-kendala yang muncul. Saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang menghimbau seluruh guru di Indonesia untuk melaksanakan kegiatan bimbingan teknis dan pendidikan dan pelatihan guru belajar.
Salah satu cara yang disarankan dalam kegiatan bimbingan teknis guru belajar adalah melakukan pembelajaran jarak jauh menggunakan panduan pembelajaran jarak jauh bagi guru di situasi wabah virus corona dengan cara pembelajaran 5M. Dalam panduan tersebut disebutkan bahwa cara yang bisa dilakukan agar pembelajaran jarak jauh dapat berhasil adalah memanusiakan hubungan. Memanusiakan hubungan merupakan praktik pembelajaran yang dilandasi orientasi pada anak berdasarkan relasi positif yang saling memahami antara guru, peserta didik dan orang tua.
Terdapat 2 model anjuran dalam memanusiakan hubungan, yaitu prioritas dan menantang. Pada anjuran prioritas guru diminta untuk melakukan pengumpulan informasi terlebih dahulu mengenai kesiapan orang tua, dan menyediakan waktu berboncang bebas dengan orang tua dan peserta didik. Pada anjuran menantang guru diminta untuk memperkirakan durasi pengerjaan tugas yang akan diberikan, membangun kesepakatan dengan orang tua dan menyiapkan aktivitas dan tugas belajar.
Selain itu guru diminta untuk menghindari membuat aturan dan tugas yang tidak memahami kondisi peserta didik dan orang tua, menghindari memaksakan tugas harus dikerjakan dengan kriteria dan durasi kecepatan yang sama untuk semua peserta didik, dan menghindari menuntut orang tua untuk mendampingi penuh peserta didik tanpa pertimbangan faktor kendala dalam melakukan pendampingan.
Kendala yang muncul pada pembelajaran jarak jauh diantaranya adalah peserta didik tidak mengerjakan tugas, peserta didik tidak mengikuti kegiatan penilaian tengah semester, peserta didik tidak dapat dihubungi atau orang tua tidak dapat dihubungi, dan handphone hanya satu yang ada di rumah sedangkan jumlah anak yang sekolah lebih dari satu orang. Beberapa kendala yang disebutkan pada akhirnya memunculkan permasalahan baru yaitu orang tua mengalami frustasi saat mendampingi anak-anaknya di rumah, anak juga mengalami stres dalam menghadapi pembelajaran jarak jauh, sedangkan guru juga merasa kebingungan karena tidak bisa melakukan penilaian 100 persen.
Panduan pembelajaran jarak jauh sudah sangat jelas disebutkan bahwa guru mata pelajaran harus melakukan komunikasi dengan orang tua dan peserta didik. Selain itu guru mata pelajaran juga harus melakukan kolaborasi dengan guru bimbingan konseling untuk mengetahui latar belakang dan potensi yang dimiliki peserta didik. Latar belakang yang dimaksud diantaranya adalah pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, kondisi ekonomi keluarga, sarana dan prasarana di rumah, dan gaya belajar peserta didik.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peran guru bimbingan konseling sangat dibutuhkan oleh guru mata pelajaran. Guru bimbingan konseling memiliki wewenang untuk melakukan asesmen non tes, yang hasilnya dapat digunakan oleh guru mata pelajaran dalam memahami peserta didik pada kelas yang dimiliki. Hasil asesmen non tes yang dapat digunakan guru mata pelajaran salah satunya adalah hasil analisis gaya belajar peserta didik. Hasil analisis gaya belajar dapat digunakan oleh guru mata pelajaran untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat.
Guru dapat memahami kondisi peserta didik dalam pembelajaran jarak jauh, hal ini sesuai dengan panduan pembelajaran jarak jauh yang menginginkan guru untuk menghindari membuat tugas yang tidak memahami kondisi peserta didik dan orang tua. Apabila guru dapat menerapkan memanusiakan hubungan saja. Dengan menggunakan hasil analisa hasil gaya belajar guru mampu menfasilitasi pembelajaran pada peserta didik dengan gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik. Apabila peserta didik merasa cocok atau nyaman dengan metode pembelajaran yang diberikan oleh guru maka peserta didik akan merasa bahagia dan senang. Hal ini dapat meminimalisir kendala dan permasalahan yang muncul dalam pembelajaran jarak jauh.

Editor: Cosmas