Gencarnya Desakan Pilkada Mundur, Gibran – Teguh Siap Tempur Kampanye
Solo, (poskita.co) – Gencarnya sebagian publik yang menghendaki Pilkada serentak diundur, dengan alasan pandemi covid 19, tidak menyurutkan Tim Pemenangan calon walikota Solo, pasangan Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa melakukan ancang-ancang persiapan untuk melaksanakan kegiatan kampanye yang telah dijadwalkan mulai tanggal 26 September besok. Apalagi, KPU Solo telah menetapkan pasangan Gibran – Teguh sebagai calon walikota dan wakil pada Pilkada Solo 2020. Kamis siang (24/9) pasangan yang maju diusung PDI Perjuangan itu telah pula mengantungi nomor urut 1, hasil pengundian KPU.
Putut Gunawan, Ketua Tim Pemenangan pasangan calon walikota Solo di Pilkada Solo 2020 dari partai pengusung PDI Perjuangan, mengakui jika pelaksanaan kampanye dengan menjalankan protokol covid, dirasa cukup sulit karena dilakukan dengan ketat. Apalagi pemerintah telah memberi sinyal akan mengeluarkan Peraturan Perundangan (Perpu) atau adanya peraturan KPU tentang kampanye di kondisi pandemi covid .
“Kami tak memungkiri jika nantinya mungkin tim kami akan menemukan kendala di lapangan saat masa kampanye, antusiasme atau euforia masyarakat yang akan ikut memeriahkan dan memberi dukungan pada pasangan calon Gibran –Teguh,” ujar Putut dalam kesempatan berbincang dengan sejumlah wartawan belum lama ini.
Menghadapi kemungkinan-kemungkinan tersebut, tim kampanye Gibran – Teguh telah membuat kesepakatan untuk taat pada protokol covid. Bahkan dengan seketat mungkin. Sebab, berdasar pada pengalaman sebelumnya, jika tidak dilakukan pembatasan massa, yaitu sesuai dengan aturan dan yang diizinkan oleh satgas covid, dimana pada setiap kegiatan maksimal jumlahnya seratus orang, bisa jadi massa yang hadir melebihi itu.
“Perlu kami sampaikan kepada semua lapisan masyarakat, untuk sama-sama kita menyadari pentingnya protokol kesehatan selama masa kampanye. Tujuannya agar pemilu tetap dapat berjalan, tapi tidak menimbulkan kluster-kluster baru covid. Itu yang sangat kami hindari,” lanjut Putut.
Semboyan ‘Pemilu Selamet, Wargane Isoh Ngeliwet’ itu yang didengungkan oleh tim kampanye, yang dapat diartikan kurang lebih pemilu tetap dapat berjalan dengan selamat, dan masyarakat tetap sehat dan dapat melakukan aktifitas sehari-hari. Intinya, pada masa kampanye yang dimulai pada tanggal 26 September besok, tim kampanye akan menerapkan pembatasan massa hanya sebanyak 50 orang. Untuk itu, perlunya strategi kampanye yang dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Diharapkan, pemilu kali ini juga jadi awal pembiasaan diri, yaitu melakukan kegiatan masyarakat dengan kondisi kenormalan baru.
Lalu, bagaimana dengan cukup banyak desakan dari publik yang menginginkan Pilkada serentak yang penyelenggaraannya akan berlangsung pada tanggal 9 Desember 2020 diundur, dengan alasan pandemi covid ? Putut menegaskan, persiapan kampanye tetap dilakukan dengan seolah-olah Pilkada tidak diundur.
“Soal adanya usulan Pilkada diundur, silakan saja. Tapi kami tim kampanye tetap akan melakukan segala persiapan kampanye dengan seolah-olah Pilkada tidak diundur. Kita asumsikan Pilkada tidak ditunda,” tegas Putut.
Putut juga memaparkan, sejumlah risiko yang kemungkinan akan dihadapi jika Pilkada ditunda. Salah satunya adalah masa jabatan walikota atau bupati terpilih yang lebih singkat waktunya karena Pilkada mundur. Sebab sesuai dengan mandat undang-undang, masa akhir jabatan adalah tahun 2024 . Tentunya ini akan berimbas pada sejumlah kerugian. Apatisme pemilih, selain juga pemborosan anggaran.
Putut juga menjelaskan tim pemenangan telah mempersiapkan sejumlah model kampanye sebagai kompensasi di tengah kondisi pandemi covid. Seperti kampanye dialogis dengan tatap muka mau pun daring (zoom dan webinar), juga ‘blusukan digital’ dengan memanfaatkan teknologi digital, paslon dapat berinteraksi dengan konstituen tanpa perlu mendatangi langsung ke lokasi.
“Kita berharap kampanye yang kita gelar tetap berlangsung meriah, selayaknya pesta demokrasi, namun tetap tertib dan patuh protokol kesehatan,” ujar Putut.
Bahkan, sederet tokoh nasional PDI P diharapkan dapat hadir untuk memberi dukungan seperti Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarno Putri, Puan Maharani, Maruar Sirait, Bambang Wuryanto, seluruh anggota DPR RI dan provinsi dari Dapil Solo dan sekitarnya.
Soal target perolehan suara, Putut optimis dengan perolehan maksimal dari mesin partai pengusung mau pun sejumlah partai pendukung yang memiliki keterwakilan di DPRD, diperkirakan bisa medulang sekitar 85 persen suara. Variabel itu belum ditambah dengan gerakan relawan dan Jokowi efek yang diperkirakan bisa mencapai 90 persen. (endang paryanti)