Berkreasi di Musim Pandemi

Spread the love

Riyadi Sap Dewi Murni, S.Sn

SMP Negeri 1 Karanganyar

Pandemi yang diakibatkan   Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) benar-benar menghantam semua lini. Baik di sektor ekonomi, politik, sampai dunia pendidikan terkena imbas dari pandemi Covid-19. Perlahan-lahan perekonomian mulai berjalan, sementara secara kasat mata dunia pendidikan justru mengalami kemunduran.

Hal ini disebabkan dunia pendidikan yang belum terbiasa dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Anak-anak yang seharusnya menerima pembelajaran secara langsung harus menyesuaikan diri dengan kondisi. Ketika dahulu dalam pembelajaran secara langsung akses untuk memegang handphone harus dibatasi, justru di masa pandemi ini anak-anak harus selalu memegang handphone untuk mengakses pelajaran maupun tugas-tugas yang disampaikan dalam PJJ.

Hal ini memicu orang tua untuk lebih ketat mengawasi dan membimbing anak dalam mengelola/memanajemen waktu yang digunakan dalam pembelajaran melalui media daring. Banyak terjadi kasus yang diakibatkan oleh kesalahan memanajemen penggunaan gadget terutama handphone dalam pembelajaran, sementara orang tua terlalu mempercayakan kepada anak. Hal ini berakibat ketika anak mengalami kesulitan dalam pembelajaran mereka lebih mempercayakan untuk mencari pemecahannya melalui media sosial terutama melalui situs-situs yang bisa memberikan solusi ataupun jawaban yang mereka perkirakan benar.

Beruntung bila orang tua mau dan mampu mendampingi anak dalam proses PJJ sehingga bisa terjalin komunikasi yang lebih dekat antara orang tua dan anak. Tetapi bagi yang kurang beruntung dikarenakan kesibukan maupun sesuatu yang lain, anak harus terbiasa mandiri dalam proses PJJ. Hal ini menyebabkan turunnya minat anak dalam belajar maupun karakter anak bersosialisasi di lingkungan pendidikan. Hal inilah yang menjadikan tantangan bagi pendidik/guru untuk berkreasi agar anak didik tetap merasakan suasana sekolah meskipun harus melalui media daring.

Seni Budaya sebagai salah satu mata pelajaran juga berusaha untuk berbenah dalam hal pembelajaran di saat kondisi seperti ini. Salah satu inovasi yang akan penulis uraikan adalah sistem pembelajaran aktif dimana pendidik maupun anak didik saling berkomunikasi meskipun lewat media daring atau pun aplikasi yang lain, misal WhatsApp.

Sebagai tenaga pendidik penulis berusaha untuk memaksimalkan gadget/handphone yang menjadi pegangan anak didik agar dapat dipergunakan secara positif. Salah satunya dengan memberikan materi ajar tari yang didasarkan pada permainan tradisional, sehingga anak didik bisa mengenal permainan tradisional jaman dulu, yang sekarang sudah sangat jarang ditemui di sekitar mereka.

Selain itu, juga menggugah hati orang tua untuk sekedar bernostalgia atas materi permainan tradisional, sehingga diharapkan terjadi komunikasi aktif antara anak yang mungkin belum mengenal permainan tradisional dengan orang tua yang dulunya pernah mengalami masa-masa indah tersebut.

Saat ini penulis mencoba memberikan materi tentang permainan egrang. Mengapa egrang? Karena dalam permainan egrang terkandung banyak filosofi yang bisa diajarkan kepada anak didik.

Egrang adalah salah satu permainan tradisional yang menggunakan bambu sebagai alat/property. Kepada anak didik diperkenalkan media bambu yang bisa dipergunakan oleh orang-orang jaman dulu untuk membuat kerajinan, yang dapat digunakan dalam keseharian. Misalnya bambu dipergunakan untuk menanak nasi dalam bahasa Jawa disebut kukusan, bambu  dipergunakan untuk dinding rumah yang biasa disebut gedhek, dan beberapa contoh yang lain, yang bisa membuat anak didik mengenal dan mengetahui berbagai manfaat dari bambu.

Dahulu orang menganggap permainan egrang identik dengan permainan untuk anak laki-laki. Namun di jaman milenial ini, sesuai perkembangan jaman dan tehnologi yang sangat pesat, bagi penulis sudah tidak relevan lagi. Hal ini dikarenakan banyaknya manfaat yang bisa didapatkan dalam permainan egrang, di antaranya melatih keseimbangan, melatih kerjasama ketika sedang memulai latihan, mengeksplorasi gerakan-gerakan dalam permainan egrang sehingga bisa mendapatkan formasi yang indah ketika diaplikasikan dalam tarian, dan tidak membahayakan baik bagi anak laki-laki maupun perempuan untuk memainkan permainan egrang ini.

Inilah hal yang menarik bagi anak-anak ketika mereka pertama kali diperkenalkan dengan permainan egrang. Anak-anak yang terbiasa dengan gadget/handphone terbiasa dengan permainan hasil dari unduhan maupun aplikasi yang ada di gadget mereka menjadi sangat tertantang dengan permainan tradisional ini.

Pertama, mereka diajak untuk membuat egrang dengan saling membantu menjadikan tumbuhnya kembali rasa gotong-royong yang sempat hilang karena pandemi Covid-19, yang mengharuskan anak-anak menjalani pembelajaran melalui media daring. Dari sini mulai diperkenalkan cara-cara menggunakan bambu sebagai alat permainan.

Pada awalnya mungkin akan ada kesulitan dalam memainkannya, tetapi kesulitan itu justru menjadi tantangan bagi anak-anak untuk bisa memainkannya. Setelah mereka bisa menguasai bambu untuk permainan egrang, maka dimulailah eksplorasi gerak tari yang memasukkan permainan egrang dalam gerakannya.

Melalui media daring memberi contoh kepada anak-anak dan mengawasi mereka bereksplorasi dalam penggarapan gerak tari, menjadikan pendidik menjadi lebih dekat dengan anak didik karena terjalin komunikasi aktif di antara mereka. Ketika sudah didapatkan gerakan yang serasi maka mulailah mencari musik untuk mengiringi tarian tersebut dengan durasi yang tidak terlalu panjang. Dengan durasi tarian antara 5 sampai 7 menit tidak terlalu memberatkan bagi anak-anak untuk ikut serta berekspresi melalui seni tari. Kemudian bisa dikembangkan dengan aplikasi dari gadget yang mereka miliki untuk membuat rekaman video dari masing-masing anak di rumah, dengan beberapa teman untuk membentuk sebuah tarian kelompok.

Hal ini menjadikan anak-anak lebih kreatif karena bisa memadukan antara permainan tradisional dengan aplikasi modern yang biasa mereka mainkan sehari-hari. Dari sini didapatkan hal-hal menarik yang bisa ditambahkan dalam video tarian egrang mereka. Anak-anak selalu mendapatkan ide baru yang menarik untuk dijadikan bahan dalam proses pembuatan video tari, baik dalam penyajian yang sederhana maupun dengan memakai kostum yang disesuaikan untuk menyajikan tarian egrang ini.

Setelah proses pembuatan video tari egrang ini, anak-anak bisa mendapatkan beberapa manfaat sekaligus, antara lain mengetahui kegunaan-kegunaan dari bambu dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat tempo dulu. Mengenal beberapa permainan tradisional, dan berkreasi memadukan permainan tradisional egrang dalam tarian egrang dengan aplikasi kekinian. Sehingga anak-anak menjadi lebih kreatif dan menjadikan kegiatan yang positif dalam memainkan gadget/hanphone yang menjadi keseharian mereka. Hal ini juga menjadikan rangsangan bagi sistem motorik anak-anak untuk bergerak dan berkreasi. Semoga bisa menjadikan bekal bagi anak-anak untuk lebih berkreasi dan berkarya bagi masa depan mereka.

Editor: Cosmas