Ilyas Pilih Diam, Anung Tanpa Strategi

Spread the love

#Perebutan Ketua Golkar Karanganyar Panas

KARANGANYAR,POSKITA.co – Pertarungan dalam perebutan ketua DPD II Golkar Karanganyar seperti api dalam sekam, Senin (14/9). Pasalnya, partai berlambang pohon beringin ini dari luar tampak adem ayem, ternyata di dalamnya begitu panas membara. Apalagi kedua calon bisa dikatakan satu putra mahkota dan calon lain merupakan putra idiologis sang raja. Kondisi sangat kentara, mengingat kedua kandidat kuat Ilyas Akbar Almadani dan Anung Marwoko memilih diam membisu dalam melakukan pertarungan politik internal Golkar Karanganyar. Meski begitu, untuk memenangkan perebutan ketua partai tersebut, keduanya tentunya lakukan lobi-lobi politik di tingkat DPP maupun DPD I Golkar. Bahkan pertarungan itu membuat 17 Pimpinan Kecamatan (PK) DPD II Golkar Karanganyar pecah.

Berdasar informasi yang dihimpun menyebutkan, sang putra mahkota Ilyas Akbar Almadani dinilai mempunyai potensi kuat untuk bisa memenangkan pertarungan tersebut. Mengingat dari dukungan ayahnya Yuliatmono yang juga Sekjen DPD I Golkar Jateng. Sayangnya keunggulan tersebut tidak diimbangi dengan komunikasi politik yang baik dari Ilyas. Pasalnya, saat dimintai tanggapan soal dukungan terhadap dirinya untuk menjadi nahkoda sebuah kapal besar yang targetnya berlabuh di AD 1 Karanganyar memilih diam membisu. Sehingga tidak menutup kemungkinan bila Ilyas menjadi nahkoda kapal besar, tetap dikendalikan sang raja. Lantaran saat dimintai klarifikasi soal pencalonannya menjadi kandidat ketua Golkar melalui WA awak media, Ilyas tak memberikan jawaban.

Di sisi lain, Anung Marwoko, kendati secara kekuatan mungkin sangat kecil mempunyai peluang untuk memenangkan pertarungan tersebut. Namun sebagai kader partai, dinilai wajar untuk ikut bertarung dalam bursa ketua DPD II Golkar Karanganyar. Tentunya yang menjadi pertanyaan besar, adakah kekuatan besar dibalik kader muda ini berani bertarung dalam bursa Ketua DPD II Golkar Karanganyar.

“Saya tidak akan komentar apapun, apalagi strategi sama sekali tidak,” ucap Anung dengan membatasi ucapannya saaat dihubungi telepon pribadinya.

Sedangkan salah satu tokoh Golkar Karanganyar mengungkapkan, dengan molornya Musda dari jadwal yang ditentukan memang hal yang aneh. Karena Karanganyar yang tidak ada agenda Pilkada, seharusnya lebih dulu kelar.

“Namun dengan molornya Musda, berarti kekuatan maupun kekuasaan yang selama ini dianggap besar perlu dipertanyakan,” sindir kader partai berlambang pohon beringin yang enggan disebut namanya ini.

Sedangkan Ketua harian DPD I Golkar Jateng Wihaji, untuk calon yang mengetahui persis tentunya DPD II Kabupaten masing-masing.

“Kami tidak tahu siapa calon yang diusulkan. Tentunya yang mengetahui malah tentunya kekuatan suara di tingkat kabupaten,” papar Wihaji yang juga Bupati Batang ini. (Cartens)