Prehistoric Body Theatre, Gagasan Alam Prasejarah
SOLO, poskita.co – Solo International Performing Art (SIPA) 2020 ke-12 ini mengusung tema “Recognition and Acceleration”, di hari kedua ini kembali menampilkan berbagai macam performance dari delegasi nasional dan internasional dengan tetap berdasar pada pemahaman seni sebagai sesuatu yang bertumpu pada penghargaan dan apresiasi untuk proses percepatan kemajuan serta persatuan.
Di hari kedua ini ada tiga delegasi yang menampilkan karyanya secara live di lokasi yaitu Prehistoric Body Theatre (Collaboration Work of USA & Indonesia), Mekratingrum Hapsari dan Bobby Ari Setiawan yang merupakan delegasi dari Solo.
Setelah selesai pementasan Koreografer Prehistoric Body Theatre, Ari Rudenko, Jumat (11)9) menjelaskan, adalah sebuah sanggar tari yang saling proses, dengan gagasan alam prasejarah tentang dinosaurus, makhluk purbakala yang dikenal dari museum. Dari fosil-fosil yang ditemukan di lapisan-lapisan bumi dirangkai cerita jarak waktu, kita tampilkan bagaimana kehidupan makhluk prasejarah. Dalam cerita tersebut ada tiga makhluk yang hidup di lingkungan yang sama, yaitu Hantu Sungai Neraka, sebenarnya itu nama Situs Fosil di Amerika yang terkenal. Dari sini kita pentaskan sebuah cerita kecil pemburuan dari cerita bab yang besar supaya bisa masuk di pementasan SIPA ini.
Kita sebagai manusia untuk lebih mendekati alam dan ada hadiah alam yang akan saling kembali kepada kita. Dan saya sudah cukup lama di Indonesia sejak tahun 2012, saya masuk kuliah di ISI Denpasar Bali waktu itu, sebenarnya saya dan teman-teman sudah mulai berproses sejak tahun 2016 bahkan saya dan teman-teman sudah seperti keluarga. Saya di Indonesia sudah akrab sekali dan kami saling berproses, saling support. Untuk pementasan di SIPA ini kami mulai latihan intens sejak dua bulan yang lalu berproses terus di alam, dua minggu yang lallu kami bahkan sempat latihan di Pacitan, terangnya.
SIPA sebagai wadah berkumpulnya para seniman nasional maupun internasional, pada pagelaran hari kedua ini seniman dan komunitas global terhubung melalui seni pertunjukan secara virtual dan delegasi yang memeriahkannya adalah Tranze Danza Contemporánea dari Mexico, Alisa Soelaeman (Jakarta), Gao Weijie (People’s Republic of China), Vnam Band (Vietnam), Rambat Yulianingsih (Solo), FiTA Theatre Production, UiTM (Malaysia), Karen Keyhani (Iran), Damri Aprizal (Banyuasin, Sumatera Selatan), Sur Mesure (Belgium), Gena Tango (Republic of Korea), Kang Sun OK Dance Company (Republic of Korea), Janis Brenner & Dancers (USA), Memet Chairul Slamet (Yogyakarta), Chong Kee Yoong (Malaysia) dan Putri Arum Tineung (Bandung Barat) (Aryadi)