Ambil Sertifikat PTSL Berdesakan, 461 Pemohon Tidak Jadi

Spread the love

SRAGEN, POSKITA.co – Sebanyak 461 pemohon sertifikat melalui program Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Desa Banaran, Sambungmacan, Sragen, kecewa. Pasalnya, permohonan PTSL mereka sejak 6 bulan terakhir belum juga jadi. Padahal dari total 1024 pemohon PTSL, 563 lainnya telah dibagikan, Senin (7/9). Selain itu, biaya PTSL yang disodorkan pihak panitia dinilai juga tidak transparan. Lantaran tahu-tahu pemohon diminta membayar Rp 450/bidang. Salah satu warga setempat Sri Wahyuni Sule mengungkapkan, untuk PTSL di desanya memang pengajuan awal pemohon berjumlah 1024 bidang. Hanya
saja, dalam prosesnya hanya 563 yang baru selesai.

“Sedangkan sisanya kita tidak tahu, kenapa kok belum jadi juga. Padahal untuk pengajuan program PTSL tersebut bersamaan,” tutur Sulai sapaan akrab Sri Wahyuni ini.

Diceritakan Sri Wahyuni, selain ada keterlambatan ratusan pemohon PTSL tersebut, soal pembayaran dinilai panitia juga tidak transparan. Karena biaya yang harus dibayarkan tidak sesuai dengan anggaran yang disosialisasikan awal. Para pemohon yang telah jadi sertifikatnya melalui PTSL ini, langsung ditarik Rp 450 ribu/bidang.

“Meski biaya tersebut mungkin lebih ringan dari yang diajukan awal, namun yang menjadi kejanggalan pihak panitia tidak berani menunjukkan Rencana Anggaran Belanja (RAB) proses pengajuan PTSL tersebut. Sehingga dengan sikap panitia yang tertutup itu, ditengarai rawan penyimpangan,” tandas Yuni.

Apalagi ditengah proses PTSL tersebut, kata Yuni, terjadi gejolak di internal panitia. Dikuatirkan gejolak itu mempengaruhi terhadap proses sertifikat PTSL, sehingga 461 bidang belum kelar. Ironisnya lagi, saat melakukan pembagian sertifikat PTSL tersebut, pihak panitia juga tidak menerapkan protokol kesehatan covid-19. Karena warga berjubel berdesakan saat pengambilan sertifikat di balai desa.

Sementara Ketua panitia PTSL Desa Banaran Yudha belum bisa menjelaskan secara rinci soal proses sertifikasi tanah di desa tersebut. Lantaran pihaknya hanya sebatas menjawab untuk PTSL menyelesaikan 563 bidang tanah. Sedangkan saat dimintai penjelasan soal proses PTSL lainnya, mendadak telepon pribadinya mati. saat ditelpon kembali, selulernya tidak aktif. (Cartens)