Kedelai, Komoditas Pertanian Vital di Era New Normal

Spread the love

Sumarmi

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Slamet Riyadi Surakarta

 

Sudah sejak pertengahan bulan Maret 2020 kita disarankan belajar, bekerja dan beribadah dari rumah. Sampai sekarang belum ada kepastian kapan pandemi Corona Virus (covid 19) ini akan berakhir. Akibat yang ditimbulkan wabah ini telah menerpa berbagai sendi kehidupan. Gara-gara covid 19, banyak hal telah dan akan berubah, meskipun perubahan itu bisa positif atau negatif. Perubahan positif apabila menjadi lebih baik, menimbulkan kreatifitas, meningkatkan solidaritas dan kepedulian.

Menurut penelitian, kualitas udara selama masa pandemi lebih baik karena polusi udara menurun drastis. Orang mulai terbiasa untuk menggunakan media komunikasi secara online. Sedangkan perubahan negatif adalah sebaliknya, banyak contoh seperti penurunan pendapatan, kehilangan pekerjaan, ketidakpastian masa depan, dan sebagainya.

Tatanan kehidupan, sosial, ekonomi, pendidikan dan banyak hal telah berubah akibat pandemi Covid19. Saat ini kita mulai berharap pandemi covid 19 segera berganti. Harapan itu ditunjukkan dengan rencana pelonggaran aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah. Istilah New Normal mulai muncul, yang diartikan sebagai pola kehidupan baru, meskipun situasi sudah normal dan membaik akan tetapi belum sepenuhnya akan seperti dulu. Orang harus tetap berusaha agar tetap sehat dan daya tahan tubuh terjaga dengan baik. Begitulah, pola hidup kita sehari-hari akan berubah, relasi sosial menjadi berubah. Akan tetapi ada satu hal dalam kehidupan yang pasti tidak berubah yaitu semua orang butuh makan, semua mahluk hidup butuh makanan.

Pertanian

Ada satu bidang kehidupan yang hampir tidak berubah sampai sekarang yaitu pertanian. Pertanian, saka guru penghasil pangan dan pakan ternak tetap harus berlangsung untuk menunjang kehidupan. Aktivitas pertanian tetap menggunakan media tanam, bibit dan dipelihara sampai waktunya tiba untuk dipanen.

Saat ini tanaman kedelai menjadi amat penting karena satu-satunya sumber protein nabati yang murah. Tanaman padi dan jagung juga penting, akan tetapi dua tanaman tersebut merupakan bahan penghasil karbohidrat yang sudah cukup baik pengadaan dan jumlahnya. Sistem pertanian tanaman kedelai masih memerlukan perhatian dan penanganan dari pemerintah dan berbagai pihak yang terkait, bukan hanya Kementerian Pertanian.

Kegiatan pertanian dapat dibuat mudah, sederhana dan menarik. Di beberapa media sosial ada beberapa contoh kegiatan pertanian yang dilakukan selama  masa pandemi covid 19. Salah satunya beternak lele dan bertanam kangkung dalam satu tempat, menggunakan ember besar atau lainnya. Kegiatan tersebut dapat untuk mengisi waktu, membuat aktivitas baru, tetapi dapat dipandang dalam rangka ketahanan pangan keluarga.

Orang mulai sadar bahwa kebutuhan terpenting dalam hidup adalah kecukupan pangan. Pangan menjadi hal yang sangat penting dan kegiatan pertanian terasa mudah dilakukan atau ditirukan. Dalam waktu sekitar dua bulan hasil ternak lele dan menanam kangkung dapat dinikmati dan dipanen.

Fakta lain, bahwa Indonesia adalah negara agraris, negara yang dapat mengandalkan pangan dari kegiatan pertanian. Tentu saja pertanian saja tidak cukup, karena perlu ditunjang dengan perikanan dan kelautan untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan. Jadi kegiatan pertanian mutlak terus perlu dilakukan untuk menghasilkan bahan pangan.

Pangan

Pangan adalah kebutuhan pokok semua orang. Pangan yang sehat, pangan yang bergizi, pangan yang cukup, itu yang dibutuhkan semua orang saat ini. Dulu ada semboyan yang terkait dengan pangan, yaitu empat sehat lima sempurna. Pengetahuan masyarakat  tentang hidangan pangan dalam keluarga terdiri dari sepiring nasi, semangkok sayur dan lauk. Hal tersebut dipahami sebagai sumber tenaga, vitamin dan mineral serta protein yang wajib dikonsumsi agar tubuh tetap sehat.

Saat pandemi seperti sekarang ini, kesadaran masyarakat untuk bertahan agar tetap sehat makin meningkat. Orang berusaha untuk memenuhi kebutuhan akan sumber karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan protein. Protein yang diperlukan tubuh ada dua macam: hewani dan nabati. Mengapa kedelai? Apa keunggulan kedelai?

Kedelai merupakan sumber pretein nabati yang murah dan paling banyak digunakan oleh masyarakat. Dalam kondisi pendapatan sebagian masyarakat yang menurun akibat pandemi covid 19, maka yang mampu dibeli adalah bahan pangan yang baik tetapi murah harganya. Keunggulan kedelai karena mengandung protein nabati dengan macam dan jumlah asam amino lebih banyak dibandingkan kacang-kacangan lainnya. Sembilan macam asam amino esensial yang terdapat dalam kedelai yaitu leusin, isoleusin, lisin, valin, treonin, histidin, fenilalanin, triptofan dan metionin. Protein dibutuhkan tubuh selama masa pertumbuhan dan pemulihan dari sakit. Semua anak dalam masa pertumbuhan membutuhkan asupan protein. Pada era new normal, diperlukan pertahanan tubuh yang baik. Hal ini akan terjadi jika konsumsi asupan protein jumlahnya mencukupi.

Olahan kedelai

Kedelai dapat diolah menjadi beberapa produk pangan yang penting. Kedelai merupakan bahan dasar pembuatan tahu dan tempe. Tempe dan tahu adalah bahan pangan sumber protein nabati paling murah dan paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Bahan tahu dan tempe selanjutnya bisa diolah menjadi berbagai hidangan dengan aneka rasa dan bentuk. Tempe selain dari kedelai dapat juga dibuat dari biji-bijian misalnya kara, benguk, lamtoro dan bahan lain, akan tetapi tempe kedelai yang paling banyak diproduksi dan paling  disukai. Sedangkan tahu sampai saat ini hanya dibuat dengan bahan dasar kedelai. Ada juga tahu susu tetapi dikonsumsi oleh kalangan yang terbatas.

Kedelai juga dapat dibuat minuman segar bergizi, dikenal dengan nama susu kedelai. Tempe, tahu dan susu kedelai sangat dikenal masyarakat, baik dari segi konsumsi maupun produksi. Tempe, tahu dan susu kedelai lebih banyak dibuat sebagai home industry oleh kelompok usaha kecil menengah. Ada juga variasi pengolahan kedelai akan tetapi belum dibuat dalam skala besar atau hanya selingan misalnya dicampur sebagai bahan untuk membuat kerupuk. Ada iklan di televisi menayangkan produk dari salah satu perusahaan pengolah kedelai dengan nama Soyjoy. Makanan ringan tersebut ditawarkan dapat memperlambat proses penuaan dan tidak menyebabkan kegemukan. Semua yang telah disebutkan di atas adalah olahan pangan menggunakan bahan dasar kedelai yang berwarna kuning atau putih kekuningan.

Kedelai hitam

Bagaimana halnya dengan kedelai hitam? Kedelai hitam hampir sama dengan kedelai kuning, hanya bagian kulit bijinya berwrna hitam. Sebenarnya keping biji kedelai hitam, di bagian dalamnya juga berwarna kuning. Cara menanam kedelai hitam sama dengan kedelai kuning. Tanaman kedelai hitam juga sama dengan kedelai kuning. Bedanya terletak pada warna bunga, kedelai putih bunganya berwarna ungu sedangkan tanaman kedelai hitam berbunga ungu tua. Bagi yang sudah terbiasa melihat tanaman kedelai maka dapat membedakan warna mahkota bunga kedelai, karena beda ungu dan ungu tua sangat sedikit.

Kedelai hitam dikenal masyarakat luas sebagai bahan untuk membuat kecap. Kecap yang berkualitas benar-benar dibuat dari bahan kedelai hitam, sehingga harga jualnya tinggi. Masyarakat sebenarnya juga tahu bahwa beberapa produk kecap tidak dibuat dari bahan dasar kedelai hitam. Masyarakat mempertanyakan bahan kedelai hitam diambil dari mana? Petani mana yang menanam kedelai? Untuk memenuhi kebutuhan pabrik pembuat kecap, benarkah petani sanggup terus menerus menanam kedelai hitam? Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sadar bahwa produksi kedelai hitam di dalam negeri masih sangat terbatas.

Kedelai impor

Kebutuhan  kedelai di Indonesia saat ini mencapai  3,07 juta ton per tahun. Jumlah tersebut dipenuhi dari impor sebanyak 2,5 juta ton. Beberapa laporan ilmiah menyebutkan Indonesia masih mengimport kedelai sebesar 65% untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.  Impor kedelai untuk memenuhi kebutuhan pangan sudah berlangsung puluhan tahun. Sampai saat ini Indonesia belum dapat melaksanakan swasembada kedelai. Indonesia mengimpor kedelai dari Amerika Serikat dan China. Akankah tahun ini  dan tahun depan kita akan mengimpor kedelai dari dua negara tersebut?

Era new normal menyebabkan kita harus berpikir untuk tidak bergantung kepada kedelai impor. Perlu dipikirkan bahwa dua negara produsen kedelai tersebut, saat ini juga terpapar wabah covid 19, bahkan Amerika Serikat paling tinggi jumlah penduduk yang positif menderita virus tersebut. Amerika Serikat dapat memproduksi kedelai dalam jumlah 520.000 ton. Produksi kedelai Amerika Serikat dan Cina akan mengalami penurunan akibat adanya pandemi covid 19. Penurunan produksi kedelai dari dua negara besar tersebut perlu diantisipasi dampaknya. Akibat penurunan produksi kedelai, dapat diprediksi Amerika Serikat akan menaikkan harga jual. Dan selalu akan terjadi kelangkaan kedelai di pasaran atau harga naik yang menyebabkan kerugian bagi para perajin tahu dan tempe. Setelah itu dapat diperkirakan akan terjadi demo, protes atau ancaman penghentian produksi oleh para perajin tahu, tempe. Kenaikan harga kedelai berdampak negatif karena daya beli masyarakat rendah akibat belum sembuh dari kelesuan ekonomi setelah pandemi covid 19. Oleh karena itu ketergantungan Indonesia terhadap hasil panen kedelai asal Amerika Serikat, Cina dan Brasilia harus dikurangi. Indonesia perlu meningkatkan produksi kedelai lokal, dan mengurangi besarnya impor.

Mengapa sampai saat ini Indonesia masih mengimpor kedelai? Ada beberapa jawaban. Impor kedelai dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Kedelai impor warnanya putih, butir bijinya lebih besar, harganya terjangkau. Dalam setiap karung kedelai tampak bersih, tidak ada butiran tanah yang ikut serta. Kedelai impor paling sesuai untuk membuat tahu, karena warnanya lebih putih dibandingkan dengan kedelai lokal. Jawabn lain, dengan mengimpor kedelai maka para pengimpor kedelai memperolah banyak keuntungan. Pemerintah juga tidak membatasi jumlah impor kedelai. Banyak alasan terus dibuat untuk melestarikan impor kedelai yang sebenarnya sangat merugikan para petani Indonesia. Banyaknya impor kedelai menunjukkan bahwa ketahanan pangan kita lemah.

Begitu pentingnya kemandirian pangan sumber protein nabati ini untuk dipenuhi. Sebenarnya kedelai dapat tumbuh baik di Indonesia. Indonesia adalah negara tropis dengan produksi kedelai terbesar ke lima setelah Amerika Serikat, Cina, Brasil dan India, akan tetapi hasil panennya tidak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Inilah saat yang tepat untuk menggerakkan pertanian kedelai Indonesia.

Propinsi potensial penghasil kedelai

Kedelai biasa ditanam setelah panen padi. Petani banyak yang memiliki kearifan lokal untuk menentukan saat yang paling tepat untuk mulai menanam kedelai. Jenis kedelai asal Indonesia dapat ditanam pada akhir musim hujan seperti saat ini. Beberapa daerah mulai bertanam kedelai pada akhir bulan Mei atau awal bulan Juni, tetapi ada juga yang mulai pada awal Agustus. Di berbagai daerah para petani telah memiliki kearifan lokal untuk menentukan waktu yang paling tepat untuk mulai menanam kedelai. Lima provinsi yang potensial untuk bertanam kedelai adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan. Propinsi lain seperti Sumatera Utara, Aceh, DI Yogyakarta dan Lampung juga potensial untuk mengembangkan kedelai. Sebenarnya hampir semua propinsi di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dapat ditanami dan menghasilkan kedelai.

Menurut laporan dan data di Biro Pusat Statistik tahun 2019, Propinsi yang bukan penghasil kedelai hanya satu yaitu Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Salah satu contoh propinsi yang mulai menanam kedelai adalah Kepulauan Bangka Belitung. Propinsi Maluku Utara termasuk contoh yang mulai bertanam kedelai dan berhasil, padahal kita kenal terdiri dari banyak pulau kecil. Propinsi Bali yang terkenal pengembangan pariwisata, juga penghasil kedelai. Artinya apabila ada kemauan dari pemerintah dan kesanggupan para petani maka kedelai dapat ditanam di mana saja. Menurut teori dan berdasarkan survey maka penanaman kedelai di lahan yang belum pernah sama sekali ditanami kedelai hasilnya lebih kecil dibandingkan kedelai yang ditanam di lahan yang sudah terbiasa ditanami kedelai. Oleh karena itu apabila penanaman kedelai pertama kali dilakukan dalam suatu lahan dan hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan hendaknya tidak kecewa atau putus asa. Setelah penanaman yang pertama kurang baik hasilnya maka penanaman berikutnya akan meningkat, hasil panen kedelai menjadi lebih banyak. Hasil panen kedelai yang dirawat dengan baik dapat mencapai 2 ton per hektar atau lebih.

Varietas kedelai yang sesuai untuk ditanam di tiap daerah berbeda. Menurut penelitian ada lebih dari 60 varietas kedelai yang tumbuh di Indonesia. Di pulau Jawa ada sekitar 20 varietas yang cocok ditanam. Di propinsi Jawa Timur, propinsi penghasil kedelai terbanyak di Indonesia, beberapa varietas kedelai dapat tumbuh dengan baik dan hasil panennya tinggi. Di propinsi Jawa Tengah, petani biasa menanam varietas Grobogan, Argomulyo dan Anjasmoro. Di Lampung ada varietas Tanggamus. Sebagian besar varietas kedelai yang ada sekarang ini memiliki kisaran umur tanaman 85-96 hari atau sekitar 3 bulan sudah dapat dipanen.

Masalah dan harapan

Persoalan apa yang sampai sekarang masih terjadi untuk pengembangan kedelai di Indonesia? Kesungguhan pemerintah untuk meningkatkan produksi serta posisi petani sendiri. Pemerintah perlu menyediakan benih dalam jumlah yang cukup, dengan harga yang terjangkau oleh petani. Stok benih kedelai  sering sangat terbatas sehingga petani menanam kedelai dengan benih buatan sendiri yang kualitasnya kurang terjamin. Akibatnya hasil panennya tidak sebanyak apabila menggunakan kedelai varietas unggul yang terjamin dan bermutu. Petani juga perlu diberi subsidi pupuk untuk keberhasilan penanaman kedelai. Petani kurang tertarik bertanam kedelai karena harga jual setelah panen rendah. Banyak faktor perlu disikapi terhadap masalah ini. Harga jual kedelai hasil panen dari petani rendah karena pemerintah terus menerus mengandalkan impor. Pengrajin tahu yang menyebutkan kedelai impor paling sesuai untuk produksi perlu diubah pola pikir dan kebiasaan mereka, karena kedelai lokal varietas Anjasmoro juga berwarna putih bersih. Konsumen dan semua pembeli tahu dan tempe hendaknya menghargai produk dalam negeri, termasuk dapat menerima kedelai lokal dari petani Indonesia.

Sarana untuk panen dan pengeringan hasil panen kedelai perlu diadakan untuk membantu memudahkan penanganan pasca panen. Mesin pengering hasil panen perlu ditambah jumlahnya dan didistribusikan dengan tepat kepada yang membutuhkan. Masih banyak terjadi pembelian alat dan mesin pertanian setelah dibeli tetap berada di kantor Dinas pertanian setempat. Dibutuhkan sinergi dan kerjasama yang baik antara pemerintah pusat dan daerah, antara pemangku kepentingan dengan para petani agar pertanian kedelai di Indonesia menjadi lebih baik. Apabila ada niat baik dan kesungguhan, niscaya cita-cita kemandirian pangan terutama kedelai di Indonesia akan tercapai.

Harapan kita pada era new normal ini, kegiatan pertanian terutama penanaman kedelai akan bangkit. Kedelai sangat dibutuhkan oleh semua orang sebagai sumber protein nabati dengan harga terjangkau. Tahap demi tahap perlu dilakukan usaha untuk peningkatan hasil panen kedelai lokal. Hal ini dilakukan untuk mengurangi besarnya jumlah impor kedelai. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menggerakkan penanaman kedelai di hampir semua propinsi di Indonesia.

 

Editor: Cosmas