Kreatifitas Up To Date Dalam Pembelajaran Online
Oleh: Indra Nuryanti, S.Pd
Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris
SMA Masehi Jepara
Semester dua Tahun Pelajaran 2019/2020 ini dunia pendidikan di Indonesia dikejutkan oleh banyak perubahan yang berkaitan dengan adanya pandemi Covid-19. Periode akhir tahun pelajaran yang menentukan kelulusan dan kenaikan kelas siswa ini mengubah kebiasaan rutin yang sudah berlangsung puluhan tahun. Perubahan yang paling mencolok adalah dengan ditiadakannya Ujian Nasional bagi pelajar SMA dan adanya pembelajaran online. Peniadaan Ujian Nasional tentu saja menyenangkan bagi semua pihak, baik guru maupun siswa. Sebaliknya pembelajaran onlinelah yang mengejutkan bagi siswa maupun guru.
Dari sisi siswa, mereka dikejutkan dengan banyaknya tugas yang informasinya dikirim melalui handphone. Aplikasi yang digunakan bisa WhatsApp Group atau Google Classroom dengan peraturan-peraturan tertentu juga batas waktu tertentu. Dari sisi guru, secara otomatis harus mengubah metode mengajar dari tatap muka menjadi online. Mereka yang pada awalnya tidak memakai aplikasi dipaksa harus mahir memanfaatkan aplikasi dalam proses pembelajaran mereka, dengan harapan para siswa bisa mengikuti proses pembelajaran online yang menyenangkan dan menguasai materi yang diajarkan.
Terdapat banyak aplikasi yang ditawarkan di internet yang bisa dipakai dalam pembelajaran online seperti, Zoom, Cisco Webex, Google classroom, Google meet, Edmodo, Schoology, Quizizz, Whatsapp Group, Google Form, dan Microsoft Team. Jika dalam proses pembelajaran Bapak Ibu guru ingin berinteraksi dan bisa melihat para siswa, maka mereka bisa menggunakan aplikasi Zoom, Cisco Webex, dan Google Meet. Jika Bapak Ibu guru hanya ingin pengajarannya tersampaikan ke siswa dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan, mereka bisa menggunakan aplikasi Google Classroom, Edmodo, Schoology, Microsoft Team dan Whatsapp Group. Jika Bapak Ibu guru ingin memberikan evaluasi dan ujian, mereka bisa menggunakan aplikasi Google Form dan Quiziz.
Dari semua aplikasi di atas, aplikasi Whatsapp Group dan Google Classroom adalah aplikasi yang paling populer di kalangan Bapak Ibu guru, karena bisa mengunggah materi pembelajaran dalam banyak bentuk seperti, catatan-catatan tentang rumus, bagan, tabel dan grafik, juga gambar/foto, rekaman suara dan video. Alasan lain mengapa guru menyukai aplikasi tersebut adalah karena proses pengunggahannya cepat dan praktis, juga karena hampir semua siswa mempunyai aplikasi tersebut karena mudah mengunduhnya.
Setelah mengetahui contoh-contoh aplikasi yang bisa digunakan dalam pembelajaran online, selanjutnya Bapak Ibu guru harus mengembangkan media pembelajarannya. Bapak Ibu guru bisa memilih media apa yang akan digunakan. Pilihannya bisa rekaman suara saja, video, atau gambar-gambar serta catatan-catatan lengkap dengan table, grafik dan bagannya. Media rekaman suara secara langsung bisa dilakukan melalui aplikasi Whatsapp Group ketika pembelajaran berlangsung dan siswa juga bisa meresponnya secara langsung melalui rekaman suara. Jadi para siswa seperti sedang mendengarkan penjelasan guru meskipun hanya mendengar suaranya tanpa melihat orangnya. Bapak Ibu guru juga bisa merekam dulu penjelasannya atau mencari rekaman materi baru kemudian diunggah melalui aplikasi tersebut. Begitu juga dengan video dan gambar-gambar. Bapak Ibu guru bisa membuat dengan merekam diri sendiri atau mencari materi rekaman yang sudah ada di Youtube.
Yang terakhir, tentu saja Bapak Ibu guru harus menyesuaikan materinya baik menurut kelasnya maupun semesternya. Setiap materi memilik karakter yang berbeda-beda, apakah dia lebih cocok disampaikan melalui video, rekaman suara saja atau lebih cocok memakai gambar-gambar dan catatan-catatan. Disinilah kreatifitas Bapak Ibu guru dibutuhkan. Dengan kata lain seperti pembelajaran tatap muka dimana kita harus mempersiapkan segala sesuatunya sebelum masuk kelas, dalam pembelajaran online ini juga sama, bahkan mungkin kita harus lebih serius lagi karena ini adalah pembelajaran yang baru dan berbeda dari yang biasanya.
Di masa pandemi ini, materi pembelajaran juga berubah. Pada minggu pertama proses pembelajaran online di mulai, untuk SMA di Jawa Tengah pada tanggal 16 sampai 31 Maret 2020, hampir semua guru mengkaitkan materi pembelajaran mereka dengan tema ini, Covid 19 (Corona Virus Disease yang muncul pada tahun 2019). Dalam pembelajaran Bahasa Inggris contohnya, yang mana penulis adalah merupakan guru pengampu mata pelajaran Bahasa Inggris di SMA Masehi Jepara, langsung memberikan tugas menulis teks Recount berbentuk Diary bagi siswa-siswi kelas X, karena memang materi teks Recount sudah dibahas di pembelajaran tatap muka sebelumnya. Jadi dalam tugas ini para siswa harus menuliskan apa saja kegiatan yang mereka lakukan selama mereka harus stay at home dan study from home berturut-turut selama satu minggu. Siswa-siswi kelas XI, karena materi mereka semester ini adalah teks Explanation, maka tugas yang harus mereka kerjakan adalah menulis karangan ilmiah tentang virus Corona. Siswa-siswi kelas XII yang harusnya mengerjakan soal Ujian Sekolah, dua hari terakhir dipaksa untuk jeda dan melanjutkan materi lagi dengan tema yang sama yaitu tentang virus Corona. Tugas di minggu berikutnya lebih menyenangkan lagi yaitu video project di mana para siswa harus membuat video yang bertema Covid 19.
Di sini kita bisa melihat bahwa kreatifitas juga dipengaruhi oleh situasi yang terjadi di masyarakat sekitar kita bahkan oleh peristiwa-peristiwa di dunia. Dengan kata lain kreatifitas guru harus up to date. Respon siswa juga sangat menyenangkan. Mereka mengerjakannya dengan gembira dan penuh semangat dengan memanfaatkan layanan internet dari handphone mereka untuk mencari referensi dan sumber-sumber informasi untuk mendukung karangan/presentasi mereka.
Jadi, selain harus memahami metode pembelajaran online, media-media dan aplikasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran online, hal yang tidak kalah penting yang harus dikembangkan oleh Bapak Ibu guru adalah perkembangan wawasan, pengetahuan, ilmu dan pengalamanan yang lebih dan terus meningkat tentang pendidikan dan anak didik dalam era digital ini. Jadi Bapak Ibu guru tidak boleh berhenti berkreasi dalam mengajar dan mencari sumber kreatifitas belajar mengajar baik dari internet maupun pengembangan dari apa yang sudah dilakukan sebelumnya.
Dengan terus mengembangkan diri dan membuka wawasan tentang pendidikan dan anak didik, niscaya proses pembelajaran online, yang entah akan sampai kapan dilaksanakan, dari materi yang kita ampu akan tetap menarik, menyenangkan, dan memudahkan para siswa untuk memahaminya.
Editor: Cosmas