Pembelajaran Bermakna Bilangan Pecahan di Masa Pandemi

Spread the love

Oleh: Sutrisni  SSi

SMP Negeri 2 Jatiyoso, Karanganyar, Jawa Tengah

 

Di masa pandemi corona melanda di berbagai daerah, siswa diwajibkan untuk belajar di rumah. Kegiatan KBM di sekolah yang melibatkan berkumpulnya anak-anak dikhawatirkan akan mempercepat penyebaran virus tersebut.

Selama belajar di rumah guru tetap diwajibkan untuk memberikan bimbingan secara online. Pembimbingan yang dilakukan bisa dengan E-Controling dari setiap tugas yang diberikan. Tentu guru harus memiliki strategi agar mampu menggerakkan siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan yang bertujuan agar siswa mampu memahami materi bilangan pecahan dengan baik.

Tugas yang diberikan tidak hanya berupa soal-soal yang terkadang justru membuat anak merasa bosan. Akan tetapi bisa berupa kegiatan yang menyenangkan. Hal tersebut bertujuan agar anak-anak lebih semangat dan pembelajaran yang dilakukan terasa menyenangkan.

Pada materi kelas 2 Sekolah Dasar anak-anak telah dikenalkan dengan bilangan pecahan. Terkadang sulit untuk membuat anak mengerti dengan bilangan pecahan. Oleh karena itu, hendaknya guru merancang sebuah metode pembelajaran bermakna atau yang kita kenal meaningfull learning. Pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang menyenangkan yang diharapkan siswa akan dapat meraup informasi secara utuh tentang bilangan pecahan ini sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi.

Seorang ahli psikologi pendidikan, David Ausubel (1963) menyatakan bahwa bahan pelajaran yang di pelajari harus “bermakna” (meaningfull).

Pelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi atau materi baru dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif seseorang. Struktur koknitif adalah fakta-fakta, konsep-konsep,  dan generalisasi-generalisasi yang telah di pelajari dan diingat siswa. Mengaitkan konsep pada bilangan pecahan dengan kehidupan nyata dapat membuat pemahaman anak tentang bilangan pecahan menjadi lebih baik.

Pada pelajaran matematika kita mengenal bilangan sebagai suatu kumpulan angka. Jika diurutkan dari sebelah kanan yang menempati urutan paling kanan adalah sebagai bilangan satuan, selanjutnya puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya.

Secara umum bilangan terbagi menjadi beberapa macam yakni bilangan bulat, bilangan pecahan, bilangan prima, bilangan cacah, bilangan asli, bilangan nol bilangan real, bilangan rasional, bilangan irrasional, bilangan positif, bilangan negatif, bilangan ganjil, bilangan genap, bilangan komposit, bilangan kuadrat, bilangan kompleks, dan bilangan romawi. Begitu banyak jenis-jenis bilangan bukan, kali ini yang akan kita bahas adalah bilangan pecahan.

Bilangan Pecahan adalah suatu bilangan yang terdiri dari dua angka yaitu pembilang dan penyebut. Bilangan pecahan memiliki bentuk a/b  dengan b ≠ 0. a disebut sebagai pembilang dan b disebut sebagai penyebut.

Bagi anak-anak terkadang belajar mengenal bilangan pecahan adalah sesuatu yang membingungkan, akan tetapi belajar bilangan juga bisa di buat menyenangkan. Dengan cara memberikan kegiatan pada anak menunjukan bilangan pecahan pada makanan favorit mereka. Siswa di minta untuk membagi makanan favorit mereka sehingga menunjukan pecahan yang diinginkan. Untuk melakukan E-Controlling terhadap kegiatan yang dilakukan siswa bisa dilakukan dengan mengirim foto maupun  vidio kegiatan siswa.

Kita bisa melihat ketika guru memerintahkan pada siswanya untuk menunjukkan suatu bilangan pecahan, anak-anak menunjukan keunikannya masing-masing dengan memajang foto potongan makanan kesukaanya.

Ada seorang anak yang ketika disuruh menunjukkan bilangan pecahan ½ menunjukkan buah naga yang dipotong menjadi dua. Sementara anak-anak yang lain pun menunjukkan ekspresi foto yang berbeda dengan makanan kesukaannya.

Saat diminta menunjukkan bilangan pecahan ¼, anak yang menyukai  roti memotongnya menjadi 4 bagian sama besar, lalu diberi keterangan pecahan ¼. Ketika diminta menunjukkan pecahan  1/3, terlihat anak yang menyukai buah jambu memotong jambu menjadi 3 bagian sama besar, lalu diberi keterangan pecahan 1/3.

Dengan demikian anak bukan hanya mengenal bilangan pecahan dalam bentuk teori dan hanya berupa deretan angka. Tugas yang diberikan guru menjadi pembelajaran bermakna bagi siswa. Sebab konsep-konsep yang ada pada bilangan pecahan juga mampu mereka aplikasikan dalam kehidupan nyata.

Meski belajar di rumah, tetap sehat dan tak mengurangi semangat mereka untuk memahami materi bilangan pecahan di masa pandemi corona ini.

Editor: Cosmas