Menumbuhkan Budaya Literasi dengan Media Scrapbook di MTs Sholohiyyah Kalitengah Mranggen Demak
Artikel Populer
Oleh: Umi Khoiriyah, S.Pd
Guru Matematika MTs Sholihiyyah Kalitengah Mranggen Demak
Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut setiap orang memiliki kegemaran membaca dan menulis. Hal ini diperlukan guna memperoleh pengetahuan dan wawasan yang luas untuk meningkatkan kecerdasannya.
Di era pendidikan 4.0 minat baca siswa khususnya siswa di level sekolah menengah perlu ditingkatkan (Handayani, Adisyahputra, & Indrayanti, 2018). Era pendidikan 4.0 menjadi tantangan tersendiri, tak terkecuali bagi pihak madrasah Tsanawiyah dalam membentengi siswa dari dampak negatif derasnya penggunaan tekonologi terutama dalam keseharian siswa. Era pendidikan 4.0 merupakan era modern dimana adanya sistem digitalisasi hampir dalam segala aspek kehidupan, tak terkecuali dalam aspek pendidikan.
Pendidikan 4.0 tidak hanya berfokus pada pemanfaatan teknologi , akan tetapi minat baca siswa juga perlu ditingkatkan untuk menyongsong Pendidikan 4.0. Derasnya arus informasi dan teknologi di era pendidikan 4.0 ini berdampak pada semakin terbatasnya waktu yang dimiiki siswa untuk membaca. Padahal, kemampuan literasi siswa dalam membaca tentunya sangat diperlukan bagi siswa untuk tetap dapat mengikuti segala perkembangan terutama yang terkait dengan dunia pendidikan mereka (Yuriza, Adisyahputra & Sigit, 2018 ; Juhanda, & Maryanto, 2018).
Keadaan yang terjadi saat ini, pesatnya perkembangan teknologi justru membawa bangsa ini kemunduran dalam hal minat membaca. Siswa-siswa kini lebih sering menghabiskan waktu untuk menonton TV ataupun menghabiskan waktu mereka di depan layar gadget (Ana, 2015).
Hasil observasi di lapangan juga menunjukkan bahwa MTs Sholihiyyah Kalitengah Mranggen Demak, ternyata belum menerapkan secara maksimal Gerakan Literasi Sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa peran dari beberapa pihak seperti guru, orangtua, perpustakaan, dan pemerintah sangat diperlukan yang berfungsi sebagai media siswa untuk lebih mengoptimalkan aksi-aksi yang dapat mendukung dan meningkatkan terutama kemampuan literasi membaca siswa.
Budaya membaca belum mengakar kuatdalam keseharian masyarakat Indonesia yang kemudian berkorelasi dengan lemahnya budaya menulis. Hal ini yang menjadi pemandangan masih rendahnya budaya literasi di MTs Sholihiyyah Kalitengah Mranggen Demak.Oleh karena itu, untuk menjawab tantangan tersebut, pada tahun 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri No 23 Tahun 2015 yang berisi tentang pertumbuhan budi pekerti yang didalamnya mencakup Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dengan mewajibkan peserta didik membaca buku non pelajaran selama 10 – 15 menit sebelum pelajaran dimulai.
GLS bertujuan menumbuhkan budaya membaca dan menulis (literasi) pada warga sekolah, baik kepala sekolah, peserta didik, dn guru yang berujung pada kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis dan reflektif.
Dalam hal ini, MTs Sholihiyyah mencoba menerapkan beberapa kegiatan peningkatan minat baca siswa untuk mendukung gerakan literasi membaca bag siswa. Kegiatan yang diterapkan adalah seperti kegiatan 15 menit membaca sebelum memulai kegiatan belajar mengajar.
Adapun deskripsi kegiatan 15 menit membaca yang diterapkan kepada seluruh siswa adalah sebagai berikut: memberikan buku bacaan ke siswa di satu menit pertama, dilanjutkan 9 menit berikutnya siswa membaca buku bacaan dan kegiatan pilihan di 5 menit terakhir. Kegiatan pilihan ini terdiri dari siswa menceritakan kembali tentang isi buku bacaan kepada teman sebangku dan siswa melaksanakan kegiatan peningkatan minat baca.
Dalam kegiatan 15 menit Gerakan literasi di MTs Sholihiyyah ini menerapkan beberapa metode peningkatan minat baca seperti pembuatan Scapbook. Scrapbook merupakan salah satu metode seni menempel gambar atau foto pada media kertas. Penerapan metode peningkatan minat baca melalui Scrapbook terdiri dari beberapa langkah yaitu: Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 orang. Siswa membaca buku bacaan yang telah dibagikan dalam waktu 9 – 10 menit. Siswa mengumpulkan buku bacaan. Siswa memperoleh potongan gambar cerita di buku bacaan. Siswa mendapatkan media kertas, alat tulis, dan lem untuk Scrapbook yang telah dibagikan ke setiap kelompok. Siswa menyusun potongan gambar secara berurutan berdasarkan cerita di buku bacaan dalam waktu sekitar 3 menit. Siswa menulis minimal satu kalimat yang mendiskripsikan gambar yang telah disusun. Kemudian siswa mempresentasikan karya Scrapbook mereka dan bagian akhir, siswa mengumpulkan Scrapbook mereka di Pojok Baca di kelas.
Penerapan Gerakan Literasi Membacadengan metode Scrapbook di MTs Sholihiyyahsangat tepat. Para siswa sangat antusias dan senang dalam mengikuti kegiatan ini. Hal ini ditunjukan dari keaktifan siswa daam membuat Scrapbook dan mempresentasikannya. Dalam hal ini menunjukkan bahwa kegiatan 15 Menit membaca dengan berbagai metode peningkatan minat baca dan pojok baca merupakan program peningkatan mnat baca untuk mendukung Gerakan Literasi Membaca. Dengan mengoptimalkan Gerakan Literasi membaca, siswa da guru akan mendapatkan banyak manfaat untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. ***
Editor: cosmas