Belajar Pada Masa Pandemi Covid-19
Oleh: Sri Hartati, S.Pd
Guru SDN Grogol 02 Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo
Sudah hampir setengah tahun dunia ini dihebohkan dengan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Virus ini membuat dunia gempar dan kalang kabut. Hampir semua sektor terkena dampaknya. Virus ini merupakan virus baru dari varian virus corona. Cara kerja virus baru ini yaitu melalui droplet saluran pernapasan manusia.
Virus ini pertama kali muncul di Wuhan (China) pada akhir tahun 2019. Virus ini menyebar dengan sangat cepat dan tercatat sampai saat ini di indonesi sendiri sudah hampir 2 jutaan yang terindikasi virus ini. Adanya virus sampai bulan September ini juga berdampak bagi pendidikan yang ada di Indonesia terkhusus pendidikan SD. Sampai saat ini pendidikan formal/ lembaga pendidikan diliburkan dan diganti dengan system Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ataupun dalam jaringan (daring) diharapkan dengan digantinya model pembelajaran ini dapat meminilisir penyebaran dan penularan virus corona yang ada didunia terkhusus di Indoneia.
Hal yang sama juga dilakukan diberbagai belahan negara yang terpapar virus ini, selain itu pula untuk mengurangi interaksi banyak orang yang memberi ruang pada penyebararan virus ini. Karantina atau lokdown dinilai menjadi solusi yang tepat, kebijakan inilah yang diambil oleh pemerintah pusat yang ada di indonesia. Dengan meliburkan seluruh kegiatan pembelajaran pemerintah harus membuat rol model/ strategi yang dinilai efektif.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pada tanggal 24 Maret 2020 mengenai surat edaran nomor 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). Dalam hal ini kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prinsip yang diterapkan dalam kebijakan masa pandemi covid 19. Inilah yang menjadi prioritas utamanya.
Guru harus menerapkan strategi atau metode yang efektif supaya pembelajaran tetap berjalan secara optimal. Langkah yang diterapkan guru antara lain adalah:
●Menggunakan aplikasi sistem online seperti wa grup.
Wa grup adalah sebuah aplikasi dimana memungkinkan seseorang bisa chat atau berkomunikasi antara satu sama lain dengan bebas.
Bahkan bisa puluhan hingga ratusan orang. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan penyampaian tugas bisa terlaksanakan. Selain wa grup, ada pula yang menggunakan Google Clasroom ataupun Google Meet.
● Mengunakan media televisi. Program ini dilakukan dengan bekerja sama dengan Kemendikbud dengan menayangkan tayangan seputar edukasi disalah satu TV swasta yaitu TVRI sesuai dengan jadwal yang telah disediakan oleh TVRI. Pembelajaran diadakan pada jam 08.00-09.00
Tapi meskipun cara ini dianggap jitu tapi beberapa orang terutama orangtua yang berpenghasilan rendah atau ekonomi yang menengah ke bawah mempermasalahkan hal ini.
● Media televisi selain dengan media online guru mengarahkan kepada anak didiknya untuk belajar.
Karena dengan menggunakan media sosial otomatis kuota akan cepat terkuras. Sehingga orangtua harus berpikir dua kali, pertama pengeluaran bertambah yang ke dua seorang ayah atau ibu harus mengontrol anaknya dikarenakan seorang anak SD tidak bisa dilepaskan begitu saja.
Selain permasalahan di atas kendala sinyal juga berpangaruh terhadap proses pembelajaran anak, mereka yang berada di pelosok desa terpencil, tertinggal atau yang jauh dari koneksi internet sangat merasakan hal itu.
Qleh karena itu, di salah satu sekolah swasta memberikan respon dengan strategi pembelajaran bisa menggunakan online ataupun offline dengan ketentuan bila dengan offline maka protokol kesehatan harus dijaga ketat. Dengan cara ini diharapkan pembelajaran tidak terhambat walaupun di tengah wabah pandemi yang sampai sekarang belum memperlihatkan tanda-tanda penurunan, malah justru semakin bertambah secara signifikan.
Editor: Cosmas