Guru Inovatif Saat Pandemi COVID-19
Dra Sri Rahayu, M.Pd
Kepala SD N Makamhaji 05, Kartasura, Sukoharjo
Saat ini, dimana-mana, dan menjadi fokus atau centra permasalahan adalah tentang Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19. Wabah awal dimulai dari Wuhan di Cina dan menyebar sangat cepat ke wilayah lain bahkan sekarang penyebarannya telah mendunia.
Virus ini sangat ganas dan mematikan. Untuk mencegah agar tidak menyebar luas dan mengurangi jumlah kematian. Memutus rantai penyebaran virus, maka diambil langkah pencegahan antara lain: (1) cuci tangan dengan sabun atau pembersih tangan berbasis alkohol secara teratur; (2) Jaga jarak minimal 1 meter dengan orang yang batuk/bersin; (3) hindari menyentuh wajah; (4) tutup muka dengan masker saat batu /bersin; (5) Tetap tinggal di rumah untuk menjaga agar tidak tertular; (6) jangan merokok atau melakukan aktivitas yang melelahkan paru-paru; (7) menjaga jarak secara fisik, hindari perjalanan yang tidak perlu dan menjauh dari kerumunan.
Pencegahan pada point 5 dan 7, sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Dengan demikian mau tidak mau harus merubah strategi dalam Proses Belajar Mengajar. Pasukan pejuang dalam dunia pendidikan harus berinovasi dan berkreasi untuk menghadapi tantangan ini.
Penulis selaku top managerial di Elementary School pun mengambil sikap. Guru-guru harus bisa melaksanakan Daring. Di era 4.0, bukan lagi sebuah kendala, kalau pembelajaran dengan sistem Daring. Dengan pelatihan dan pembimbingan yang sudah penulis programkan jauh sebelumnya (sebelum wabah melanda) karena terkait dengan budaya kerja kreatif dan inovatif, pembelajaran daring sudah penulis latih dan bimbing untuk guru-guru. Melalui Google drive untuk segala pelaporan pendidikan dengan mengakses melalui internet (bit.ly…), guru guru tidak harus mengoperasionalkan melalui sarana laptop/komputer tetapi bisa menggunakan sarana gadget (HP android) sedang untuk pembelajaran dengan siswa, guru-guru membuat soal-soal / materi daring lewat gogle form.
Hal ini pun sarana yang diperlukan tidak harus laptop atau komputer tetapi dengan sarana gadget (HP) pun bisa berjalan lancar.
Dari permasalahan yang timbul kita bisa menyelesaikan masalah sekaligus secara langsung atau tidak langsung bisa meningkatkan kompetensi guru untuk lebih profesional di era 4.0.
Dalam konteks ini penulis melihat bahwa guru yang dari jaman batu sampai jaman digital pun tetap berinisial Guru adalah figur panutan yang di gugu lan di tiru (falsafah jawa).
Namun penulis menghimbau agar kita senantiasa selalu bersandar kepada Allah memohon petunjuk dan ampunan atas segala dosa kita, dan segera terselesaikan masalah Covid-19 ini sehingga semua akan berjalan dengan aman dan tenang dan semakin menambah peluang para pejuang pendidikan untuk berkreasi dan berinovai memajukan pendidikan tanpa rasa ketakutan adanya Covid-19.
Selamat berjuang para pejuang pendidikan dalam melawan covid-19 dengan penuh semangat.
Editor: Cosmas