Mgr Rubi Singgung Covid-19,  Para Tenaga Medis “Toh Nyawa” untuk Keselamatan Sesama

Spread the love

Semarang, Poskita.co – Tenaga medis, dokter, perawat, dan lainnya telah bekerja keras, bahkan “toh nyawa”, demi keselamatan sesama. Sebagai umat harus melaksanakan solidaritas untuk mereka.

Demikian salah satu pesan   Uskup Agung Semarang Monsinyur (Mgr) Robertus Rubiyatmoko, dalam homili Perayaan Paskah, Sabtu, (11/4/2020), didampingi Rm Antonius Budi Wihandono Pr, Vikep Semarang, dalam misa online video live streaming.   Kegiatan ini dipandu  Romo Yohannes Rasul Edy Purwanto Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang, Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Aguns Semarang Rm Heribertus Budi Purwantoro, dan Romo Herman Yosep Singgih.

“Melalui solidaritas, atau kepedulian, kita wujudkan  terutama kepada mereka yang sangat membutuhkan. Kita lihat di sekitar kita, siapa yang paling membutuhkan pertolongan kita. Mulai dari tetangga kita. Mereka yang tua dan tak berdaya lagi. Yang kadang-kadang kita lalaikan.  Mereka yang sakit. Apalagi yang terpapar oleh virus corona. Yang kadang-kadang disingkirkan oleh masyarakat, kadang justru dijauhi oleh masyarakat karena mereka takut ketularan. Termasuk para tenaga medis kita, dokter, para perawat, para karyawan rumah sakit, kadang  disingkiri, dijauhi, padahal mereka telah bekerja keras mati-matian, toh nyawa untuk keselamatan sesamanya, untuk kesehatan masyarakat,” kata Mgr Rubi, panggilan akrab dari  Monsinyur (Mgr) Robertus Rubiyatmoko.

Dikatakan Mgr Rubi, mereka-mereka inilah yang butuh perhatian kita. Justru kita harus memberikan perhatian dengan baik.  Menyiapkan apa yang menjadi kebutuhan mereka, ketika mereka harus dikarantina di rumah, tinggal di rumah.

“Kita wujudkan perhatian kita, kepada yang berkekurangan secara ekonomi. Inilah cara kita mewartakan suka cita kita, kegembiraan kita di saat yang sangat sulit. Kita semua bangkit untuk mewartakan kabar suka cita dengan penuh semangat. Siap?  Jangan lupa bahagia, dan jangan takut menghadapi segala macam peristiwa kehidupan kita. Tuhan menyertai kita sampai kapanpun,” lanjut Mgr Rubi.

Mgr Rubi berharap,  pengalaman paskah, kebangkitan, yang menghalau ketakutan, membawa sukacita.

“Bagaimana dengan kita. Kita pun bersuka cita, bergembira. Kenapa. Karena kita semua mengalami pembebasan Tuhan telah menyelamatkan kita dari kuasa kegelapan. Cahaya menghalau kegelapan hati kita, kegelapan dosa yang ada di diri kita.  Janganlah kamu takut. Ditujukan kepada kita semua, yang sedang mengalami kegelisahan, kekhawatiran, kecematan ada wabah virus corona. Takut terjangkit, kematian, kehilangan pekerjaan, dan lainnya.  Inilah saatnya membuang rasa takut, menghalau rasa takut. Dan menjadikan pengharapan. Tuhan menyertai kita. Dibarengi sikap kewaspadan dan kehati-hatian agar kita aman dari wabah corona,” kata Mgr Rubi.

Mgr Rubi melanjutkan, dalam suasana kegembiraan,  semua diajak untuk tidak takut. Untuk tidak takut menghadapai segala macam apapun situasinya. Kita yakin Tuhan akan menyertai kita, menjagai  kita, Dialah perisai kita. Melindungi dan menjagai kita dari marabahaya. Penuh kepasrahan dan pengharapan dan keyakinan berlindung pada Tuhan.

Kita diajak untuk  mewartakan kabar kebangkitan,  mewartakan kabar suka cita. Bisa kita kerjakan, bisa kita laksanakan tanpa harus keluar rumah.

“Kita wujudkan pewartaan kita, kegembiraan kita dengan mewartakan kabar keselamatan Tuhan melalui perbuatan-perbuatan baik yang nyata, yang konkrit kepada orang-orang yang kita jumpai, tetangga kita, keluarga kita.  Melalui apa? Hospitalitas, keramahtamahan, selalu menyapa orang-orang sekitar kita dengan penuh kesabaran, penuh kelembutan, termasuk kepada mereka-mereka yang mungkin membuat kita sakit hati. Ramah meskipun kita disakiti.  Yang kedua, melalui persaudaraan, yang ngrengkuh, persaudaraan yang merangkul tanpa membeda-bedakan agama, suku bangsa dan rasnya. Dibarengi dengan sikap yang penuh pengertian dan juga mau memaafkan ketika ada kesalahan di antara kita,” ucap Mgr Rubi.

COSMAS