Peran Petani untuk Ketahanan Pangan

Spread the love

SRAGEN, POSKITA.co – Para petani di Sidoharjo, Sragen mengungkap sejumlah masukan dalam Focus Group Discussion (FGD) Anggota Badan Pengkajian MPR dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Agustina Wilujeng Pramestuti di Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo.

Diskusi grup terarah itu bertema “Peran Kelembagaan Petani Sragen Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional”. FGD dihadiri ratusan orang yang berprofesi sebagai petani, perikanan budidaya dan peternak.

Berbagai usulan, masukan, keluh kesah dan harapan muncul dari para petani.

Suparmin, salah satu petani yang juga ketua Koperasi Unit Desa (KUD) di Patihan Sidoharjo mengatakan, produksi padi dari Sidoharjo pada khususnya dan Sragen pada umumnya, sudah termasuk luar biasa hasilnya. Namun dia berkeluh kesah terkait jatah pupuk petani yang disubsidi pemerintah dirasa masih kurang. Bila misalnya, sepatok sawah butuh tiga kuintal namun untuk pupuk subsidinya hanya satu setengah kuintal saja yang didapat petani.

“Hal ini terpaksa petani membeli di luar jatah subsidi. Pupuk di luar jatah subsidi itu otomatis harganya lebih mahal,” katanya. Yang kedua, saat petani sudah menanam padi dan susahnya malah saat mau panen. Sebab bila saat musim seperti ini hujan sering turun sehingga membuat harga gabah murah. Karena itu diharapkan program Serap Gabah Petani (Sergap) dibangkitkan dan diintensifkan karena sangat menolong petani.

Budi Susanto, salah satu petani dan pengusaha benih mengatakan, petani berterima kasih kepada pemerintah karena ada dana corporate pertanian untuk perbenihan. Di Sragen ada delapan kelomtan yang mendapatkan dana itu dengan jumlah luasan 210 hektar. “Diharapkan dana itu bisa dialokasikan pada Masa Tanam (MT) II atau MT III,” tutur Budi.

Dia juga mengusulkan kepada pemerintah khususnya melalui anggota DPR Agustina Wilujeng Pramestuti. Agar bantuan alsintan tidak melulu traktor, alat tanam atau alat pemanen saja. Tapi juga  berupa mesin pengering gabah yang bahan pemanasnya dari sekam.

Sementara Kanisius Sumarno, ketua Kelompok Tani (kelomtan) Raharjo di Patihan mengatakan, salah satu kendala mereka adalah harga pakan yang selalu naik. “Kami juga berharap agar ada peningkatan bantuan dari pemerintah pusat untuk para petani ikan dan peternak, sebab dari dinas pertanian daerah sangat minim,”

Menanggapi hal itu, Agustina yang juga anggota DPR dari Komisi IV yang membidangi masalah pertanian, perikanan dan ketahanan pangan mengatakan, terkait permintaan terhadap pupuk subsidi yang masih kurang, hal itu akan disampaikan kepada pemerintah. Namun dia menegaskan perlu adanya pengawasan bersama agar pupuk bersubsidi jatuh ke tangan pihak yang tepat dan membutuhkannya.

Terkait Sergap, Agustina menandaskan bila sesuai hasil rapat Komisi IV DPR dengan Menteri Pertanian, Sergap akan dijalankan kembali. “Sergap dipastikan dijalankan lagi, karena bila tidak diserap, gabah petani akan lari kemana-mana dan jatuh harganya serta tidak ada jaminan untuk dibeli,” tandasnya.

Sementara dana corporate untuk delapan kelomtan, hal itu harus disampaikan ke kementerian pertanian, sebab butuh orang yang sudah dianggap sukses. (Cartens)