PDIP Genjot Pembekalan Politik Perempuan Untuk Anak Negeri Indonesia

Spread the love

SRAGEN, POSKITA.co – Peran perempuan dalam kancah dunia politik memiliki potensi sangat besar. PDI Perjuangan melalui gerakan Perempuan Untuk Anak Negeri Indonesia memaksimalkan kader wanita untuk lebih eksis di bidang politik. Sehingga tidak sekedar menjadi pelengkap kuota 30 persen persyaratan keterlibatan perempuan dalam pemilihan umum legislatif.

Pendidik politik perempuan itu digencarkan DPD PDI Perjuangan di 28 titik wilayah Jawa Tengah. Salah satu di DPC PDI Perjuangan Sragen, Minggu (24/10). Kesempatan itu hadir sejumlah pengurus DPD PDI Perjuangan Jateng dalam membuka sekolah politik perempuan yang diikuti kader wanita partai berlambang banteng moncong putih Sragen. Diantaranya Bendahara DPD PDIP Jateng Agustina Wilujeng Pramestuti, Sumanto, Joko Purnomo. Lantas Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Ketua DPC PDIP Sragen Untung Wibowo Sukowati.

Bendahara DPD PDIP Jateng Agustina Wilujeng Pramestuti dalam kegiatan Pendidikan Politik untuk perempuan ini menyampaikan, dalam acara tersebut menekankan agar kaum hawa lebih berani tampil. Karena hampir semua keputusan strategis itu berkaitan dengan politik. Maka perempuan harus sering mendapatkan pendidikan politik. Dia menyampaikan perlunya keberanian untuk maju, menyampaikan pendapat sebagai cara perempuan Indonesia mewujudkan harapannya. Kedepan peserta akan lebih banyak dilakukan. Saat ini baru digelar 28 titik di Jawa tengah.

”Kita mempersiapkan kader perempuan untuk dijaring dalam Pemilu. Kita harus siap supaya tidak sekedar menjadi pelengkap kuota. Supaya mewarnai keputusan yang ditetapkan,” terangnya.

Kendala di lapangan, peranan perempuan banyak yang tidak siap. Kurangnya keberanian dan sebagian caleg merasa tidak seberuntung caleg laki-laki. ”Ada hambatan sendiri untuk perempuan, namun harus dicari cara agar memiliki hak dan kesempatan yang sama,” tandasnya.

Ditambahkan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan saat ini sedang memastikan potensi perempuan Sragen. ”Dengan ini menjaring kader potensial dan melihat potensi di Sragen,” ujarnya.

Dalam menjaring kader, tidak bisa dilakukan sekali saja. Namun butuh waktu dan berkelanjutan. Namun melihat di lapangan, sepantasnya perempuan-perempuan di Sragen mampu berkiprah di panggung politik. Jadi tidak sekedar menjadi pelengkap kuota.

Yuni melihat ada beberapa kader yang dinilai potensial untuk berkecimpung di bidang politik. Saat ini menurutnya yang menjadi kendala peran perempuan masih sedikit yakni faktor kepercayaan diri. ”Kalau perempuan itu soal kepercayaan diri dan kemampuan lainnya yang harus juga diasah,” terang Yuni. (Cartens)