MUI Tangkal Radikalisme Lewat Guru Agama

Spread the love

SRAGEN (poskita.co) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) terus berupaya membendung persoalan radikalisme. Salah satunya dengan menggandeng para guru agama agar menyisipkan nilai nasionalisme dalam pelajaran agama di kelas.

MUI Sragen menggandeng Polres Sragen dan Kodim 0725/Sragen untuk bersilaturahmi dengan 50 guru agama di kabupaten Sragen. Langkah ini dilakukan untuk memastikan adanya nilai-nilai nasionalisme dalam pembelajaran siswa. Tujuan utamanya agar paham radikalisme tidak menjangkit para generasi muda Sragen.

Sekretaris MUI Sragen, Muhammad Fadlan, menyampaikan agar guru agama dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menyandingkan nilai nasionalisme, Pancasila dan Kebhinekaan. Hal ini agar dalam mengantisipasi, pendidikan agama punya potensi masuknya kelompok radikalisme dari paham para teroris.

”Rumusannya konteks pemahaman dan tidak dipungkiri ada alumni salah satu sekolah di Sragen yang ditangkap Densus 88,” terang Fadlan, Jumat kemarin.

Dia menyampaikan saat ini baru 50 guru agama yang diundang. Baik guru agama Kemenag, dari Diknas maupun guru agama dari sekolah yayasan swasta. Dia menjelaskan program penangkalan radikalisme dengan menyisipkan nilai nasionalisme ini akan berkelanjutan.

”Saat ini respon dari para guru agama ini sangat bagus. Bahkan dari MUI secara nasional mendesak Kementerian pendidikan dan kemeterian Agama pelajaran tentang Kewarganegaraan dan Pancasila digalakkan lagi secara nasional,” ujarnya.

Sementara itu Kapolres Sragen, AKBP Arif Budiman, dalam kesempatan tersebut menekankan tentang persatuan. Tidak hanya persatuan dalam hal agama, namun bagaimana menguatkan persatuan dalam hal berbangsa dan bernegara.

”Untuk memecah belah yakni dengan menajamkan perbedaan yang ada. Sedangkan untuk persatuan tentu dengan menguatkan identitas persamaan yang kita miliki,” tuturnya. (Cartens)