Ketahanan Air Kurang Maksimal

Spread the love

SOLO (poskita.co) – Ketahanan air tidak maksimal sehingga pemerintah mendorong daerah dan perusahaan swasta membangun 1000 embung. Meskipun demikian untuk daya tampung air telah dibangun 49 bendungan dan 16 bendungan mangkrak diselesaikan. Hal ini dikatakan Staf Ahli Kementriam Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Firdaus Ali, usai peresmian Embung Doho di Wonogiri dan Embung Kuwung di Karanganyar, Jawa Tengah.

“Kurang maksimalnya ketahanan air di Indonesia tapi pembangunan embung dan bendungan mampu menghasilkan 12 milyar kubik air. Padahal kebutuhan air seluruhnya 19 milyar kubik air,” jelasnya.

Sehingga pemerintah mempunyai program 1000 embung. Dalam era presiden Joko Widodo kalau terbangun 1026 embung yang menyebar di daerah-daerah. Pihaknya mendorong perusahaan dan pemerintah daerah membangun embung dengan mengkomunikasikan efektif dana desa maupun APBD.

“Setidaknya dana desa 180 trilyun yang cukup besar dibandingan kementerian PUPR hanya 100 trilyun pertahun bisa mendorong embung,” tuturnya.

Lantas dibangunnya Embung Doho dengan kapasitas 15 ribu kubik air di Wonogiri dinilai embung terbesar di Jawa.

Embung Doho yang dibangun oleh Coca Cola Founfation. Kunjungan Staf Ahli Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Firdaus Ali serta Wakil Ketua Pelaksana Coca Cola Foundation Indonesia, Triyono Priyo Susilo dalam peresmian embung di Wonogiri. 

Wakil Ketua Pelaksana Coca Cola Foundation Indonesia, Triyono Priyo Susilo mengaku pihaknya selaku penyandang dana proyek Embung Doho dan Embung Kuwung. Dengan kerjasama sejumlah desa dan pemerintah telah membangun Embung Doho di desa Doho, Wonogiri dan Embung Banyu Kuwung di Karanganyar. Setidaknya, perusahaan berupaya mengembalikan air 164% atau lebih yang biasa digunakan dalam hal Water Replanisement.

“Embung ini menempati lahan kas desa seluas 2 hektar yang selama ini wilayah tadah hujan sehingga embung mampu mengairi 7 wilayah,” jelas Lurah Doho, Giri Marto Wonogiri, Agus Sartono. (Agung Santoso)