Bermodal Sepeda Berani Hadapi Pengamen dan Suporter

Spread the love

~ Tri Haryanti, Linmas Kota Solo

SOLO (poskita.co) – Menjadi petugas Perlindungan Masyarakat atau Linmas tidak membuat Tri Haryani minder. Linmas yang dulu dikenal Pertahanan Sipil (Hansip) biasa dikerjakan pria yang berusia lanjut atau pria dewasa. Namun tugas menjaga keamanan masyarakat dan wilayah di daerah justru dilakoni wanita usia 42 tahun ini.

“Ya tidak malu, mas. Semua demi tugas dan pelayanan masyarakat di Kota Solo, ” ujarnya kepada Poskita.

Pilihannya ini setelah 4 tahun lalu di PHK oleh perusahaan di saat anaknya bersekolah dan kuliah. Bermodal sepeda angin akhirnya berhasil lolos 4 tahap seleksi penerimaan petugas linmas oleh Pemerintah Kota Solo, Jawa Tengah. Meskipun bukan Pegawai Negeri Sipil tapi tekadnya membiayai anaknya hingga lulus kuliah tidak membuatnya patah semangat walaupun ada temannya yang mundur.

“Yang jelas, awalnya untuk ekonomi rumah tangga. Tapi di dalamnya, dalam menjadi linmas ada persaudaraan,” jelasnya.

Dia dipindah-pindah tugas di tiap perempatan jalan protokol Kota Solo mempunyai suka duka tersendiri. Gesekan dengan pengamen kerap dihadapinya karena telanjur teman seprofesinya percaya dengannya. Bahkan semenjak bertugas di Plaza Manahan Kota Solo selalu dihadapkan pada para suporter dan pedagang jalanan yang bandel mangkal di lokasi tersebut.

“Kalau ada pedagang mangkal di plasa maka saya tegur. Dan banyak suporter bandel mandi di plasa ya kita tegur. Kalau nekat tinggal ditegasi mas,” ujar Tri berlogat Jawa.

Dalam menjalankan tugas kalau dirinya hanya bersifat menghimbau kepada orang yang punya gerak gerik mencurigakan di lokasi tugasnya. Bahkan tak segan-segan menegur kalau berpotensi melanggar aturan wilayah maupun kejahatan. Tidak hanya itu, umpatan dan cercaan orang tidak membuatnya sakit hati karena dia sadar atas tugasnya. Dengan baju hijau beserta kelengkapan peluit, dahrem hingga Id card serta balutan kerudung hijau membuatnya yakin atas tugasnya.

“Tugas saya di Kota Solo, kalau di daerah ada tingkat kelurahan dan kecamatan,” terangnya.

Gaji yang diterimanya akhirnya sesuai UMK sebesar Rp 1,6 Juta perbulan membuat bisa menghidupi biaya sekolah dua anaknya. Bahkan jaminan BPJS Tenaga Kerja menambah yakin dalam menjaga masyarakat Kota Solo. Lantas, dalam hari Kartini berharap dengan singkat supaya wanita tetap semangat kerja dan menjalani hidup ikhlas serta bersyukur. Dia sekarang bersyukur tinggal di rumah cukup sederhana bersama suami dan dua anak di kawasan Lemah Abang RT 3/21 Kadipiro, Banjarsari, Solo. (Agung Santoso)

Caption Foto:
Tri Haryanti saat di pos Plaza Manahan, Kota Solo, Jawa Tengah.