Pengakuan Mantan Teroris Didoktrin Sebar Racun di Kantin Polisi

Spread the love

SRAGEN (poskita.co) – Para pelaku teror ternyata tidak hanya melakukan aksi dengan senjata api dan bahan peledak saja. Namun juga menggunakan strategi menebarkan racun pada sasaran, khususnya anggota Kepolisian. Rencana jahat itu diungkapkan eks anggota teroris yang sudah bertobat, Paimin (36) saat diskusi bersama Polri TNI dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sragen, di Polresta Sragen, Kamis (30/11).

Dalam kesempatan tersebut hadir Kapolres Sragen AKBP Arif Budiman, Ketua MUI Sragen KH. Minanul Aziz, dan Ketua FKUB Drs. H. Fahrudin. Selain itu hadir pula anggota Dari Kodim 0725/Sragen.

Paimin sendiri merupakan korban doktrin rekrutmen. Dia sempat mendapat pelatihan membuat racun yang ditujukan pada aparat kepolisian.

Paimin yang merupakan warga Desa Karanganyar, Kecamatan sambumacan, ini mengaku awalnya dia merupakan pedagang mie ayam di Kemayoran Jakarta. Lantas dia bertemu seseorang di toko buku. Setelah itu dia sering diajak dalam pertemuan dan seolah-olah mendapat predikat sebagai Mujahidin dengan membunuh orang yang tidak bersalah.

”Kenal sama orang itu tahun 2010, kenalan teman di toko buku. Diajak ketemu, dalam kelompok tersebut sering diajari membuat racun, yang ditujukan pada anggota kepolisian. Target Polisi karena teroris banyak menyimpan dendam pada Polisi,” tutur Paimin.

Namun pada 2011 Paimin ditangkap dan dipenjara sampai 2014. Setelah penangkapan itu dalam pikirannya merupakan hal yang tidak dibenarkan. ”Dulu dijanjikan Surga, saya tidak berpikir panjang waktu itu. Pikiran saya akan masuk surga dan menganggap itu perbuatan benar. Namun sekarang lebih baik berbakti pada Ibu untuk mendapatkan Surga,” ujarnya.

Paimin sendiri belum sempat melakukan aksi yang menimbulkan korban jiwa. Pihaknya bersyukur tidak sampai menyakiti orang lain lantaran terpengaruh paham radikal.

Dia menghimbau untuk siapa saja agar tidak mudah percaya pada orang yang kelihatannya baik, namun menjerumuskan. ”Kita lihat latar belakangnya dan pergaulannya sehingga kita lebih bisa memilih kawan karena bukan berarti kelihatannya alim itu bagus, teman saya alim semua tapi jalan yang mereka pilih salah,” ungkap dia.

Sementara Kapolres Sragen AKBP Arif Budiman menyampaikan dengan pengalaman Paimin semua bisa belajar. Dia berharap ini menjadi pencerahan dan upaya deradikalisasi untuk masyarakat. ”Apresiasi pada Paimin. Pengalaman Paimin jadi pencerahan.Insyaallah kali ini banyak manfaat,” terangnya.

Dia menyampaikan di Sragen selain Paimin masih ada lagi. Hanya saja pihaknya enggan menyebut untuk menjaga privasi dan keamanan mantan teroris.

Pada kesempatan yang sama, Ketua MUI Minanul Aziz menyampaikan teroris menurut definisi adalah orang yang menebarkan rasa takut, Teroris adalah bagian dari Radikalisme yang dibagi menjadi 2 yaitu terorisme dan fundamentalisme. (cartens)