Mengenal Lebih Dekat AKM
oleh: Istrini, S.Pd.SD
Guru Kelas 6, SD Gedangan 01 Grogol Sukoharjo
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM : literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia sera untuk dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.
Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dilakukan untuk mengukur literasi membaca dan numerasi matematika murid. Konten yang diukur pada literasi membaca dan numerasi adalah konten yang bersifat esensial serta berkelanjutan lintas kelas maupun jenjang. Tidak semua konten pada kurikulum diujikan, sehingga sifatnya minimum. AKM tahun 2021 hanya mencakup literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Asesmen literasi membaca dan numerasi pada AKM dapat ditinjau dari 3 komponen (aspek) yaitu: konten, proses kognitif, serta konteks. bagan berikut menjelaskan rincian komponen AKM literasi membaca serta numerasi.
Komponen AKM menjelaskan apa saja yang akan diujikan. Secara keseluruhan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu konten, proses kognitif, dan konteks. Dalam konten literasi, siswa akan diuji menggunakan teks informasi dan fiksi. Kemudian siswa perlu menemukan masalah, menginterpretasikan, mengevaluasi, dan merefleksikan informasi. Sedangkan dalam konten uji numerasi, siswa akan diuji kemampuan memahami, menerapkan dan menalarkan aljabar, bilangan, geometri, pengukuran data dan ketidakpastian. Kedua pengujian ini akan mengangkat konteks personal, sosial budaya, dan saintifik.
Pelaksanaan AKM menggunakan komputer dengan jaringan internet yang disiapkan oleh sekolah, atau pihak lainnya. Waktu pengerjaannya akan dilakukan dalam dua hari. Hari pertama akan digunakan untuk asesmen literasi selama 75 menit untuk jenjang pendidikan SD dan 90 menit untuk jenjang pendidikan SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Di hari pertama, siswa juga akan melakukan survei karakter selama 20 menit untuk jenjang pendidikan SD dan 30 menit untuk jenjang Pendidikan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA. Pada hari kedua, siswa akan melakukan tes numerasi dan survei lingkungan belajar dengan ketentuan waktu yang sama dengan hari sebelumnya. Setelah seluruh tes selesai dilaksanakan, hasil dari Asesmen Nasional tidak akan dilaporkan kepada siswa secara langsung, melainkan dilaporkan kepada pihak sekolah untuk mengukur dan memperbaiki kualitas dari sekolahmu. Dari hasil Asesmen Nasional ini, diharapkan para guru dapat menyesuaikan cara mengajar dan mengembangkan kompetensi serta karakter dari setiap murid.
Siapa saja yang mengikuti AKM Nasional?Untuk persekolahan peserta adalah sampel siswa Kelas 5, 8, dan 11 (dipilih secara acak).Untuk pendidikan kesetaraan peserta adalah warga belajar kelas 6, 9, 12 yang memerlukan.Setiap peserta mengerjakan AKM, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.Semua guru mengerjakan Survei Lingkungan Belajar secara mandiri.Semua kepala satuan pendidikan mengerjakan Survei Lingkungan Belajar secara mandiri.
Editor: Cosmas