Pembelajaran di Perpustakaan Meningkatkan Literasi Peserta Didik
oleh: Muhamat Sulkan,S.Pd.
Guru Bahasa Indonesia MTs Sholihiyyah Kalitengah Mranggen Demak
Tingkat literasi bangsa Indonesia masih sangat rendah. Menurut survei PISA tahun 2018, bangsa ini menduduki urutan 74 dari 79 negara dalam kemampuan membaca. Hal itu tentu disebabkan oleh banyak faktor. Kurangnya ketersediaan bahan bacaan yang menarik menjadi salah satu kendala utama. Hampir 90 % koleksi buku di perpustakaan sekolah merupakan buku mata pelajaran.
Selain itu, pengadaan bacaan di sekolah terkendala pendanaan. Banyaknya kebutuhan belanja menyebabkan pembelian bahan bacaan dikesampingkan. Seolah kebutuhan sarana lain dianggap lebih penting.
Di era serba digital ini, sirkulasi informasi bergerak begitu cepat. Ribuan informasi dapat kita terima dalam hitungan jam. Tanpa kekampuan literasi yang tinggi, seseorang tidak akan mampu mengkritisi informasi yag diterimanya. Akibatnya, orang akan mudah sekali turut menyebarkan (share) informasi hoaks.
Perlu solusi yang tepat untuk mengatasi hal tersebut. Guru merupakan komponen yang memiliki peran penting dalam meningkatkan budaya literasi. Di era digital ini hampir semua peserta didik kita memiliki telepon pintar. Segala informasi mudah diterima mereka. Hanya saja anak-anak belum memiliki sikap bijak dalam memanfaatkan gawainya. Mereka cenderung menggunakannya untuk main game dan bermedsos secara tidak sehat. Kondisi menjadi sulit ketika tanpa adanya pengawasan dari guru atau orang tua.
Untuk itu, kita perlu memberi bimbingan intensif agar mereka memiliki kesadaran memanfaatkan gawainya untuk kegiatan literasi. Kemampuan literasi digital harus ditanamkan sejak dini. Budaya literasi harus selalu diimplementasikan dalam setiap kegiatan belajar mengajar di kelas. Peserta didik harus selalu kita ajak untuk menganalisis informasi mana yang berupa fakta dan mana yang opini.
Cara lain untuk meningkatkan budaya literasi tentu memaksimalkan perpustakaan sekolah. Koleksi perpustakaan sekolah harus dilengkapi dengan bacaan-bacaan umum yang menarik. Jika sudah tersedia bahan bacaan yang bergizi, peserta didik perlu diarahkan untuk selalu mengunjungi perpustakaan. Untuk itu setiap guru perlu membuat perencanaan KBM dengan memanfaatkan perpustakaan minimal tiga kali dalam setiap semester.
Upaya meningkatkan literasi dalam pelajaran bahasa Indonesia materi Mengidentifikasi Unsur Pembangun Teks Cerita Pendek dapat dkiterapkan dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI). Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan Group Investigation adalah strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode GI mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus. Dalam kegiatan investigasi, dapat memanfaatkan kunjungan perpustakaan.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut: Langkah pertama, guru membentuk kelompok yang terdiri dari 3 atau 4 peserta didik. Guru juga membagi tugas peserta didik untuk mengidentifikasi unsur pembangun teks cerita pendek. Langkah kedua, guru menyampaikan materi unsur-unsur pembangun teks cerpen. Langkah ketiga, guru memberikan tugas kepada peserta didik secara berkelompok untuk mencari informasi tambahan mengenai unsur pembangun teks dan contoh teks cerpen dengan mengajak mereka berkunjung ke perpustakaan. Guru selalu mendampingi peserta didik saat kunjungan ke perpustakaan. Langkah keempat, berdasarkan tugas masing-masing yang telah ditentukan, peserta didik mengidentifikasi unsur pembangun teks cerpen yang telah ditemukan. Hasil kelompok dipresentasikan di depan kekas. Peserta didik lain menanggapi hasil presentasi. Kelompok dengan hasil terbaik diberi reward.
Kegiatan investigasi dengan berkunjung di perpustakaan dapat meningkatkan motivasi belajar mengidentifikasi teks cerpen pada peserta didik kelas IX MTs Sholihiyyah Kalitengah Mranggen Demak. Hal itu karena peserta didik akan merasa senang berkunjung ke perpustakaan dengan koleksi buku umum yang menarik. Selain itu guru dapat mengajak peserta didik untuk senang berliterasi.
Editor: Cosmas