Kirab Umbul Mantram, Doa Pembuka Grebeg Sudiro di Kampung Sudiroprajan, Solo
SOLO, POSKITA.co – Umbul Mantram menjadi doa pembuka dalam rangkaian kegiatan Grebeg Sudiro,yang diadakan mulai 16 hingga 31 Januari 2025, di Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Kota Solo.
Umbul Mantram merupakan prosesi upacara sakral, bentuk rasa syukur atas segala berkah yang di berikan Tuhan, Umbul Mantram sebagai simbol nilai-nilai falsafah dan filsafat hidup.
Acara diawali Kirab Umbul Mantram mengelilingi wilayah Sudiroprajan dengan mengusung dua jodang, yaitu jodang Lanang dan jodang Wadon, masing-masing jodang membawa simbul keberagaman dan keseimbangan gender dalam kehidupan masyarakat Sudiroprajan.
Tradisi Grebeg Sudiro sendiri merupakan festival budaya yang telah berlangsung selama 16 tahun. Acara ini menjadi simbul akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa dengan mengangkat tema “Harmony In Diversity”.
Arsatya Putra Utama, Ketua Panitia menjelaskan Umbul Mantram Merupakan prosesi doa dan awal dimulainya rangkaian kegiatan Grebeg Sudiro 2025 ini.
“Jadi Umbul Mantram adalah sebuah prosesi doa, ngalab berkah, dan awal rangkaian kegiatan , bertujuan agar segala rangkaian kegiatan Grebeg Sudiro berjalan dengan lancar dan tanpa ada kendala apapun,” jelas Arsa, Kamis, 16 Januari 2025.
“Di dalam kirab Umbul Mantram ada dua gunungan yang berisi potensi-potensi dari Kelurahan Sudiroprajan yang kita sajikan dalam bentuk jodang gunungan lanang dan wadon yang menjadi ikonik,” tambahnya.
Arsya menambahkan setelah prosesi Umbul Mantram ini selesai masih ada prahu wisata, ada basar UMKM, ada karnaval budaya dan ada semarak Harmoni, dan kembang api.
“Semoga semua berjalan dengan lancar dan tanpa kendala apapun jadi seluruh kegiatan yang kita bersamai di Grebeg Sudiro ini lancar dan aman, aamiin,” pungkasnya.
Wali Kota Solo Teguh Prakosa, dalam sambutannya berharap budaya lain di setiap Kelurahan maupun Kecamatan, bisa mengikuti jejak Grebeg Sudiro yang masuk dalam Kalender Event Nusantara. Sudiroprajan terkenal dengan masyarakatnya, dengan budaya Jawa dan Tionghoa. Hal itu sudah berjalan cukup lama.
“Sudiroprajan ini menggali budayanya luar biasa dan ini satu-satunya Event Nasional Kota Solo. Harapannya Kelurahan lain juga bisa masuk di Kalender Nasional Kementerian. Kalau masuk Kalender event Kementerian berarti ada support pendanaan. Kalau ada support, kemeriahannya luar biasa dan bisa mendatangkan sisi ekonomi masyarakat menengah ke bawah,” ucapnya.
Setelah selesai doa, ditandai dengan pelepasan beberapa burung dan unggas, semakin meriah dengan dimulai perebutan gunungan oleh Masyarakat yang hadir. (arya)