Ini Surat untuk Ayah, Isinya Sungguh Menyentuh…

Spread the love

ilustrasi: liputan.co.id

Setiap tanggal 12 November, dirayakan sebagai Hari Ayah. Peringatan Hari Ayah awalnya diadakan di Solo yang dipelopori oleh Putra Ibu Pertiwi (PIP). Untuk memperingati Hari Ayah, SMP Kebangsaan Bharata Karanganyar mengadakan lomba menulis surat untuk ayah.

Gres Raja, Kepala SMP Kebangsaan Bharata Karanganyar telah memilih surat terbaik. Berikut ini yang Terpilih sebagai surat terbaik lomba menulis surat untuk Ayah di Hari Ayah Nasional Indonesia, 12 November 2024 di SMP Kebangsaan Bharata.

Surat seorang anak putri SMP untuk ayahnya yang merantau ke Sumatera dan jarang pulang.

Hallo ayah ini anak ayah, yang udah besar, yang udah gadis. Aku mau bilang sama ayah, aku bilang di surat ini karena aku gak bisa bilang langsung ke ayah.

Terimakasih ayah, ayah sudah menemaniku dari sejak aku masih di rahim ibuku. Engkau yang selalu ada saat aku membutuhkanmu, saat aku sedang kesusahan, Saat aku membutuhkan pertolongan, ayah terima kasih karena engkau selalu ada untukku.

Ayah setelah sekian lama akhirnya aku “sadar kenapa”? Sadar karena yang kupikirkan ternyata salah. Karena aku berpikir engkau jahat, engkau selalu mengabaikanku. Tapi ternyata engkau tidak sejahat seperti yang kupikirkan, dan yang kubayangkan.

Malu rasanya jika aku harus menyerah begitu saja. Menyerah dengan keadaan yang tidak sebanding dengan jerih payahmu ayah.

Kau tidak pernah mengucapkan kata lelah. Kau juga tidak pernah mengeluh jika setiap hari kau harus bekerja. Kau sangat lihai
dalam menyembunyikan rasa lelah dan keluh kesah. Kau selalu tersenyum. Padahal aku tau, betapa lelahnya ayah di luar sana.

Meski kita tahu, kita berjauhan, meskipun engkau jauh di mataku, meski kita tidak setiap hari bertemu, meskipun kita hanya berkomunikasi menggunakan hp. Itu tidak akan membuat kita mempunyai rasa saling benci dan menambah rasa saling menyayangi.

Ayah, terimakasih engkau telah menemaniku sekolah dengan cara berjauhan. Setelah kita 7 tahun hampir saling tidak bertemu. Meski kita jarang bertemu hanya karena ekonomi tetapi aku akan tetap terus menyayangimu selamanya.

Ayah aku rindu engkau, kita pernah merasakan di titik terendah kita yaitu saat 2021, masa-masa COVID-19. Satu tahun engkau tidak kemari, yang biasanya satu tahun sekali. Kini kita tidak bertemu di masa itu. Aku hanya bisa menangisi engkau, dan juga berdoa kepada Tuhan. Sejak saat itu aku berpikir seberapa pentingnya peran ayah bagi anaknya.

Anakmu yang dulunya engkau gendong, peluk,selalu bermain bersama, kini dia telah remaja, dia sudah bisa merasakan sakit jika aku engkau tinggalkan.

Aku harus ikhlas, ayah, aku ikhlas kalau semuanya kini harus di pundakku.

Tolong ajak aku keliling kota ini lagi, sambil engkau ceritakan tiap-tiap sudut bangunan, rumah, dan manusia-manusia yang katamu: “Nanti kalau kamu sudah dewasa, kamu akan seperti manusia-manusia dewasa itu nak”.

Tapi dari 24 jam dalam sehari, aku gak bisa kelihatan kuat terus.

Bajingan, ya.
Selalu saja ada malam yang habis dengan menangis.

Gapapa kan ngeluh.
Sebentar? ini terlalu capek.

Ternyata hari dimana aku bermain dengan ayah adalah hari paling baik yang ternyata aku ingin ada di sana lagi.

sayangnya, waktu terus berjalan dan semuanya terasa begitu cepat.

Ayah, dimana pun engkau berada aku sebut itu rumah.
Dan kau tetap hidup di aliran darahku selamanya.

Kini kupeluk sebagian darimu yang tetap tinggal di tubuhku.

Kupeluk tubuhku sekali lagi lebih erat, karena aku percaya ada kau di dalamnya.

Pak
Anakmu memang nakal
Anakmu memang harus kau arahkan. Aku ingin berbincang tentang hariku yang mungkin tak lebih berat darimu

Pak, bolehlah aku memelukmu?

Gimana ya rasanya dipeluk sama ayah ketika dunia lagi hancur-hancurnya?

Dua hal yang aku inginkan saat ini: pertama, semuanya baik-baik saja, kedua, ayahku memelukku

“Aku harus kuat”

Terimakasih ayah untuk semua yang telah engkau berikan, sekali lagi aku berterimakasih padamu ayah.

Ayah selamat Hari ayah 12 November, engkau telah berkorban banyak untukku. Terimakasih ayah aku sayang ayah selamanya. Maafkan anakmu ini yang selalu melawan katamu, Terimakasih untuk kasih sayangmu selama ini. Terimakasih ayah sekali lagi selamat hari ayah.

And I love that you are the father of your beautiful only child to my greatest father in the world.

Penulis Surat: Jesica Yuni Anggraini, Kelas 7 SMP Kebangsaan Bharata