Siswa SMPN 1 Delanggu Klaten Semangat P5 dalam Membuat Batik Jumputan
KLATEN, POSKITA.co – Dalam rangka menyukseskan program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), setiap sekolah terus berinovasi dengan berbagai program kegiatan bagi siswa dengan menumbuhkan semangat potensi kearifan lokal. Klaten ini gudangnya berbagai kreasi kearifan lokal, seperti batik, ecoprint, membuat hidroponik, hidupkan aneka permainan tradisional, seni budaya dan lainnya.
Demikian dikatakan Kepala SMPN 1 Delanggu, Klaten, Ernawati, SPd MPd saat dihubungi redaksi pekan lalu. Dalam menumbuhkan semangat kearifan lokal, pihak sekolah mengundang atau menghadirkan pelaku pembuatan batik jumputan dan menularkan ilmunya ke segenap siswa kelas 8 sejumlah 222 anak. Untuk kelas 7 sejumlah 222 anak juga diberikan materi membatik jumatan ala cibori.
Karena tempat terbatas, maka anak-anak selama kegiatan P5 membuat batik jumputan ini berada di halaman sekolah. Dan terbagi dalam dua sesi, sesi pagi dan sesi siang. Karena yang membimbing atau melatih dari lembaga ketrampilan batik jumputan hanya ada 2 orang dan setiap wali kelas dan guru sekolah juga ikut mendampingi.
“Dengan adanya kegiatan P5 berupa membatik jumputan ini, harapnnya siswa SMPN 1 Delanggu benar-benar semakin cinta dengan batik sebagai produk kebanggaan bangsa Indonesia. Di Klaten ini juga ada batik Bayat yang juga sangat khas dan siswa juga dikenalkan adanya batik Bayat. Dalam perkembangannya di Klaten juga merebak adanya batik jumputan, batik ecoprint, batik ciprat dan lainnya,” jelas Ernawati yang juga pengurus Dewan Kesenian Kabupaten Klaten.
Dalam mengawal kemajuan dan prestasi siswa, dalam kepemimpinannya, Ernawati juga menerapkan semangat kerjasama dan kolaborasi dengan pihak luar sekolah. Potensi guru yang ada dimaksimalkan dan demi mengoptimalkan kegiatan P5, sekolah juga menghadirkan lembaga pelatihan atau ketrampilan yang mendorong terbangunnya semangat siswa dalam berkarya dan berinovasi.
Seperti dalam kegiatan P5 membatik jumputan ini, ada beberapa nilai karakter yang dicapai, yaitu semangat kemandirian, tanggungjawab, gotong-royong dan kreatifitas. Untuk kelas 7 SMPN 1 Delanggu sejumlah 222 anak, jelas Ernawati, juga diberikan kegiatan membuat batik jumputan ala cibori yang awalnya berasal dari Jepang dan saat ini dikembangkan di tanah air.

“Alhamdulillah, setiap ada agenda P5, siswa sekolah kami ini selalu ceria dan merasa nyaman dengan proses pembelajaran yang diberikan. Termasuk saat mengikuti proses pembuatan batik jumputan yang terbagi dalam beberapa kelompok per kelasnya. Masing-masing kelompok siswa ada 4 anak dan semuanya harus bekerjasama dan gotong-royong wujudkan hasil batik jumputan yang bagus,” ungkap Ernawati saat dampingi siswa SMPN 1 Delanggu atau Essade dalam pembuatan batik Jumputan, Rabu (9/10/2024) siang.
Terpisah, Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMPN 1 Delanggu, Anggonowati, SPd, menambahkan, sebelum praktek membuat batik jumputan, siswa diberikan wawasan dan teori terlebih dulu. Dan masing-masing kelompok diberikan alur atau proses pembuatan batik jumputan dengan benar agar hasilnya maksimal.
Untuk pembuatan batik jumputan ini, segenap wali kelas dan guru pendamping diminta bisa hadir memotivasi siswa. Karena dalam prosesnya memang ada unsur pewarnaan, maka demi kebersihan dan kenyamanan, lokasi praktek pembuatan batik jumputan dilakukan di halaman sekolah. Dan batik jumputan yang sudah selesai diproses, dijemur atau diangin-anginkan dan jangan sampai langsung terkena sinar matahari.
“Semoga dengan adanya kegiatan P5 berupa pembuatan batik jumputan ini, segenap siswa ke depannya bisa semakin terasah dan di masa mendatang kalau tertarik juga bisa lebih mendalaminya dengan terjun di kewirausahaan. Nilai-nilai karakter sangat terasa dalam kegiatan P5 membuat batik jumputan ini dan hasilnya bagus-bagus. Proyeksi kain batik jumputan ini memang untuk tamplak meja dan kalau mau untuk dipakai untuk kerudung bisa memakai kain jenis lainnya,” ungkap Anggonowati. (Hakim)