Gemblegan Wayangan, Penampilan Kocak Gareng Pariyun dan Eka Uget-uget Bikin Ratusan Warga Tertawa
KLATEN, POSKITA.co – Ratusan warga Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten, terlihat bahagia menyaksikan pentas wayang kulit semalam suntuk bersama dalang Ki Subarjo Eko Asmoro, SSn SPd dengan lakon Banyu Suci Perwitasari di Taman Gema Jaya Gemblegan, Jumat (24/8/2024) malam.
Bintang tamu yang tampil dalam pentas wayang kulit ini Sinden Suki, Gareng Pariyun dan Eka Uget-uget. Sejumlah tamu undangan juga terhibur menyaksikan guyonan ketiga bintang tamu ini, termasuk Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daeerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) dan Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo Prof. Dr. H. Paiman Raharjo, MSi.
Hadir pula Camat Kalikotes Kliwon Yoso, AP, Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Kalikotes Kumpul Hartadi, SE, Kapolsek Kalikotes Ipda Ryan Dwi Prabowo, SH MAP, Paguyuban Kepala Desa se Kecamatan Kalikotes, Kepala Puskesmas Kalikotes drg. Tri Sakti Handayani, Kepala SMPN 1 Kalikotes Anik Ariastuti, SPd MPd, Kepala SDN 1 Gemblegan Suharti, SPd MPd, Sri Mulyono, SE (mantan Direktur Admnistrasi dan Keuangan PDAM Tirta Merapi Klaten), dan tamu undangan lainnya.
Kepada redaksi Kades Gemblegan H. Waluya mengatakan, acara ini digelar dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-79 tahun 2024 dan sekaligus menyemarakkan Hari Jadi Klaten ke-220. Wayang kulit ini dipandang menjadi ajang menarik dalam mensosialisasikan program Pemdes Gemblegan kepada masyarakat.
Ada puluhan UMKM hadir di pentas wayang kulit ini dengan berjualan aneka makanan, minuman dan permainan anak-anak. Kades Waluya berharap, dengan mengadakan pentas wayang kulit ini, selain bisa nguri-uri kabudayan jawi, melestarikan seni budaya, juga bisa mengangkat roda ekonomi Desa Gemblegan dengan adanya puluhan warga yang berjualan dan meramaikan acara wayangan.
“Semoga dengan adanya hiburan rakyat dengan pentas wayang kulit dengan dalang Ki Subarjo Eko Asmoro, SSn SPd dengan lakon Banyu Suci Perwitasari di Taman Gema Jaya Gemblegan ini, masyarakat bisa terhibur dan warga guyup rukun nyengkuyung program pemerintah Desa Gemblegan. Desa Gemblegan tetap jaya,” jelas Waluya.
Sebelum menutup kata sambutan di acara ini, Kades Waluya membagi-bagikan uang kertas senilai Rp 100 ribu kepada puluhan anak-anak yang ikut menyaksikan dengan niat bersedekah. Memang sosok Waluya yang juga menekuni usaha Batik Fendy ini dalam bekerja mengedepankan kekuatan langit dengan senang bersedekah kepada sesama. Dengan senang bersedekah, insya Allah akan memudahkan segala urusan yang ada.
Dalam kata sambutannya, Wamendes PDTT RI Paiman mengaku akan menggelar pentas wayang kulit di akhir tahun 2024 mendatang. Sebenarnya di bulan Agustus 2024 ini, sempat terpikirkan dan direncanakan menggelar wayang kulit, tapi karena dalang wayang kulit semua padat atau sudah mengisi wayangan di lokasi lain, akhirnya rencana Paiman menggelar wayangan digeser pada pergantian akhir tahun 2024.

“Sebenarnya sudah saya rencanakan di bulan Agustus ini mau menggelar wayang kulit, tapi karena dalangnya padat jadwalnya, akhirnya kta tunda wayangan diadakan di bulan Desember 2024 saat pergantian tahun. Pentas wayang kulit ini selain menghibur, juga bisa menjadi ajang sosialisasi program pemerintah. Saat ini Ibukota sudah pindah di IKN yang berada di Kalimantan Timur. Kebetulan saya sudah ke IKN 6 kali dan tanahnya luas. Ke depan IKN bisa semakin maju berkembang seperti di Jawa,” jelas Paiman.
Acara wayang kulit ini didukung berbagai pihak, termasuk Pemerintah Desa, BPD Gemblegan, TP PKK Desa Gemblegan, Ketua RT/RW se Desa Gemblegan, Karang Taruna, dan elemen lainnya. Camat Kalikotes Kliwon Yoso juga sangat mendukung agar setiap Pemerintah Desa bisa memiliki semangat menggelar atau nguri-uri kabudayan seperti wayang kulit ini.
“Semoga semua hajat segenap panitia, khususnya Pemerintah Desa Gemblegan diberikan kemudahan oleh Allah SWT. Wayang kulit ini sudah menjadi agenda hiburan masyarakat dan bisa merekatkan kerjasama antara warga dengan pemerintah desa. Kesempatan adanya pentas wayang kulit ini juga menjadi wahana hidupnya UMKM, sebab para pedagang bisa berjualan penuh ceria sambil menyaksikan wayang kulit,” pesan Camat Kliwon Yoso. (Hakim)