Jumrana: Sang Dosen, Aktifis Literasi, dan Penulis Fiksi Mini

Spread the love

Di tengah kesibukannya sebagai dosen Ilmu Komunikasi Universitas Halu Oleo, Jumrana, terlibat dalam menghasilkan karya sastra fiksi mini perempuan bertutur bertajuk Perempuan dan Aksi Politiknya, penerbit diandra, dengan editor Sri Yuliati Mukhamad dkk.

“Saya menulis Calon Legislatif, Jodoh Masih Kemana-mana, Elegi Buat Ardi dan Tragedi Bocah,” ujar Jumrana kepada Poskita.co Minggu (09/06/2024).

Calon Legislatif berkisah tentang perjuangan perempuan sebagai calon legislatif, dimana  harus bersaing dengan politisi laki-laki yang lebih senior. Sistem proporsional terbuka saat ini belum ramah perempuan, dimana semua calon dianggap memiliki kekuatan yang sama. Tentu saja, butuh ongkos politik yang harus dibayar.

Jodoh Masih Kemana-mana, berkisah tentang pencarian jodoh yang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Nanik, sang tokoh, sudah beberapa kali gagal, padahal sudah memasuki tahap melamar, tiba-tiba pria yang diidamkannya hilang begitu saja.

Elegi Buat Ardi, bercerita tentang anak yatim penyabar meninggal dengan tragis, dikeroyok massa karena dituduh sebagai pencuri. Padahal, ia menjadi tertuduh karena seseorang melempar tas curian padanya. Ia menjadi korban salah tuduh, berada di tempat dan waktu yang salah. Ardi, sang tokoh, baru saja ditinggal ayahnya meninggal, dan ingin bersekolah. Tetapi keinginannya belum terpenuhi, keburu sudah jadi korban keberingasan massa.

Tragedi Bocah, tentang bocah-bocah yang jadi gelandangan, tidur di emperan toko, pos ronda hingga lapak kosong yang ditinggal pemilik kios di pasar. Yang mengejutkan, bocah-bocah itu jadi korban ngelem, teler hingga kondisinya mengenaskan. Itulah sekilas fiksi mini yang dibuat Jumrana.

Selain sebagai dosen, Jumrana aktif sebagai fasilitator daerah Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) sejak 2016. Ia juga aktif sebagai pegiat literasi di Masyarakat Antifitnah Indonesia (MAFINDO) sejak 2017. Sekarang sebagai presidium Mafindo jejaring wilayah Indonesia Tengah 2023, dan ketua koordinator wilayah Aspikom Sulawesi Tenggara sejak 2023.

Beberapa buku telah terbit Literasi Digital Generasi Milenial, Kolaborasi Riset dan Volunterisme Membangun Resilensi dalam Gejolak Pandemi, Sharing Parenting: Kumpulan Pengalaman Bunda Hebat. Menulis fiksi pertama tahun 2023 bersama 40 orang perempuan dengan judul Morse Merangkai aksara mengurai sandi-sandi kehidupan.

Menurut Sri Yuliati dan Nena Cumara, antologi fiksi mini perempuan bertutur X4 menetapkan tema “Perempuan dan Politik”.  Hal ini bukan sekadar merespon ahun politik 2024, namun lebih kepada seberapa dalam dan seberapa luas pemahaman para perempuan tentang politik dan arti politik itu sendiri.

Antologi  ini memuat 214 judul fiksi mini dari 60 perempuan penulis dengan latar belakang yang beragam, dari ibu rumah tangga, guru, dosen, wartawan, politikus, anggota dewan, editor, penulis, mahasiswa hingga siswa sekolah yang tergabung dalam Komunitas Perempuan   Bertutur.

KPB digagas oleh Sri Yuliati Mukhamad dan Nena Cunara, pada masa pandemi covid 19, tepatnya lahir pada Sabtu Pahing 12 Desember 2020. KPB, sudah tercatat dan mendapat  Momor Induk Kebudayaan (NIK) dari Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, ketua Komunitas Perempuan Bertutur  adalah Sri Yuliati. 

Menurut C. Gunharjo Leksono, wartawan senior, pemimpin redaksi poskita.co, menyatakan  pada masa sekarang, fiksi bisa dibuat siapa saja, jadi bukan hanya dibuat sastrawan, siapa saja berhak menulis fiksi. Fiksi mini menjadi alternatif penulis dari berabagai latar belakang untuk mengembangkan bakat menulisnya di bidang sastra pop.

 ***

Cosmas