Oleh: Gito, S.Pd., SDN 02 Tlobo Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar
Pembelajaran Bahasa Indonesia, terutama di sekolah dasar tidak akan terlepas dari empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan berbahasa bagi manusia sangat diperlukan. Sebagai makhluk sosial, manusia berinteraksi, berkomunikasi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa sebagai media, baik berkomunikasi menggunakan bahasa lisan. Juga berkomunikasi menggunakan bahasa tulisan (Ahmad Susanto, 2013: 242).
Di era globalisasi ini, tulis-menulis merupakan salah satu media yang sangat potensial untuk mentransformasikan ide dan pikiran dalam cakupan yang sangat luas. Agar informasi yang disampaikan dapat dipahami pembaca dengan tepat, diperlukan kemampuan menulis yang memadai.
Leonhardt (2001: 27) yang menyatakan bahwa saat ini keberhasilan pada hampir semua bidang pekerjaan ditentukan salah satunya oleh kemampuan menulis.
Mengingat peran strategi kegiatan menulis seperti dinyatakan di atas, maka sekolah utamanya guru harus mengakomodasi dalam proses pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan menulis. kegiatan berbahasa yang dilatihkan kepada siswa, utamanya siswa SD adalah kegiatan berbahasa yang real. Pembelajaran yang dilaksanakan harus melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran menulis idealnya tidak diajarkan dengan hanya menekankan pada teori dan hafalan tetapi harus bersifat praktik secara kontekstual. Agar kompetensi menulis tercapai, pembelajaran menulis sebaiknya dirancang dengan baik dan menggunakan pendekatan dan media yang tepat dan menarik bagi siswa. Salah satu media yang bisa digunakan adalah dengan kartu kata.
Menurut Halimatonsakdiah (2016: 116) kartu kata adalah media yang dapat meransang siswa agar lebih cepat mengenal huruf, membuat minat siswa semakin kuat dalam pengenalan huruf abjad kepada siswa serta dapat meransang kecerdasan dan ingatan siswa.
Manfaat penggunaan kartu kata dapat mengembangkan kemampuan berbahasa siswa menurut maimunah hasan adalah yaitu dapat membaca permulaan dengan mudah, membantu siswa dalam mengenal huruf, kosa kata dan gambar, mengembangkan daya ingat otak kanan, dan memperbanyak perbendaharaan kata pada siswa (Yasbiati, 2017: 54). Kelebihannya sebagai berikut:
1.Mudah dibawa kemana-mana. Dengan ukuran yang kecil sehingga media kartu dapat disimpan dimanapun, sehingga tidak membutuhkan ruang yang luas, dan digunakan dimana saja.
2.Praktis dalam membuat dan menggunakannya, sehingga kapan pun siswa didik bisa belajar dengan baik menggunakan media ini. Selain itu pembuatan media ini sangat murah, karena dapat menggunakan barang-barang bekas seperti kardus sebagai kartunya.
3.Gampang diingat karena kartu ini bergambar dan sangat menarik perhatian. Sehingga kartu ini akan memudahkan siswa untuk mengingat dan menghafal bentuk huruf tersebut.
4.Menyenangkan sebagai media pembelajaran, bahkan bisa digunakan dalam permainan. Misalnya siswa secara berlomba-lomba mencari satu kartu kata yang disusun secara acak yang kemudian harus dipasangkan sesuai antara tulisan (kata) dengan gambarnya. Cara seperti ini juga bisa mengasah aspek kognitif dan motorik kasar siswa (Rahayu, 2018: 76).
Menurut Yasbiati (2017: 61) kelemahan media kartu kata yaitu siswa hanya dapat mengetahui dan memahami kata yang ada pada media kartu kata, dengan kata lain pengetahuan siswa terbatas pada kartu kata yang disajikan.
Langkah-langkah media kartu kata di SD:
1.Menentukan tema yang ingin dicapai.
2.Guru menyiapkan media katu kata bergambar dan memperkenalkannya kepada siswa.
3.Guru memperkenalkan dan mengajarkan satu per satu kosa kata dan lambang bunyi huruf kepada siswa.
4.Guru menyiapkan alat dan bahan (Rahayu, 2018: 23-65).
Kartu kata mampu meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas III SD Negeri 02 Tlobo Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar. Penggunaan media kartu kata membuat proses pembelajaran menyenangkan sehingga siswa menjadi lebih bersemangat dalam pembelajaran. **
Editor: Cosmas