Implementasi Pendidikan Karakter untuk Siswa SMP

Spread the love


Oleh: Wirahanteng, S.Pd.,M.Pd
Kepala Sekolah
SMP Negeri 4 Kajen

Kabupaten Pekalongan

Siswa bukan hanya untuk mendapat ilmu pengetahuan saat di sekolah. Siswa juga dapat mengembangkan potensinya, membentuk watak, sehingga menjadi siswa yang beriman, berilmu, dan bertanggung jawab. Untuk itulah penulis mengangkat tulisan Implementasi Pendidikan Karakter untuk siswa SMP.
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan mengenai sistem pendidikan nasional. Bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Lebih lanjut, pada pasal 3 dalam undang-undang tersebut menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Mengacu pada aturan tertulis tersebut, fungsi pendidikan nasional yakni membimbing generasi muda sebagai pihak terdidik supaya berkembang guna membentuk karakternya. Melalui pendidikan, semua generasi bangsa diharapkan mampu berkembang dalam aspek kemampuan maupun karakter. Upaya demikian tak lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang mana hal tersebut tertera dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea empat.
Selaras dengan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia memiliki tujuan yang dibagi menjadi tiga aspek, yakni vertikal, personal, dan horizontal. Aspek vertikal menjelaskan bahwa setiap generasi harus mengembangkan kompetensi yang dimiliki sebagai makhluk yang beriman dan bertakwa. Pada aspek personal, menjelaskan bahwa setiap generasi harus memiliki akhlak mulia, ilmu pengetahuan, kreativitas, kemamdirian, kesehatan secara jasmani maupun rohani, serta kecapakan lainnya. Sedangkan dalam aspek horizontal menjelaskan bahwa setiap generasi perlu mengembangkan sikap sosial meliputi setia kawan, simpati, saling membantu, serta tanggung jawab terhadap kehidupan berbangsa.
Namun, dalam fenomena sehari-hari kerap disaksikan beragam informasi melalui media mengenai maraknya tindakan pelencengan yang dilakukan oleh generasi saat ini, khususnya pelajar. Antara lain; perundungan, kekerasan, tawuran, dan masih banyak kenakalan remaja yang lainnya. Oleh karena itu, diperlukan terobosan baru untuk mencapai tujuan pendidikan dengan semestinya. Salah satu hal yang bisa diupayakan dengan maskimal yakni penerapan pendidikan karakter di lingkungan sekolah, khususnya pada Sekolah Menengah Remaja (SMP) di mana hal itu menjadi fase remaja awal.
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai usaha pengembangkan dinamika hubungan suatu individu dengan dirinya maupun orang lain supaya mampu bertanggung jawab atas pertumbuhan dirinya berdasarkan nilai moral. Pendidikan karakter merupakan pengembangan budi pekerti yang di dalamnya juga melibatkan aspek pengetahuan, perasaan, dan tindakan.
Adapun penerapakan pendidikan karakter di lingkungan sekolah dapat dirumuskan menjadi tiga langkah (1) perencanaan, yakni proses mengidentifikasi kegiatan di sekolah yang dapat digunakan untuk mengembangakn program pendidikan karakter, menentukan kejelasan visi dan misi dapat menjadi acuan dalam setiap langkah atau program guna mencapai suatu tujuan (2) implementasi, yakni proses penerapan pendidikan karakter yang terpadu melalui kegiatan pembelajaran maupun kegiatan sekolah lainnya, (3) monitoring, yakni proses pemantauan dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah, serta (4) evaluasi, proses mengulas kembali antara pelaksaan pendidikan karakter dengan tahapan atau prosedur yang sesuai dengan perencanaan sebelumnya.***
Editor: Cosmas