Metode Depa Berjenjang Tingkatkan Hasil Belajar Al-Qur’an Hadis Siswa Kelas IX

Spread the love

Oleh: M. Jafar, S.Pd.I.
Mengajar Kelas IX Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist
MTs KHAS Kempek Cirebon, Gunungjati, Cirebon

Al-Qur’an dan Hadis merupakan mata Pelajaran yang fokus pada pengembangan kemampuan membaca dan menulis dengan cermat, pemahaman makna secara teks dan konteks, serta implementasi ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Lampiran KMA RI No. 165, 2014). Tujuan utama mata pelajaran ini adalah mendorong siswa agar memiliki keinginan dan semangat untuk membaca Al-Qur’an dan Hadis dengan penuh pemahaman, serta untuk mempelajari, memahami, meyakini kebenaran ajaran tersebut, dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai panduan dalam berbagai aspek kehidupan.
Hasil belajar Al-Qur’an dan Hadis pada siswa bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk metode pengajaran, lingkungan belajar, dan tingkat komitmen siswa. Evaluasi hasil belajar umumnya mencakup pemahaman isi Al-Qur’an dan Hadis, kemampuan membaca, serta implementasi nilai-nilai dan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. MTs KHAS Kempek Cirebon, Gunungjati, Cirebon merupakan Lembaga Pendidikan yang berkomitmen untuk memberikan pemahaman yang kuat berkaitan dengan Al-Qur’an dan Hadis.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, guru MTs KHAS Kempek Cirebon, Gunungjati, Cirebon menerapkan strategi pembelajaran yang dikenal sebagai Metode Depa Berjenjang. Kata “Depa” merupakan kombinasi dari metode Demonstrasi yang berfokus pada Praktik langsung dalam membaca materi. Metode demonstrasi adalah pendekatan penyajian pembelajaran dengan cara memperagakan dan menunjukkan suatu proses, situasi, atau benda yang sedang dipelajari, baik dalam bentuk aktual maupun tiruan, yang disampaikan oleh guru atau sumber belajar lain di depan seluruh siswa (Miftahul Huda, 2015). Pandangan ini sejalan dengan perspektif Roestiyah (2018) yang menyatakan bahwa demonstrasi adalah salah satu strategi mengajar di mana guru memperlihatkan suatu objek asli, objek tiruan, atau suatu proses dari materi yang diajarkan kepada seluruh siswa. Sedangkan penggunaan istilah “Berjenjang” merujuk pada pendekatan materi pembelajaran yang disajikan secara bertingkat atau berjenjang. Materi pembelajaran pertama kali didemonstrasikan dalam perkataan atau lafal, kemudian ditingkatkan dalam bentuk kalimat atau ayat. Selain itu, konsep “Berjenjang” juga mencakup proses pembelajaran di mana siswa mempraktikkan demonstrasi dengan cara diundi secara acak.
Metode demonstrasi berbasis praktik dengan menggunakan materi berjenjang adalah pendekatan pengajaran yang mengintegrasikan unsur demonstrasi dan penerapan praktik pada tingkatan yang berbeda atau bertingkat. Metode ini dirancang untuk memberikan pemahaman dan keterampilan secara bertahap kepada peserta didik. Berikut adalah beberapa unsur kunci dari metode demonstrasi berbasis praktik dengan materi berjenjang: Pertama adalah demonstrasi. Guru memperlihatkan langkah-langkah atau proses yang ingin diajarkan. Ini dapat melibatkan penggunaan alat, model, contoh konkret, atau teknologi pembelajaran lainnya. Demonstrasi ini dapat membantu peserta didik untuk memahami konsep atau keterampilan yang diajarkan. Kedua adalah praktik. Setelah demonstrasi, peserta didik diberikan kesempatan untuk berlatih secara langsung. Mereka diberi tugas atau proyek yang relevan dengan konsep atau keterampilan yang baru dipelajari. Praktik ini bertujuan untuk memastikan bahwa peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam situasi nyata.
Ketiga adalah materi berjenjang. Konsep atau keterampilan diajarkan dalam tahap atau tingkatan yang bertingkat. Ini berarti bahwa materi diajarkan secara progresif, dengan tingkat kesulitan yang meningkat seiring waktu. Pendekatan ini memungkinkan peserta didik untuk membangun fondasi yang kuat sebelum memasuki konsep atau keterampilan yang lebih kompleks. Keempat adalah pemantauan dan umpan balik. Guru secara aktif memantau kemajuan peserta didik selama sesi praktik. Mereka memberikan umpan balik positif dan perbaikan konstruktif untuk membantu peserta didik memperbaiki kinerja mereka. Pemantauan dan umpan balik dapat membantu peserta didik memahami di mana mereka perlu meningkatkan pemahaman atau keterampilan mereka. Metode demonstrasi berbasis praktik dengan materi berjenjang dapat digunakan dalam berbagai konteks pengajaran, termasuk di kelas, pelatihan industri, atau pembelajaran mandiri. Pendekatan ini dapat meningkatkan retensi informasi, pemahaman konsep, dan penerapan keterampilan dalam situasi dunia nyata.
Dengan menerapkan Metode Depa Berjenjang dalam pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis pada siswa kelas IX di MTs Khas Kempek Cirebon, dapat disimpulkan bahwa metode ini memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Pendekatan yang menggabungkan Demonstrasi berbasis Praktik dengan materi yang disusun secara Berjenjang membuka peluang bagi siswa untuk memahami dan mengaplikasikan ajaran Al-Qur’an dan Hadis secara lebih mendalam. Metode Depa Berjenjang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami pembelajaran langsung melalui demonstrasi, yang memainkan peran krusial dalam memperjelas konsep-konsep yang disampaikan. Dengan adanya pengorganisasian materi yang berjenjang, siswa dapat membangun pemahaman secara bertahap, memperkuat fondasi pengetahuan, dan mempersiapkan diri untuk konsep yang lebih kompleks.
Selain itu, penggunaan metode ini juga dapat merangsang motivasi siswa, karena melibatkan mereka secara aktif dalam proses pembelajaran. Kemampuan siswa untuk membaca Al-Qur’an dengan baik dan memahami hadis-hadis Nabi meningkat, serta kemampuan mereka dalam mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari semakin terasah. Secara keseluruhan, Metode Depa Berjenjang membuktikan diri sebagai pendekatan yang efektif dan relevan dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX di MTs Khas Kempek Cirebon. Disarankan untuk terus mendukung dan mengembangkan penerapan metode ini dalam lingkungan pendidikan guna memberikan dampak positif yang berkelanjutan terhadap pemahaman dan praktik keagamaan siswa.**

Editor: Cosmas