Peran Guru BK dalam Membantu Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa

Spread the love

Oleh: Wirahanteng, S.Pd.,M.Pd
Kepala Sekolah
SMP Negeri 4 Kajen

Seorang siswa yang bahagia secara psikologis akan berdampak pada keaktifan dalam pembelajaran. Seorang siswa yang memiliki kesejahteraan emosional cenderung lebih termotivasi dalam proses pembelajaran. Orang yang sehat secara psikologis mampu menggali kekuatan dalam diri, mampu menghadapi tantangan dengan tepat, nyaman dengan dirinya sendiri lantaran merasa percaya diri, serta mampu memaknai setiap peristiwa di sekitar dengan tepat. Aspek kepercayaan diri yang dimiliki siswa menjadi modal kuat untuk kelangsungan hidup. Dengan kepercayaan diri, siswa mampu menentukan setiap pilihan dengan keyakinan hingga mengantarkannya pada keberhasilan.
Kepercayaan diri juga berkaitan erat dengan keberhasilan pembelajaran. Siswa yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang baik cenderung dapat mengikuti setiap pembelajaran dengan baik. Hal tersebut didorong oleh keyakinan dan rasa percaya akan kemampuan yang dimiliki untuk kemudian dikomunikasikan ke dunia luar dengan tepat. Sehingga, dapat ditarik simpulan bahwa seseorang yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi cenderung memiliki tingkat kesehatan psikologis dan kesejahteraan jiwa yang baik.
Permasalahan yang kerap muncul di lingkungan sekolah mengenai kerpibadian siswa yang tidak percaya diri antara lain siswa tidak berani mengungkapkan pendapat di depan umum, siswa tidak berani mengajukan pertanyaan ketika tidak memahami suatu materi, siswa tidak berani berbicara di depan teman-teman yang lain, serta kemampuan berkomunikasi yang rendah baik antar sesama maupun siswa antar guru.
Berdasarkan hal tersebut, sekolah sebagai sarana belajar perlu menyediakan layanan khusus dalam rangka mencapai pengembangan diri siswa secara optimal. Layanan demikian kerap disebut dengan Bimbingan dan Konseling (BK). Layanan BK memiliki peran yang cukup unik dan menonjol dibandingkan dengan bidang pengembangan siswa yang lainnya. Pendekatan yang diambil oleh layanan BK yakni mengacu pada aspek bantuan secara psikologis yang dikhususkan untuk siswa. Layanan BK dimotori secara langsung oleh guru yang memiliki pengalaman dan latar belakang di bidang tersebut, yakni guru BK.
Dalam hal ini, peran guru BK perlu dimaksimalkan guna mengembangkan kepercayaan diri siswa. Pertama, guru BK melakukan pendekatan kepada siswa untuk mengetahui akar penyebab dari rasa tidak percaya diri yang dimiliki oleh siswa. Pendekatan tersebut dapat menjadi lebih optimal apabila didukung secara penuh oleh seluruh elemen sekolah antara lain seluruh siswa, guru, hingga kepala sekolah. Kedua, guru BK melakukan bimbingan dan konseling secara privat kepada siswa yang memiliki tingkat kekpercayaan diri rendah, serta memberikan layanan informasi mengenai cara meningkatkan kepercayaan dalam diri. Ketiga, guru BK sebagai poros dari pendekatan ini perlu menjangkau dan memantau secara konsisten terhadap siswa-siswa terpilih yang memiliki kepercayaan diri rendah supaya terus terkontrol melalui bimbingan dan layanan lainnya yang berkelanjutan. Keempat, setelah melalui tahap bimbingan dan layanan, saatnya siswa pilihan tersebut mencoba kemampuan dirinya guna meningkatkan kepercayaan diri. Mencobanya secara perlahan dapat mengasah mental dalam diri siswa. Misalnya memberikan kesempatan pada siswa terpilih itu untuk berbicara di depan kelas, menjadi ketua kelompok saat pembelajaran berlangsung, atau belajar berinteraksi dengan guru, dan berbagai program lainnya. Tahap terakhir tersebut tentu dapat berjalan maksimal tak lepas dari bantuan serta dukungan penuh dari seluruh pihak sekolah.**

Editor: Cosmas