Layanan Bimbingan Kelompok Tingkatkan Perilaku Kedisiplinan Siswa SMA Kelas X Era IKM

Spread the love

Oleh: Nurjanah, S.Pd.
Guru Bimbingan Konseling Kelas X
SMA N 1 Bulakamba Kabupaten Brebes Jawa Tengah

Pendidik memahami kriteria program bimbingan konseling berisi segala kegiatan yang akan dilakukan dalam kurun waktu tertentu, mulai dari siapa yang dilibatkan, fasilitas yang dibutuhkan, dimana tempat pelaksanaannya, kapan waktu pelaksanannya. Pendidik menyusun program bimbingan konseling dengan baik agar memberikan banyak keuntungan baik bagi siswa yang mendapat layanan maupun bagi konselor yang menyelenggarakannya, serta mengurangi hambatan dalam pelaksanaannya. Program pelayanan Bimbingan dan Konseling pada satuan sekolah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas. Pendidik mensinkronisasikan program pelayanan Bimbingan dan Konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah.
Pendidik memberikan Layanan Bimbingan dan Konseling sebagai salah satu bentuk fasilitasi peserta didik untuk mencapai tugas-tugas perkembangannya di sekolah dengan tepat, efektif dan efisien. Peserta didik yang berhasil menyelesaikan tugas perkembangan dapat membuat merasa bahagia dan akan menjadi modal bagi penyelesaian tugas-tugas perkembangan fase berikutnya. Perilaku siswa di sekolah harus dipahami oleh Guru Bimbingan dan Konseling/konselor karena pencapaian tugas perkembangan merupakan tujuan layanan Bimbingan dan Konseling.
Layanan Bimbingan dan Konseling di SMA diselenggarakan untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik agar mampu mengaktualisasikan potensi dirinya atau mencapai perkembangan secara optimal. Pendidik menerapkan fasilitasi yang dimaksudkan sebagai upaya memperlancar proses perkembangan peserta didik, karena secara kodrati setiap manusia berpotensi tumbuh dan berkembang untuk mencapai kemandirian secara optimal. Kegiatan layanan dilaksanakan oleh Guru Bimbingan dan Konseling di SMA secara sistematis, logis, objektif, berkelanjutan dan terprogram.
Kegiatan layan bimbingan konseling ini untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik SMA dalam mencapai tugas perkembangan kemandirian yang optimal. Satuan pendidikan dalam layanan bimbingan dan konseling mengacu pada capaian layanan bimbingan dan konseling untuk memberikan pembinaan ke siswa secara langsung. Pendidik melalui layanan bimbingan dan konseling dijabarkan dalam bentuk layanan yang dilaksanakan dalam satuan pendidikan. Peserta didik melalui capaian layanan Bimbingan dan konseling di SMA mampu mengaktualisasikan dirinya dan mencerminkan profil pelajar Pancasila seutuhnya terutama pada era Kurikulum Merdeka saat ini.
Pendidik memberikan bimbingan kepada siapa saja yang membutuhkan dengan memperhatikan karakteristik siswa yang beraneka ragam. Pendidik melalui bimbingan ini sangat penting untuk membantu siswa yang mengalami masalah agar dapat teratasi secara optimal, sebab itu dibutuhkan pelayanan yang baik, menyenangkan, menarik, dan profesional. Wagito (dalam Aqib 2012:29) Konseling sebagai bentuk bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
Pihak sekolah menyelenggarakan layanan konseling secara perorangan dan kelompok. Siswa memperoleh bimbingan secara perorangan melalui layanan konseling yang dilaksanakan dalam konseling perorangan atau layanan konsultasi dan secara kelompok melalui layanan bimbingan kelompok (BKp) atau konseling kelompok (KKp). Peserta didik melalui kedua layanan kelompok ini dapat mengikutkan sejumlah peserta dalam bentuk kelompok, dengan konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok.
Prayitno ( 2004: 309) Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan pada suasana kelompok. Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada individu untuk membahas masalah atau topik umum secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi anggota kelompok (Mungin, 2005: 38). Pendidik melalui pelaksanaan BKp dan KKp dapat mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan pemecahan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan kelompok. Pendidik menambahkan BKp membahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok, sedangkan dalam KKp membahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
Siswa memperoleh layanan BKp dan KKp yang diselenggarakan di mana saja. Kegiatan layanan dapat dilaksanakan antara lain: di dalam ruangan ataupun di luar ruangan, di sekolah atau di luar sekolah, di rumah salah seorang peserta atau di rumah konselor, di suatu kantor atau lembaga tertentu, dan di ruang praktik pribadi konselor. Siswa memahami dinamika kelompok dapat berkembang dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan layanan. Sekolah mempunyai tanggung jawab besar dalam pembinaan karakter siswa, karena pendidikan karakter sebagai pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Apabila anak-anak tumbuh pada lingkungan yang berkarakter, maka akan tumbuh menjadi anak yang baik dan berkualitas.
Peserta didik memperoleh pembinaan karakter disiplin dengan pembiasaan yang diterapkan oleh sekolah akan mempunyai pengaruh yang positif bagi kehidupan peserta didik. Pihak sekolah menerapkan disiplin bagi siswa sebagai usaha untuk memelihara perilaku peserta didik agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Ngainun Naim (2012) mengartikan disiplin sebagai sikap untuk mentaati peraturan dan ketentuan yang sudah diterapkan tanpa pamrih. Manusia sesuai ajaran Islam juga harus memperhatikan dan mengaplikasikan nilai-nilai disiplin dengan benar dalam kehidupan sehari-hari agar kualitas masyarakat dapat terbangun dengan baik.
Pendidik berperan penting dalam memberikan layanan konseling ke siswa SMA agar memiliki perilaku kedisiplinan sehingga bisa terbentuk karakter dan perilaku yang tertib sejak dini. Siswa melaksanakan perilaku disiplin di SMA untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Pendidik menangani masalah siswa yang berupa pelanggaran tingkat ringan hingga tingkat tinggi, seperti kasus siswa datang terlambat, membolos di jam pelajaran, menyontek, tawuran, merokok dan penyimpangan perilaku lainya. Pendidik dengan memberikan layanan bimbingan dapat melakukan pengontrolan perilaku keseharian siswa di sekolah agar dapat membentuk sikap dan perilaku siswa yang baik, disiplin, dan berkarakter. Pendidik dapat meningkatkan perilaku disiplin siswa kelas X melalui layanan bimbingan kelompok di SMA N 1 Bulakamba sehingga motivasi belajarnya meningkat.