Mahasiswa UIN Raden Mas Said Belajar Mengindera Hoaks Bareng Mafindo

Spread the love


Solo, POSKITA.CO
Mahasiswa maupun alumni dari lembaga pendidikan tinggi agama biasanya menjadi rujukan terkait verifikasi suatu informasi yang beredar di masyarakat. Karena itu penting kiranya para mahasiswa dibekali dengan kemampuan untuk membedakan mana informasi yang benar, mana yang tidak.

Drs H Muhammad Lutfi Hamid, MAg

Demikian diungkapkan Kepala Biro Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan UIN Raden Mas Said Surakarta, Drs H Muhammad Lutfi Hamid, MAg dalam sambutannya di acara Sekolah Kebangsaan, Senin (30/10). Kegiatan yang diadakan di Gedung SBSN, Lantai 1 ini diikuti oleh seratusan mahasiswa dari berbagai program didik.
“Kegiatan ini tentu sangat penting untuk membuat mahasiswa menjadi lebih tanggap dan lebih tangguh atau firm, dan mampu berpikir secara holistik dalam menyikapi berita-berita yang beredar. Utamanya untuk membendung arus informasi yang diwarnai dengan ujaran kebencian dan juga hoaks jelang Pemilu,” tandas Lutfi.

Dr Layyin Mahfina, SH, MHum


Di bagian lain, Kepala UPT Pengembangan Karir, Dr Layyin Mahfina, SH, MHum menyatakan, pihaknya berterima kasih atas kesempatan yang diberikan Mafindo untuk melibatkan para mahasiswa di lingkungan UIN Raden Mas Said untuk mengikuti pelatihan jelang Pemilu ini.

PIC Tular Nalar Soloraya, Erwina berharap, kegiatan ini menjadi awal kerja sama Mafindo dengan UIN Raden Mas Said lebih lanjut ke depannya.

Erwina


Nur Rohman salah satu peserta mengaku sangat antusias mengikuti materi pelatihan Sekolah Kebangsaan.

“Saya berharap pelatihan ini dilanjutkan untuk mahasiswa yang lebih banyak lagi,” ujarnya.
Seratusan mahasiswa dari berbagai program didik UIN Raden Mas Said tampak antusias mengikuti jalannya kegiatan dengan materi Pemilu, Demokrasi dan Penginderaan Hoaks tersebut. Selain diajak mengikuti paparan materi oleh fasilitator, peserta juga diajak berdiskusi tentang fenomena hoaks yang mewarnai ekosistem informasi.

Pelatihannya seru…” ujar Dwi Agustin.


“Pelatihannya seruu… dan untuk materinya mudah diterima. Cuma waktunya aja yang kurang karena mulainya mundur tadi,” ungkap Dwi Agustin salah seorang peserta dari Prodi Manajemen Pendidikan Islam. Menurut Dwi, melalui Sekolah Kebangsaan, dia jadi tahu bahwa ternyata tahapan Pemilu sangat banyak dan jangka waktunya panjang.

“Saya juga jadi tahu kalau saat Pemilu besok, kita tidak hanya memilih Presiden saja, tetapi juga anggota DPR dan DPD.” Dwi pun mengaku, tidak akan Golput dan berniat mencari informasi latar belakang para calon agar tidak salah pilih.
Cosmas/*