Jumat Pagi, SMPN 1 Jogonalan Tradisikan Tadarus Al Qur’an

Spread the love

KLATEN, POSKITA.co – Untuk meningkatkan rasa keimanan, ketaqwaan kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, siswa dan guru di SMPN 1 Jogonalan, Klaten, merutinkan menggelar “Nastamir” atau tadarus bersama membaca Al Qur’an pada jam 1 setiap Jumat pagi. Terlihat para siswa kelas 9 SMPN 1 Jogonalan yang ada di sekolah sisi timur atau selatan bangjo Gondang, asyik tadarus Al Qur’an.

Kepala SMPN 1 Jogonalan Sundari, MPd, membenarkan adanya tradisi pembiasaan siswa tadarus Al Qur’an setiap jumat pagi. Para guru yang mengajar jam 1 di kelas ikut serta mendampingi siswa tadarus Al Qur’an dengan membaca sekitar 10-15 ayat Al Qur’an.

“Dengan pembiasaan siswa membaca atau tadarus Al Qur’an secara bersama di jam 1 setiap Jumat pagi ini bisa menumbuhkan kecintaan siswa kepada Al Qur’an. Kecintaan atau senang membaca Al Qur’an ini juga berdampak pada diri siswa dalam berprilaku dan bertindak. Siswa jadi lebih berkarakter kalau istiqomah tadarus Al Qur’an. Setiap jumat, siswa non muslim juga belajar agama di aula dan semua saling mendukung,” jelas Sundari.

Menghadapi tangan zaman yang semakin berat, segenap para guru di SMPN 1 Jogonalan, kata Sundari, para guru terus diarahkan untuk selalu berinovasi dan kreatif dalam pembelajaran dengan aktualisasi kurikulum merdeka belajar. Berbagai potensi sekolah yang ada, akan tetap digelorakan bisa mendukung target atau capaian prestasi sekolah yang diidamkan.

Di sela-sela tugasnya, Kepala SMPN 1 Jogonalan Sundari, MPd berkenan ditemui redaksi di ruang kerjanya, Jumat (27/10/2023) pagi.

Sekolah yang selama ini kondang diajarkan kepada siswa terkait sekolah penggerak, sekolah ramah anak, sekolah adiwiyata, dan program lainnya, jelas Sundari, berupaya tetap berakselerasi dengan lingkungan. Lingkungan sekolah juga ikut mempengaruhi kemajuan sekolah, maka harus terus dilakukan kerjasama yang baik.

Sundari yang menjadi Kepala SMPN 1 Jogonlana sejak 26 September 2023 ini terus berkordinasi bersama guru dan karyawan dalam pengembangan sekolah yang inovatif, kreatif dan berkarakter. Saat ini ada 64 guru-karyawan yang 44 guru sudah berstatus PNS dan 10 orang guru masuk PPPK.

“Saat ini kita sedang berupaya wujudkan implementasi pendidikan inklusi yang menjadi salah satu program Kurilukum Merdeka. Makanya kita ikut pelatihan di Yogyakarta selama 3 hari terkait pendidikan inklusi. Setiap sekolah menerima siswa dari berbagai kalangan, termasuk anak-anak yang berkebutuhan khusus. Pelatihan pendampingan pendidikan inklusi ini kita ikuti dari Selasa-Kamis (24-26/10),” ujar Sundari. (Kim)