Brain Gym Tingkatkan Kemampuan Kognitif Anak TK B Era IKM

Spread the love

Oleh: Parsi, S.Pd
Guru Kelas Kelompok B di TK Pertiwi 03 Dawung, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah

Pendidik memahami bahwa anak usia 4-6 tahun sebagai bagian dari anak usia dini yang berada pada rentang usia lahir sampai 6 tahun. Pendidik menjelaskan bahwa pada masa ini merupakan masa peka bagi anak dalam merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Pendidik membimbing anak dalam meletakkan dasar-dasar pertumbuhan dan perkembangan fisik (motorik halus dan kasar), kecerdasan (seperti: daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial-emosional (sikap perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi, sehingga usia pra-sekolah sering disebut sebagai masa keemasan (golden age). Peserta didik mengalami perkembangan awal lebih penting dari pada perkembangan selanjutnya, karena dasar awal pendidikan PAUD sangat di pengaruhi oleh belajar dan pengalamannya terutama pada implementasi Kurikulum Merdeka Belajar.
Pemerintah memiliki perhatian terhadap bidang pendidikan dari tahun ke tahun yang semakin meningkat dengan sasaran utamanya pada pendidikan tingkat dasar sampai menengah, bahkan sekarang sampai perguruan tinggi. Pendidikan di Indonesia dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pondasi awal pendidikan, karena anak sebagai aset masa depan yang harus dipersiapkan sedini mungkin dengan sebaik-baiknya. Guru harus mampu memperhatikan dan mengetahui pembelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk anak didiknya sehingga minat terhadap kegiatan membaca semakin meningkat.
Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan siswa untuk mencapai tujuan hidupnya secara optimal. Manusia sebagai makhluk yang lemah yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain dari sejak lahir hingga meninggal. Semua itu menunjukkan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannya,demikian pula pada siswa yang juga membutuhkan bantuan dari guru. Guru melakukan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan dan disesuaikan dengan kondisi anak didik. Pendidik menyadari dengan adanya ketepatan dalam memilih metode maka tujuan pembelajaran akan mudah tercapai.
Diana Mustika Okty (2021) menjelaskan bahwa setiap anak dilahirkan dengan potensi dan keunikan tersendiri sebagai mahkluk cipataan Allah SWT. Perkembangan motorik kasar sebagai perkembangan gerak pada anak yang dapat distimulasi secara optimal dengan menggunakan berbagai cara, media, dan metode pembelajaran yang menarik dan kreatif. Salah satunya pendidik dapat melaksanakan dan menggunakan kegiatan senam irama, karena melalui kegiatan senam irama anak dapat menggerakkan seluruh anggota badannya.
Guru sebagai fasilitator hendaknya memfasilitasi peserta didik dengan keterampilan untuk membangkitkan semangat anak dalam mengikuti proses pembelajaran. Pendidik melihat bahwa setiap anak memiliki karakteristik berbeda terutama dalam hal cara bermain dan menangkap informasi sederhana. Guru memerlukan metode, model, trik, alat bantu, dan media pembelajaran agar anak mampu menerima dan memahami pembelajaran di kelas. Guru mengembangkan strategi pembelajaran yang dapat membangkitkan dan memotivasi anak dalam berpikir aktif dan kreatif dalam meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak khususnya pada aspek perkembangan kognitif.
Pendidik mengartikan perkembangan kognitif sebagai bagian dari proses berpikirnya otak secara seimbang. Anak usia dini memiliki perkembangan kognitif yang sudah bekerja aktif semenjak anak baru dilahirkan dan terus berkembang bersamaan dengan pertumbuhannya. Siswa mengalami masa dari awal kelahiran sampai usia 8 tahun yang dapat dikatakan sebagai masa keemasan anak (golden age). Pendidik dapat melakukan pemilihan metode yang tepat dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif yang salah satunya dengan “Brain Gym”.
Ni Made Ary Astuti (2015) mengartikan Senam otak sebagai salah satu teknik relaksasi dalam mengajar (indoor dan outdoor), dimana anak melakukan gerakan-gerakan yang sehat, alami, dan sederhana untuk menghadapi ketegangan dan tantangan pada diri sendiri dan orang lain dalam penyampaian pesan pelajaran agar tercapai tujuan yang diharapkannya. Pendidik mengungkapkan senam otak (brain gym) sebagai serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh yang dilakukan secara sederhana untuk menstimulus otak kanan, otak kiri, dan semua bagian otak yang sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif anak.
Menurut Susanto (2014:47) mengartikan kognitif adalah “suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa”. Peserta didik melakukan proses belajar dan ide-ide sebagai sebuah tanda dari minat seseorang dengan tingkat kecerdasan dan intelegensi yang berhubungan erat dengan proses kognitif. Menurut Piaget (dalam Sudarna, 2014 :11) kognitif adalah “suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian dan peristiwa”.
Fajarmela Nur Lestaringingsih (2016) menjelaskan bahwa “Brain Gym sebagai serangkaian gerakan sederhana yang menyenangkan dan digunakan oleh murid Education Kinesiology (Edu-K) untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa dengan menggunakan keseluruhan otaknya.” Peserta didik dapat melakukan gerakan dalam senam otak dengan memiliki fungsi, antara lain : 1) dibuat untuk menstimulus otak kiri dan kanan (dimensi lateralitas), 2) merelaksasikan bagian belakang otak dan bagian depan otak (dimensi pemfokusan), 3) serta menstimulus sistem yang terkait dengan perasaan emosional yakni otak tengah (limbis) serta otak besar (dimensi pemusatan).
Guru mengungkapkan bahwa “gerakan dalam senam otak dapat menghasilkan stimulus untuk meningkatkan kemampuan kognitif yang meliputi: kewaspadaan, konsentrasi, kecepatan, persepsi, belajar, memori, pemecahan masalah, dan kreativitas. Siswa sangat penting untuk memaksimalkan kecerdasan otaknya dan menghubungkan antar sel syaraf otak (sinaps). Anak usia dini mudah terbentuk pengalaman belajarnya dan juga mudah menghilang bergantung kepada sikap orang-orang sekitar terhadapnya.
Pendidik menyebutkan beberapa manfaat senam otak bagi siswa yaitu: 1) mengembangkan kecakapan membaca, 2) mengembangkan kemampuan metematika, 3) mengembangkan kecerdasan menulis, 4) meningkatkan konsentrasi saat ulangan dan ujian, 5) mengembangkan koordinasi yang baik, 6) peserta didik dapat meningkatkan kemampuan bahasa dan daya ingat sejak usia dini, 7) siswa dapat mengaktifkan kemampuan otak pada tiga dimensi, 8) peserta didik meningkatkan ketajaman pendengaran dan sebagai terapi gangguan pada anak.
Peserta didik melalui “senam otak” dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak TK B sejak dini. Anak berani bertanya terhadap kesulitan belajar yang dialaminya dengan adanya kegiatan senam otak untuk menstimulus kemampuan kognitif anak TK kelompok B dengan teman sebayanya. Peserta didik dapat melakukan berbagai gerakan senam otak yang yang menarik dan inspiratif dalam meningkatkan kemampuan kognitifnya sejak dini. Dengan demikian, anak kelompok B di TK Pertiwi 03 Dawung Kabupaten Karanganyar akan lebih mudah dalam meningkatkan aspek kognitif terutama dalam implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dan dengan mengedepankan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.**

Editor: Cosmas