Peningkatan Keaktifan Siswa dengan Metode Eksperimen Pada Materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda

Spread the love


Oleh: Siti Chojimah, S.Pd
SDN 03 Beruk, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten karanganyar

Siji-loro-telu, tangane sedeku, mirengake bu guru menawa didangu, papat nuli limo, lenggahe ditata, aja padha sembrana, mundhak ora bisa. Masih terngiang dalam ingatan saat sekolah dahulu sering menyanyikan tembang dolanan dengan judul Siji-Loro-Telu.
Lagu tersebut bukan sekadar syair tanpa makna, tetapi sebuah syair lagu yang mengajarkan tentang kedisiplinan, ketenangan saat belajar di dalam kelas. Semua murid harus bersikap baik dan tidak berbuat gaduh saat pembelajaran di kelas. Mereka harus duduk dengan tangan dilipat di meja, mendengarkan apa yang dikatakan oleh guru agar mereka menjadi anak yang pintar. Di sini terlihat pengajaran sangat kental dengan peran guru yang dominan.
Seiring perkembangan jaman, tembang dolanan mulai memudar, saat ini jarang guru mengajak murid menyanyikan tembang dolanan, begitu pula dengan metode pembelajaran. Dahulu guru lebih banyak menggunakan metode ceramah, anak-anak diam mendengarkan dan yang aktif dalam pembelajaran adalah guru (teacher center). Ajakan untuk melakukan pembelajaran yang tidak lagi berpusat pada guru sudah lama dilakukan oleh berbagai pihak. Sejak CBSA hingga KTSP. Nyatanya yang terjadi di kelas-kelas tetap saja pembelajaran tidak seperti yang diharapkan.
Dominasi guru pada pembelajaran bukan pada murid ini memang terbangun dari sistem sejak mula. Ini adalah tradisi lama yang memang sulit untuk dihilangkan. Akibatnya murid cenderung kurang aktif saat pembelajaran di dalam kelas. Guru harus pandai memilih metode pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan keaktifan murid di kelas.
Guru perlu menyadari bahwa pada saat mengajar, guru lebih memposisikan dirinya sebagai fasilitator. Dalam kegiatan pembelajarn guru seyogyanya menggunakan metode yang bervariasi agar murid tidak merasa bosan. Keaktifan murid dalam pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimiliki murid, berpikir kritis dan dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Keaktifan adalah kegiatan atau aktifitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik (Oemar Hamalik, 2008:56). Keaktifan tidak hanya ditentukan oleh aktifitas fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh aktifitas non fisik seperti mental, intelektual dan emosional. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan pengalaman.
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Melalui penerapan metode ini, anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata (Handayana: 2017: 125).
Menurut Hamdayana (2017:126) kelebihan dari metode eksperimen adalah sebagai berikut:

  1. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
  2. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuan.
  3. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
    Hamdayana (2017:126) mengungkapkan bahwa metode eskperimen ini memiliki kelemahan atau kekurangan sebagai berikut:
  4. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen.
  5. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
  6. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dengan teknologi.

Dengan menerapkan metode eksperimen pada materi sifat dan perubahan wujut benda, terbukti mampu meningkatkan keaktifan siswa kelas 6 SDN 03 Beruk, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar. ***
Editor: Cosmas