Marak Hoaks Ancaman bagi Demokrasi, Tular Nalar Jadi Solusi Digelar di Solo dan 16 Kota di Indonesia

Spread the love

Dirjen IKP KEementerian Kominfo, Usman Kasong (tengah berkacamata) berfoto bersama para peserta Penginderaan Hoaks Pemilu Akademi Digital Lansia, dengan pose jari membentuk huruf “T” atau salam Tular Nalar, di Monumen Pers Surakarta, Rabu (20/9)

Solo, Poskita.co – Tular Nalar, program yang didedikasikan untuk memajukan literasi digital dan critical thinking, menggelar kelas Sekolah Kebangsaan dan Akademi Digital Lansia secara bersamaan di 16 wilayah (Aceh, Medan, Bengkulu, Bandung, Purworejo, Magelang, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, Kalimantan Utara, Banjarmasin, Makassar, Manado, Lombok Utara, Maluku, Jayapura) pada tanggal 19-20 September. Program yang diinisiasi oleh MAFINDO dan didukung oleh Google.org, dengan Love Frankie sebagai mitra pelaksana ini bertujuan untuk memberdayakan first-time voters, pre-lansia, dan lansia di seluruh Indonesia.

Dirjen Informasi Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Kominfo, Usman Kasong (memegang mic), memberikan kata sambutan di sela kegiatan Akademi Digital Lansia, didampingi Kepala Monumen Pers, Surakarta, Widodo Hastjaryo (kiri) dan PIC Tular Nalar Soloraya, Erwina Tri (kanan), Rabu (20/9)

Sistem pendidikan konvensional kurang menyediakan pembekalan yang cukup bagi pada pelajar, utamanya sebagai first-time voters dengan skill yang diperlukan untuk mengarungi dunia digital secara efektif, apalagi menjelang tahun politik 2024. Tular Nalar, sebagai program yang berakar kuat pada prinsip-prinsip demokrasi, maju memberikan solusi dan mengisi kekosongan tersebut dengan metode pendekatan prebunking atau pengideraan, yang secara proaktif menjadi vaksin untuk memperlambat penyebaran konten dan berita hoaks pra-pemilu, ujaran kebencian, dan misinformasi yang bermuatan kacau isi, kacau emosi, dan kacau diri.

Sebanyak lebih dari 100 peserta yang berasal dari kalangan pra-Lansia dan Lansia mengikuti pelatihan Penginderaan Hoaks Pemilu Akademi Digital Lansia di Monumen Pers Surakarta, Rabu (20/9).

Di Kota Solo, Akademi Digital Lansia diselenggarakan di Ruang Utama Monumen Pers Surakarta, pada Rabu 20 September 2023. Sebanyak 111 orang hadir sebagai peserta dalam pelatihan Penginderaan Hoaks Pemilu yang difasilitasi oleh 10 orang fasiltator dari unsur relawan Mafindo Soloraya dan mitra, Komunitas Emak Blogger.
“Para peserta adalah warga pra-Lansia dan Lansia yang berasal dari komunitas Alzi atau Alzheimer Indonesia Soloraya dan Grup Senam Alzi Happy Land,” terang PIC Tular Nalar Wilayah Soloraya, Erwina.
Alzi atau Alzheimer Indonesia merupakan organisasi non-profit yang memiliki visi dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup orang dengan dimensia dan Alzheimer, family caregiver Lansia dan lintas generasi Indonesia.
Ketua Alzi Soloraya, Mariska Ningsih, SH, MM dalam kata sambutannya menyatakan sangat gembira dan mengapresiasi upaya Mafindo mengajak para warga pra-Lansia dan Lansia untuk belajar tentang literasi digital, khususnya terkait hoaks Pemilu. “Kami sangat senang, karena acara ini membekali kami para Lansia agar melek teknologi sehingga tidak mudah terkena hasutan, hoaks maupun ujaran kebencian,” ujar Mariska.
Septiaji Eko Nugroho, Ketua Presidium MAFINDO, mengutarakan bahwa dengan dukungan berkelanjutan dari Google.org, MAFINDO merasa bangga dapat berkolaborasi dengan Love Frankie, Think Policy, PERLUDEM, Ruangguru, para pakar dan aktivis literasi lainnya untuk memperluas program Tular Nalar di 38 provinsi. “Hal ini akan mendukung upaya kami sebelumnya dalam memberdayakan penerima manfaat, terutama first-time votters dan lansia dengan critical thinking untuk mengenali dan mencegah penyebaran hoaks, misinformasi, dan ujaran kebencian terkait pemilu,” tambahnya.

Matt Love, Direktur Love Frankie, juga menekankan saat ini Indonesia berada pada titik kritis ditengah badai informasi digital. Tantangan hoaks dan misinformasi bukan hanya menjadi sekedar gangguan selewat tetapi juga ujian ketahanan kolektif atas norma dan demokrasi. Urgensi untuk mengatasi krisis literasi digital tidak pernah lebih terasa seperti sekarang. Bagi first-time voters yang memainkan peran penting dalam membentuk masa depan bangsa, kemampuan untuk mengidentifikasi dan menangkal potensi misinformasi bukan hanya aset; tapi suatu keharusan. “Bagi Love Frankie, kolaborasi kami dengan MAFINDO dalam program Tular Nalar lebih dari sekadar kemitraan. Ini adalah upaya terpadu untuk membekali first-time voters ini dengan keahlian prebunking. Dan saat kita mendekati Pemilu 2024, kolaborasi ini pun bertujuan untuk memperkuat pertahanan lanskap digital kita, memastikan setiap warga negara, terutama first-time voters, dapat dengan percaya diri menavigasi lautan informasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi untuk masa depan Indonesia.”

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo, Usman Kasong pada kesempatan tersebut mengungkapkan, pihaknya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Mafindo, sebagai mitra pemerintah. “Kami sangat terbantu sekali oleh Mafindo karena dengan kerja sama ini kita bisa mengedukasi masyarakat tentang informasi akurat, ataukah hoaks. Apakah itu misinformasi, disinformasi dan malinformasi. Mudah-mudahan Pemilu 2024 berlangsung tertib aman damai, jujur adil dan terpilih calon yang terbaik untuk memimpin bangsa ini ke depan.” Usman Kasong menyempatkan hadir sejenak di kelas ADL di sela-sela kunjungan kerjanya ke Monumen Pers Surakarta, Rabu (20/9)

Indriati dari Grup Senam Alzi Happy Land mengaku senang mendapatkan pelatihan penginderaan hoaks. Akademi Digital Lansia, “Setelah mendapatkan pelatihan ini, jadi kami sebagai masyarakat biasa akan tidak mudah terkena hasutan atau kabar bohong, Kami sudah tahu mana informasi yang benar mana yang hoaks. Jadi insyaallah nanti Kami sudah siap menghadapi Pemilu 2024.” Dia juga berharap agar pelatihan Penginderaan Hoaks Pemilu diperbanyak, agar semakin banyak lapisan masyarakat yang tahu bagaimana cara membedakan informasi yang benar dan mana yang palsu.


Tentang Tular Nalar
Tular Nalar, program pelatihan literasi digital dan critical thinking yang diinisiasi oleh MAFINDO dan didukung oleh Google.org, dengan Love Frankie sebagai mitra pelaksana. Dikembangkan bekerja sama dengan Institut Kebudayaan dan Kemanusiaan MAARIF dan JRKI pada tahap awal, Tular Nalar telah mengalami pertumbuhan yang pesat dalam tiga tahun ini. Tular Nalar merilis Sekolah Kebangsaan untuk para pelajar dan mahasiswa, dan Akademi Digital Lansia.
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) adalah organisasi sosial yang didedikasikan untuk memerangi misinformasi dan hoaks. Didirikan sebagai entitas nirlaba pada tahun 2016, MAFINDO memiliki lebih dari 95.000 anggota online dan 1.000 sukarelawan. MAFINDO memiliki 20 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia dan bekerja di banyak bidang, termasuk namun tidak terbatas pada pencegahan hoax, hoax busting, pendidikan publik, seminar, lokakarya, advokasi, pengembangan teknologi anti-hoax, penelitian, dan keterlibatan di tingkat akar rumput.

Tentang Google.org
Google.org, sisi filantropis Google untuk menanggulangi beberapa tantangan terbesar umat manusia yang menggabungkan pendanaan, donasi produk, serta keahlian teknis dalam mendukung komunitas yang kurang terlayani. Google.org mendukung organisasi nirlaba, gerakan sosial, dan entitas sipil yang membuat dampak signifikan pada komunitas yang mereka layani, dan yang kegiatannya berpotensi menghasilkan perubahan positif yang terukur dan bermakna bagi umat manusia.

Cosmas