Indahnya Kerukunan dalam Pembelajaran Permainan Tradisional

Spread the love


Oleh: Sumarni, S.Pd
SDN Cangkol 02 Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo

Permainan tradisional merupakan salah satu kearifan lokal yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat dengan memegang teguh norma dan adat kebiasaan yang diturunkan oleh nenek moyang. Indonesia sendiri memiliki ratusan bahkan ribuan permainan tradisional di setiap daerah karena Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah suku bangsa yang sangat banyak. Umumnya permainan tradisional ini dimainkan secara bersamaan atau berkelompok, dimana hal tersebut bisa memupuk rasa gotong-royong dan toleransi. Permainan tradisional juga biasa menggunakan nyanyian, gerakan, dialog, bahkan ilmu matematika, dan kecekatan pemainnya.
Seiring berjalannya zaman, permainan tradisional ini mulai tergeser dengan game online yang disediakan di gadget. Orang tua pun turut memfasilitasi hal tersebut karena dirasa anak akan lebih aman dan terpantau apabila bermain game online di rumah. Padahal, permainan tradisional bisa memupuk interaksi anak dengan dunia luar dan lingkungan sekitar. Banyak sekali dampak positif yang akan didapatkan oleh anak apabila memilih untuk bermain permainan tradisional bersama teman teman, antara lain :

Memupuk rasa toleransi, tidak membeda-bedakan ras dan agama teman.

Mengembangkan kecerdasan logika.

Anak menjadi lebih kreatif dan tangkas.

Memanajemen rasa emosional pada anak.

Mengembangkan kecerdasan intelektual anak.
Apabila anak tidak bisa mendapatkan akses belajar permainan tradisional di lingkungan rumah, guru bisa membantu anak dengan membuat permainan kecil dan sederhana bersama peserta didik. Selain menimbulkan rasa senang kepada anak, guru juga bisa menyelipkan sebuah materi pembelajaran di dalamnya.

Contoh permainan yang bisa diterapkan untuk memupuk rasa kebersamaan dalam pembelajaran :

  1. Petak Umpet.
    Dimana murid yang berjaga harus menghitung untuk menunggu temannya bersembunyi. Namun, guru bisa mengajarkan kepada murid untuk berhitung menggunakan bahasa inggris dan apabila si penjaga menemukan temannya, juga bisa mengganti nama menjadi istilah bahasa inggris sesuai kesepakatan di awal. Apabila permainan inni dikonsep sedemikian rupa, ingatan anak akan semakin tajam dan tentu saja belajar dengan menyenangkan.
  2. Gobak Sodor.
    Dalam permainan ini, peserta harus membagi kelompok menjadi dua dimana terdiri dari tim laku dan tim jaga. Dalam kotak permainan sudah diberi garis dan akan dijaga di setiap garisnya oleh tim jaga, sedangkan tim laku bertugas untuk menerobos benteng pertahanan tim jaga dengan melewati garis yang ada tanpa disentuh oleh musuh. Permainan ini mengajarkan ilmu kerjasama. Peserta didik juga bisa berdiskusi untuk membuat strategi melawan benteng musuh. Dimana kedua hal tersebut biasa diajarkan dalam mata pelajaran PPKN. selain dapat memecahkan masalah, murid juga belajar untuk bertanggungjawab.
  3. Engklek .
    Permainan yang juga dikenal sebagai dampu. Dimana murid harus melompati berbagai bidang dengan satu kaki. Namun, sebelum melompat, murid juga harus melempar “gaco”. Ini bisa mengajarkan murid untuk mengenal dan menggambar bidang datar. Selain itu, guru juga bisa memberikan kartu pertanyaan di setiap bidang, apabila “gaco” milik murid jatuh di bidang tersebut, ia harus menjawab pertanyaan yang ada dalam kartu itu.
  4. Congklak. .
    Pemain hanya perlu mengambil biji yang terdapat pada setiap lubang dakon, untuk kemudian mengisi lubang lainnya dengan biji yang diambil satu per satu. Jika biji tersebut jatuh ke dalam lubang dengan biji lainnya, pemain dapat melanjutkan mengisi lubang tersebut. Namun jika jatuh ke dalam lubang yang kosong, maka pemain tidak dapat melanjutkan permainan. Permainan ini mengajarkan kepada murid mengenai konsep dasar Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dengan permainan congklak. Caranya cukup mudah, cukup mengisi biji dengan warna seperti kuning dan hitam. Sebelum bermain, murid harus mencari KPK dari 2 dan 3. Biji warna kuning diletakkan pada lubang berkelipatan 2 dan biji berwarna hitam diletakkan pada lubang dengan kelipatan 3. Maka, akan mendapat hasil antara lubang akan memiliki kelipatan sama hasil dari KPK 2 dan 3. Masih banyak permainan tradisional yang bisa dimainkan untuk pembelajaran dan memupuk rasa kerukunan kepada murid. Guru dapat “eksplore” lebih dalam dan menerapkan pada setiap pembelajaran. Tanpa terasa, murid akan jauh lebih senang dalam kebersamaan dan pembelajaran.**

Editor: Cosmas