Pembangunan Akses Jalan Pabrik Hebel Diprotes Warga

Spread the love

SRAGEN, POSKITA.co – Pembangunan akses jalan ke pabrik Blesscon yang memproduksi batu bata hebel diprotes warga Desa Toyogo, Sambungmacan, Sragen, Selasa (2/5). Pasalnya, pembangunan akses jalan truk pabrik hebel itu dinilai belum ada kesepakatan dengan warga. Parahnya lagi, dalam pembangunan akses jalan pabrik itu merusak saluran irigasi dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) hingga bang tidak berfungsi dan menimbulkam banjir saat hujan.

Berdasarkan pengamatan di lokasi, sudah ada pengerukan di tepi irigasi di jalan desa akses terdekat menuju pabrik bata ringan/hebel. Pekerjaan sudah berlangsung sekitar 1 minggu, atau mulai pelaksanaan setelah lebaran. Alat berat juga masih beroperasi di lokasi.

Tokoh masyarakat Toyogo Akir Gunawan menegaskan, pihaknya menolak pembangunan jalan akses ke pabrik hebel itu. Lantaran belum ada kesepakatan dengan warga. Meski sempat ada rapat di balai desa, dinilai hanya keputusan sepihak dari kades.

“Padahal warga belum menyetujui pembangunan itu. Parahnya lagi merusak saluran irigasi untuk lahan pertanian di sekitarnya,” tandas Gunawan.

Menurut Gunawan, pihaknya akan melaporkan indikasi perusakan fasilitas umum seperti jalan desa maupun irigasi ke penegak hukum. Lantaran belum ada kesepakatan dengan warga.

Warga Toyogo, Kamidi, yang mempunyai sawah dan warung yang berdiri di samping jalan tersebut belum sepakat terkait pemanfaatan jalan itu digunakan kepentingan pabrik. ”Sudah ada sekitar seminggu dikerjakan. Bangunan warung juga tidak ada ganti rugi,” ujarnya.

Dia menyampaikan sebenarnya warga,terutama yang kerap melintas dan yang menggarap sawah di sekitar jalan tersebut belum sepakat. Namun dia merasa diabaikan aspirasinya oleh pihak pemerinatahan desa. ”Sebenarnya tidak setuju, tapi kami tidak punya kuasa,” keluhnya.

Kemudian dia menyampaikan saluran di tengah sawah juga tidak difungsikan. Demikian juga sumur submersible yang dibangun juga tidak berfungsi. ”Kami tidak tahu sama sekali, dijak ngobrol sama kades juga nggak, sama pabrik juga nggak,” keluhnya.

Sementara warga Toyogo lainnya, Dwi Ariyanto, terkejut sudah ada pekerjaan tersebut. Dia keberatan jika jalan tersebut di gunakan untuk akses kendraan truk pabrik. ”Saat ini irigasi saluran sawah ditutup,” jelasnya.

Dia menilai hasil rapat di balai desa Toyogo beberapa waktu lalu harus dibatalkan. Karena hanya keputusan sepihak dari kades. Sementara masyarakat yang ada di sekitar, termasuk para petani, pendapatnya tidak didengar.

Sebelumnya, Kades Toyogo Suwarno menjelaskan dari hasil rapat, pihak pabrik menyanggupi untuk memperbaiki jalan yang rusak bila nanti dilewati truk. Dia mengakui tidak ada sewa untuk pemasukan desa. Namun pabrik juga menyanggupi untuk memberikan CSR setiap tahunnya Rp 25 juta.

”Keputusan hasil rapat memang pabrik memberikan CSR setiap tahun dan memperbaiki jalan yang dilewati truk,”ujar Suwarno terkait jalan tersebut. (Cartens)