Kecewa HKTI, Pemuda Tani Bentuk Organisasi Baru

Spread the love

SRAGEN, POSKITA.co – Ratusan petani muda kecewa dengan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Sragen. Para petani muda memilih deklarasi bernam Himpunan Pemuda Tani Sukowati, Selasa (21/12). Ketua Himpunan Pemuda Tani Sukowati Isyana Darmastuti Raras Anindyasari menyampaikan saat ini setidaknya ada 150 anggota yang sudah menjadi bagian organisasi pemuda tani tersebut.

Pihaknya menegaskan para petani muda ini bukan baru berkecimpung di organisasi. Namun sudah dirintis bersama Pemuda Tani HKTI. Seiring berjalannya waktu Pemuda Tani HKTI rencana di deklarasikan pada 11 Maret 2020 lalu. Tetapi terimbas pandemi, deklarasi Pemuda Tani tertunda. Sehingga mereka mencoba klarifikasi kelanjutannya pada DPW dan DPP HKTI. Tetapi karena tidak ada kejelasan, akhirnya mereka mengambil sikap.

”Kita merasa di PHP lebih dari setahun, padahal teman-teman ini di lapangan sudah memberi kontribusi banyak pada teman-teman petani. Akhirnya kita deklarasi melepaskan diri dari HKTI,” ujarnya.

Raras menyampaikan mereka membutuhkan legalitas. Namun dari Pemuda Tani HKTI ini tidak kunjung terbit surat keputusan (SK) dan pelantikan. Lantas dia menjelaskan pihaknya menggaet para petani yang berusia di bawah 40 tahun. ”Kalau ada anggota yang usia diatas 40 tahun, tergolong anggota luar biasa,” bebernya.

Lantas terbentuknya Himpunan Pemuda Tani Sukowati ini merangkul perjuangan para pemuda tani untuk melanjutkan merangkul petani muda. Selain itu menunjukkan bahwa mampu bekerja meski tidak ada didalam keanggotaan HKTI. Sementara Ketua Pembina Himpunan Pemuda Tani Sukowati, Darmawan menjelaskan dalam organisasi ini diisi oleh para petani dengan kemampuan istimewa. Seperti seperti petani anggur, padi, palawija, dan kemampuan produksi pupuk organik.

”Kita ingin berkiprah dengan memberi manfaat lebih banyak. Kegiatan yang punya greget pengembangan. Jadi bukan sekedar untuk anggota kami sendiri, tapi berbagai kelompok,” imbuhnya.

Pihaknya juga ingin mendorong bahwa pertanian adalah bidang yang menjanjikan. Seperti pada saat ini pertanian tetap bertahan di tengah pandemi. Selain itu Kabupaten Sragen bertumpu di sektor pertanian. Namun hal yang terkait pertanian sering dilewatkan.

”Kami akan menjadi organisasi yang selalu mengawal, bahwa Sragen merupakan wilayah penghasil produk pertanian agar lebih dimunculkan,” ujarnya.

Darmawan menegaskan lahirnya organisasi ini tidak ada keterlibatan politik. Namun murni dari pemikiran pemuda. Selain itu muncul dari keresahan karena petani dengan usia muda sudah langka. Lantas agar pemuda juga tertarik dengan pertanian. ”Kami tidak terikat dengan afiliasi politik manapun,” terang Darmawan. (Cartens)