Endang Yoga Hardaya Ajak Petani Tanam Melon Belanda, Menggiurkan..!!

Spread the love

KLATEN, POSKITA.co – Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Klaten Ny. Endang Yoga Hardaya, tampak senang dan bersyukur atas suksesnya petani milenial di Desa Bogem, Kecamatan Bayat, Klaten, yang sukses menanam buah melon dengan sistem green house dan polybag.

Didampingi ajudannya, Mbak Marda dan beberapa wartawan, Endang Yoga melihat langsung buah melon yang siap dipanen, Rabu siang (4/1/2023). Tampak Waluyo, petani yang mengelola melon, bersama Sungkono (Sekdes Bogem) dan Hariyanta (Kaur Umum Perencanaan Desa Bogem), mendampingi kunjungan Ketua TP PKK Kabupaten Klaten ini.

Endang mengaku kagum dengan hasil panen yang dicapai. Dalam masa panen dua bulan lalu, hanya mencapai 1,2 kuintal dan saat panen kedua ini bisa mencapai 1,5 kuintal melon. Lewat sistem pengelolaan pertanian yang modern, bisa menghasilkan produksi yang sangat tinggi.

“Saya tahu kalau ada melon di Bogem ini, ya dari wartawan. Ternyata benar dan usaha menanam buah melon jenis Belanda ini sangat menggiurkan dan patut dicontoh desa lainnya. Jangan takut menjadi petani, ternyata hasilnya juga bagus dan sangat menguntungkan usaha melon ini,” jelas Endang.

Usaha melon jenis Belanda ini merupakan usaha BUMDes Ngudi Raharja Desa Bogem, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten dengan memanfaatkan tanah kas desa untuk budidaya melon dengan sistem green house. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan pendapatan asli desa (PADes) setempat.

Waluyo, petani melon, sedang tunjukkan cara mengukur berat melon dengan alat khusus. Masa panennya 70-75 hari dan menggiurkan hasilnya.

“Ini melon diambilkan dari Belanda dan kelebihannya tangkainya masih kuat. Kalau jenis melon biasa, belum masa panen sudah busuk tangkainya. Luasan green house ini 10×40 meter dan saat ini ada 600 polybag. Setiap polybag ada 2 batang melon yang siap panen di usia 70-75 hari,” ujar Hariyanta.

Hariyanta mengaku, kalau saat proses penyerbukan memang harus hati-hati dan tidak boleh sembarangan orang masuk. Dengan dibantu tawon dalam proses penyerbukan melon, akhirnya bisa menghasilkan buah melon yang bagus kualitasnya. Rata-rata berat melon yang ditimbang antara 23 kg. Melon ini memang jenis bagus dan termasuk langka, sebab jenis bibitnya dari Belanda.

“Jadi kami mohon maaf kalau saat proses penyerbukan atau pengelolaan melon, teman-teman wartawan diharapkan tidak berkerumun atau datang meliput dulu. Nah, kalau masa panen memang boleh datang dan meliput, demi menjaga kualitas kesuburan tanaman melon. Badan harus steril dari bakteri saat masuk ke green house,” ujar Hariyanta mantap.

Terpisah, Kepala Desa Bogem Tri Raharja menjelaskan, dalam satu tahun, pemanfaatan lahan kas desa ini mampu menghasilkan tiga kali panen buah melon. Dan saat ini merupakan panen yang kedua kalinya dan menggiurkan. Ada tiga jenis buah melon yang ditanam, yaitu jenis intanon (warna kuning), lady green (warna hijau) dan sweet net (seperti telur dinosaurus).

“Untuk penjualan melon, sudah ada pembeli yang akan membeli hasil panen kita. Pembeli itu datang dari daerah Surabaya, Yogyakarta, Solo Raya, dan sebagainya. Ke depan, akan kita tanam lagu melon dengan jumlah yang semakin besar dan melon ini nyatanya memang menggiurkan,” jelas Tri Raharja kepada redaksi di lokasi panen melon, Jumat (6/1) siang. (Kim)