Model Jigsaw Tingkatkan Ketrampilan Menulis Teks Negosiasi Siswa Kelas X SMA
Oleh: Zaenul Nadif, S.Pd., Guru Bahasa Indonesia Kelas X di SMA Negeri 1 Bulakamba, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah
Pendidik memahami bahwa pembelajaran bahasa Indonesia terdapat ruang lingkup yang mencakup empat aspek keterampilan berbahasa yang penting dipelajari peserta didik, yaitu: keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pendidik berpandangan bahwa penguasaan siswa terhadap keempat aspek ini sangat beragam, ada yang hanya menguasai aspek berbicara dan menyimak, ada yang menguasai aspek berbicara dan membaca, ada yang menguasai menulis dan membaca, dan lain sebagainya. Siswa memiliki karakteristik yang berbeda dan unik.
Pendidik menjelaskan keterampilan menulis merupakan satu di antara keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk dikuasai. Pendidik mengartikan kegiatan menulis sebagai proses berpikir untuk menciptakan suatu karya atau informasi dalam bentuk tulisan dan berbentuk kreatif. Pendidik menyebutkan beberapa tujuan yaitu: untuk menginformasikan segala sesuatu, baik itu berupa fakta, peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta yang terjadi. Pendidik dengan mengingat tujuan dan manfaat menulis yang sangat penting, maka perlu diadakan banyak latihan, pembinaan, dan pengembangan terhadap keterampilan menulis peserta didik. Pendidik menyadari bahwa latihan keterampilan menulis siswa akan lebih banyak menguasai informasi dengan berbagai gagasan secara sistematis.
Pendidik melihat adanya masalah yang terjadi didalam kelas dilatarbelakangi oleh beberapa alasan sebagai berikut. Pertama, siswa kelas X SMA Negeri 1 Bulakamba kurang dalam keterampilan menulis karena pendidik masih menemukan siswa yang ketika ditugaskan untuk menulis kebanyakan tidak bisa mengerjakan tugas dengan baik dan masih mengalami kebingungan gagasan. Kedua, siswa belum mampu mengemukakan ide-ide dan gagasan secara maksimal. Ketiga, siswa belum maksimal untuk menggunakan ejaan yang disempurnakan (EYD) secara efektif dan efisien. Keempat, siswa masih memiliki kekurangan untuk menggunakan diksi secara tepat sehingga siswa belum mahir dalam memilih kosakata. Kelima, siswa mengalami kesulitan untuk membuat kalimat efektif yang memiliki unsur kepaduan dan kesatuan yang tepat.
Fathurrohman (2015, hlm. 63) mengungkapkan bahwa model pembelajaran jigsaw adalah suatu teknik pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang memiliki tanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Gamal Thabroni (2022) menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai model pembelajaran yang membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, dimana siswa secara sistematis memecahkan kembali kelompok tersebut untuk berdiskusi dengan anggota kelompok lain dalam suatu bagian materi dan kelompok khusus untuk kemudian kembali ke kelompok awal, serta menyampaikan hasil diskusinya dengan kelompok khusus tadi.
Menurut Rusman (2018, hlm. 220) menyebutkan beberapa langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut; 1) Siswa dikelompokkan dengan anggota sekitar 4 orang, 2) setiap siswa dalam kelompok diberi materi dan tugas yang berbeda, 3) Anggota dari kelompok yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli) dalam kegiatan pembelajaran, 4) Siswa melakukan kegiatan dimana setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang sub materi yang dikuasainya, 5) siswa mempresentasikan hasil diskusi dari setiap kelompok yang terbentuk, 6) Pembahasan, dan 7) Penutup.
Ibrahim (dalam Majid 2017:184) mengemukakan beberapa kelebihan model pembelajaran jigsaw bagi peserta didik, antara lain: a) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa lain, b) Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan dengan lebih baik, c) Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompoknya, d) dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif, e) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain. Dengan demikian peserta didik akan lebih mudah melakukan kegiatan menulis melalui bimbingan gurunya dan bantuan teman sebaya.
Pendidik menjelaskan pengertian teks negosiasi terlebih dahulu sebelum siswa melakukan kegiatan menulis. Faozan Tri Nugroho (2020) mengartikan teks negosiasi adalah teks yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Pendidik menambahkan bahwa dalam teks negosiasi berisi kalimat-kalimat kesepakatan mengenai persoalan yang membutuhkan penyelesaian. Pendidik dengan merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menjelaskan negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok organisasi) dan pihak yang lain.
Pendidik melihat dalam kehidupan sehari-sehari, proses negosiasi merupakan hal yang umum dilakukan. Setiap orang mungkin pernah melakukan kegiatan tawar menawar, terutama dalam hal jual beli. Pendidik memahmai bahwa kedua pihak yang melakukan negosiasi mempunyai hak terhadap hasil yang akan disepakatinya. Siswa memperoleh hasil akhir dari negosiasi tersebut dengan menentukan persetujuan dari semua pihak melalui kesepakatan bersama. Ciri-Ciri Teks Negosiasi, yaitu: 1) menghasilkan kesepakatan (yang saling menguntungkan), 2) mengarah pada tujuan praktis, 3) memprioritaskan kepentingan bersama, 4) sarana untuk mencari penyelesaian.
Pendidik menyebutkan beberapa kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi, antara lain: menggunakan bahasa yang santun, terdapat ungkapan persuasif (bahasa untuk membujuk), berisi pasangan tuturan, kesepakatan yang dihasilkan tidak merugikan dua belah pihak, bersifat memerintah dan memenuhi perintah, tidak berargumen dalam 1 waktu, teks didasari argumen yang kuat disertai fakta, siswa memiinta alasan dari pihak mitra negosiasi, siswa tidak menyela argumen.
Pendidik berperan penting dalam memberikan pembelajaran yang bermakna pada mata pelajaran bahasa Indonesia terutama dalam kemampuan menulis siswa kelas X SMA sejak dini. Peserta didik selalu diperhatikan kegiatan pembelajarannya dengan metode yang tepat untuk kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia agar lebih terarah, efektif dan efisien. Pendidik dengan menggunakan model jigsaw pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas X SMA Negeri 1 Bulakamba Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah dapat meningkatkan kemampuan menulis secara lebih optimal sehingga motivasi belajarnya semakin meningkat.