Seni Nyulam Menyang Mangsa SMP Marsudirini Tampil Memukau di Kreaso 2022

Spread the love

Solo, Poskita.co – SMP Marsudirini St Theresia Surakarta di ajang Kreasi Anak Sekolah Solo (KREASO) 2022 tampil memukau dengan membawakan Seni Nyulam Menyang Mangsa, pada hari pertama, Kamis (13/10/2022) di Tirtonadi Hall.
Menurut Dra Coleta Unggul Mulyani, Seni Nyulam Menyang Mangsa merupakan karya seni dalam bentuk perpaduan musik kontemporer dengan tari nusantara.
“Peserta didik tampil memukau, antusias, dan penuh semangat. Seni Nyulam Menyang Mangsa perpaduan musik kontemporer dan tari nusantara,” ujar Coleta Unggul, Sabtu (15/10/2022).


Menurut Danang Dwi S, pengajar musik kontemporer SMP Marsudirini, Seni Nyulam Menyang Mangsa, adalah keadaan di era milenial ini seni daerah entah seni tari tradisi, seni musik tradisi, seni karawitan, seni pedalangan dan lainnya dengan nuansa tradisi semakin tergerus oleh suatu keadaan. Masa dahulu sudah bertransformasi ke masa kekinian, dengan berbagai alat misalnya seni karawitan tidak bisa dibilang karawitan semisal hanya dimainkan dengan 3 orang saja, tetapi di masa kini dengan adanya alat musik baru seperti keyboard yang hanya dimainkan oleh satu orang saja tetapi bisa memainkan seluruh genre musik bahkan suara gamelan bisa ditirunya.
“Tak bisa dipungkiri perkembangan jaman memang baik adanya tetapi kita juga harus bisa menguri–uri suatu kebudayaan, serta tinggalan para leluhur kita, masih banyak anak–anak belum paham bahkan tidak tahu alat musik bonang, saron barung dan lain-lainnya, hal ini menjadi suatu catatan khusus bagi para guru dan kami penggagas seni khususnya,” ujar Danang.
Berawal dari sebuah pembelajaran ekstrakurikuler setiap satu minggu satu sekali di SMP Marsudirini dengan pengajar musik kontemporer Danang Dwi s dan Tari Ira Anggraheny, merupakan kegiatan yang sangat positif. Dimana para siswa juga tidak hanya berasal dari satu daerah saja melainkan ada dari Kalimantan, Papua, Jawa, dan beberapa lainnya. Dari sini ide muncul akan membuat suatu kalaborasi musik perkursi dan tari antar daerah dimana anak-anak tinggal, dengan alat karawitan, jimbe serta alat musik non-tradisi seperti bass, gitar dan pianika seni nyulam menyang mongso tercipta.
Ira Anggraheny, guru tari SMP Marsudirini, menjelaskan tentang seni nyulam menyang mangsa.
“Menyang atau menuju, mangsa atau masa, keadaan ini bisa kita perbaiki dari seni yang kita satukan dari berbagai daerah ke masa depan tetapi seni tradisi dan non-tradisi akan tetap berdampingan untuk ke masa depan,” kata Ira Anggraheny.
Febrina Widya Hesti SPd, salah satu guru pembimbing menyatakan salut dengan semangat anak-anak.
“Dengan tampil di Kreaso, anak bisa lebih percaya diri, berani, kreatif dan berprestasi khususnya di bidang seni,” kata Febrina.
Maria Rita Hapsari SPd, mengaku kagum dengan semangat anak-anak yang tak kenal lelah. Berlatih beberapa minggu, baik yang musik maupun penari, tetap semangat dan antusias.
“Semangat anak luar biasa. Sebelum pentas, harus siap dirias sejak jam 8 pagi, dan pentas baru jam 15.30. Luar biasa semangat anak-anak, dan tim sekolah juga kompak,” kata Rita.
Bella, salah satu siswa yang ikut pentas mengaku senang dan bangga bisa tampil di depan publik dan membawa nama baik sekolah.
“Saya senang, bisa tampil di Kreaso 2022 dan semoga SMP Marsudirini semakin terkenal dan berprestasi,” ucap Bela.
“Pengalaman yang luar biasa, dan akan saya kenang selamanya,” ucap Barbara, siswa kelas VII A.
Cosmas