Peningkatan Literasi Meminimalisir Mindset Tradisional untuk Realisasikan Indonesia Emas 2045
Oleh: Suryani, S.Pd
Guru kelas 4 SD Negeri Cangkol 02 Mojolaban
Indonesia pada tahun 2045 digadang-gadang akan menjadi “Indonesia Emas”. Indonesia emas merupakan gagasan yang sedang digencarkan oleh pemerintah karena Indonesia genap berusia 100 tahun dan memiliki bonus demografi. Bonus demografi tersebut berupa 70% penduduknya merupakan usia produktif dengan usia 15-64 tahun dan 30% sisanya bukan merupakan usia produktif (Diana,2017). Bonus demografi ini harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Apabila pengelolaan sumber daya-nya berantakan dan tidak dikelola dengan baik, maka akan menjadi boomerang tersendiri untuk Indonesia. Tahun 2045 memang masih 24 tahun lagi, tetapi bibit-bibit unggul sudah ada dan harus dipersiapkan mulai sekarang. Karena merekalah, yang kita anggap sekarang masih anak-anak, yang akan memegang tonggak emas Indonesia pada tahun 2045.
Generasi Milenial dan Z adalah generasi yang akan memegang tonggak emas kepemimpinan Indonesia pada tahun 2045. Generasi inilah yang akan menentukan mau dibawa kemanakah Indonesia di masa mendatang. Untuk merealisasikan Indonesia emas 2045, dibutuhkan bekal dalam berbagai bidang, salah satunya adalah pendidikan.
Pendidikan adalah sebuah proses pembelajaran pengetahuan, ketrampilan, dan karakter untuk membentuk manusia yang dapat berpikir kritis dan juga cerdas dalam berbagai aspek (Malik,2017). Salah satu kunci kesuksesan dalam pendidikan adalah peran seorang guru. Dari semua komponen pendidikan yang ada, guru merupakan yang memegang peranan paling menentukan untuk menciptakan generasi emas Indonesia. Tantangan pendidikan yang berkualitas menuntut guru untuk lebih kreatif, inovatif dan mencerahkan dalam merancang kegiatan pembelajaran yang berkualitas untuk menyongsong generasi emas Indonesia tahun 2045.
Untuk mendapatkan mutu dan kualitas pendidikan yang baik, harus ada beberapa gebrakan untuk merealisasikan ide atau gagasan yang ada. Salah satunya adalah perbaikan mutu tenaga pendidik. Selain guru yang menjadi faktor penunjang keberhasilan pendidikan untuk Indonesia emas 2045, faktor SDM juga sangat mempengaruhi dikarenakan semakin tinggi kualitas SDM maka semakin mudah pula pengaplikasian kebijakan pada masyarakat, terutama pada masyarakat yang masih jauh dari kata peradaban global 4.0. Di Indonesia beberapa masyarakat tradisional yang tinggal di daerah pegunungan masih banyak yang berpikir bahwa pendidikan hanyalah formalitas. Ketika anak mereka sudah dewasa, maka mereka akan disuruh untuk terjun ke kebun dan sawah milik keluarga. Banyak yang berpikir “jika bisa bekerja menghasilkan uang, mengapa harus membuang waktu dengan belajar di sekolah.” padahal, jika ditelaah lebih dalam, ketika seseorang belajar hingga ke perguruan tinggi dan mengambil jurusan pertanian maupun peternakan, hasil tani mereka jauh lebih bagus dan dapat dijual dengan harga yang tinggi.
Berdasarkan kasus tersebut, SD Negeri Cangkol 02 Mojolaban membuat berbagai gebrakan, dengan kegiatan utamanya adalah peningkatan minat baca atau literasi untuk murid, guru, dan masyarakat. Budaya literasi tak hanya bisa diaplikasikan dengan membaca buku. Namun, dengan memberikan papan baca di setiap sudut sekolah maupun di tempat berkumpulnya warga desa. Dalam papan baca tersebut akan diberikan informasi mengenai dunia luar yang didominasi dengan gambar atau visual menarik agar masyarakat tertarik membacanya. Secara berkala, kita harus mengganti berita pada papan berita sekolah. Selain melatih membaca untuk anak, hal tersebut juga bisa membuka wawasan dan pikiran warga masyarakat setempat bahwa dunia luar sangatlah luas untuk dijelajahi. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik, bisa melakukan upaya dengan memberikan penyuluhan maupun diklat yang mendatangkan narasumber yang kompeten dibidangnya dan mungkin terkenal di masyarakat untuk menarik perhatian. Penyuluhan bisa dikemas dengan tema menarik dan dikemas dengan kreatif penuh inovasi. Penyuluhan juga diadakan di daerah yang mudah dijangkau oleh para guru dan orang tua siswa.
Generasi muda dikenal sebagai agen perubahan. Semua kemajuan negara di masa depan akan berada di tangan generasi muda. Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas merupakan puncak cita-cita bangsa Indonesia. Peningkatan kualitas pendidikan tersebut di atas diharapkan dapat membentuk talenta-talenta berkualitas yang dapat berkreasi dan berinovasi.
Editor: Cosmas