Optimalisasi Miniatur Denah Dalam Pembelajaran  Lingkungan Geografis Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Spread the love

A R T I K E L G U R U

oleh: Banar Septiniwarsi Wulandari, S.Pd.

Mengajar Kelas 2, SDN Duren Kec. Bejen Temanggung

Mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik lisan maupun tulisan; (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai keperluan; (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosi dan sosial; (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa; (6) menghargai dan bangga sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual bangsa Indonesia.

Cakupan mata pelajaran bahasa Indonesia meliputi komponen keterampilan berbahasa dan keterampilan sastra yang meliputi aspek: (1) menyimak; (2) berbicara; (3) membaca; (4) menulis. Membaca merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa tulis reseptif. Karena dengan membaca seseorang akan dapat memperoleh informasi, pengetahuan, dan pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui membaca akan memungkinkan seseorang untuk dapat memperluas daya pikirnya, mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasannya. Dengan demikian, membaca merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan oleh siapa saja yang ingin maju dan memperbaiki diri. Membaca merupakan salah satu kunci utama memasuki istana ilmu, sebagai landasan kokoh dan aktivitas yang menyediakan sumber materi yang tak pernah kering untuk berbagai aktivitas ekspresif dan produktif dalam kehidupan sehari-hari (Amir, 1996:26).

Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dalam pengembangan sumber daya manusia karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan manusia produktif yang mampu memajukan bangsanya (Kunaryo, 2000). Pendidikan dalam arti luas meliputi belajar, membimbing, mengajar dan melatih. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling mendasar. Keberhasilan pendidikan bukan semata-mata tugas sekolah tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah. Dalam hal ini orang tua, masyarakat dan pemerintah dididik untuk mencapai keberhasilan pendidikan.

Penggunaan alat peraga akan menghindari verbalisme. Menurut Aristo Rahardi (2003), alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk menunjukkan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkret. Sementara itu, WJS Poerwodaminto (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1985: 734) menyatakan bahwa alat adalah sesuatu yang digunakan untuk mencapai sesuatu yang dimaksudkan/bersyarat. Sedangkan demonstrasi adalah alat untuk menunjukkan pelajaran.

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar. Media pembelajaran memegang peranan penting sebagai alat untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif.

Dalam kurikulum 2013 untuk kelas 2 mata pelajaran bahasa Indonesia tema tugas sehari-hari saya dengan subtema tugas sehari-hari saya di rumah pada kompetensi dasar 3.3 Menentukan kosakata dan konsep tentang lingkungan geografis, kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya di lingkungan sekitar dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah melalui teks tertulis, lisan, visual, dan/atau eksplorasi lingkungan hidup; 4.3 Melaporkan penggunaan kosakata bahasa Indonesia atau bahasa daerah yang tepat sebagai hasil pengamatan tentang lingkungan geografis, kehidupan ekonomi, sosial dan budaya di lingkungan sekitar dalam bentuk teks tertulis, lisan, dan visual.

Untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang lingkungan geografis, siswa kelas 2 SDN Duren Kec. Bejen Temanggung guru menerapkan optimalisasi denah miniatur dalam pembelajaran. Miniatur dalam KBBI diartikan sebagai benda berupa tiruan berskala kecil yang biasanya terbuat dari tanah liat, kayu, dan lain-lain. Menurut Khairi (2012:13) miniatur adalah suatu bentuk benda tiga dimensi yang biasa digunakan dalam dunia arsitektur. Menurut Willy (2015) miniatur diartikan sebagai suatu benda tiga dimensi yang berupa tiruan suatu benda atau benda jenis bangunan, bidang, dan lain-lain yang dibuat dalam skala kecil dan biasanya terbuat dari kayu, tanah liat, atau bahan lainnya.

Miniatur adalah tiruan dari suatu benda seperti tempat, bangunan, makanan, dan benda lainnya yang dapat dilihat dari segala arah atau biasa disebut benda 3 dimensi. Dalam penggunaan media pembelajaran miniatur merupakan upaya untuk menciptakan pembelajaran yang mencerminkan aspek realitas untuk memudahkan seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, media ini juga dapat mempermudah daya ingat siswa karena bentuknya yang 3 dimensi.

Beberapa manfaat penggunaan media miniatur dalam proses pembelajaran: Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; Materi pembelajaran akan memiliki makna yang lebih jelas sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan mereka untuk menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran; Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak hanya komunikasi verbal melalui perkataan guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi jika guru mengajarkan setiap pelajaran; Siswa dapat melakukan lebih banyak kegiatan belajar karena tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi juga kegiatan lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, bertindak, dan lain-lain.

Dengan mengoptimalkan miniatur denah untuk siswa kelas 2 SDN Duren Kec. Bejen Temanggung terbukti mampu membangkitkan perhatian siswa, dan dapat memperjelas informasi/materi yang disampaikan. Dengan demikian dapat memotivasi siswa untuk mengikuti materi pembelajaran dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran khususnya tentang pemahaman siswa tentang lingkungan geografis.**

Editor: Cosmas