Jari Petir Mas Edy Ngruweng Mantap..!!

Spread the love

KLATEN, POSKITA.co – Kabar gembira..!! Bagi masyarakat yang mempunyai keluhan kesehatan, bisa datang ke Omah Terapi Asyifa. Lokasinya ada di Dukuh Ngruweng RT 04/RW 10, Desa Wiro, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Pelayanan kesehatan alternatif ini tanpa tarif, tapi effeknya bagus untuk kesehatan.

Saat ditemui redaksi akhir pekan lalu, Edy Tarwana (49 th), pendiri usaha terapi Asyifa ini, mengaku ingin memberikan pelayanan kepada  masyarakat dalam masalah keluhan kesehatan dan kejiwaan.  Edy juga mengaku berpengalaman di dunia kedokteran farmasi, pengobatan herbal dan kejiwaan atau sebagai psikiater.

Dari pantauan redaksi, peresmian Omah Terapi Asyifa yang dikenal dengan Totok Jari Petir ini digelar secara sederhana dengan menghadirkan tokoh masyarakat Dukuh Ngruweng dengan acara dzikiran, Sabtu sore (9/7/2022).

Dalam pelayanannya, Edy menerapkan tiga cara atau metode terapi, yaitu totok jari petir, sisi herbal dan pendekatan secara psikiater (kejiwaan pasien). Dikatakan, saat ini banyak yang terganggu kejiwaannya karena stres atau himpitan ekonomi keluarga.

“Insya Allah usaha ini merupakan pertama kali ada di Klaten dengan menggabungkan tiga metode terapi, yaitu totok jari petir, cara herbal serta pendekatan kejiwaan pasien yang datang,” ungkap Edy yang 25 tahun tinggal di Kampung Duren, Jakarta.

Dengan berharap ridlo dan izin Allah SWT, Edy berniat membantu menyembuhkan keluhan masyarakat. Dikatakan pula, Edy akan berusaha membantu dalam penanganan asam usat, diabetes, wasir, stroke, prostat, kanker, tumor, liver, jantung, sakit mata, maag, asthma, kolesterol, terkilir, dan lainnya.

Beberapa wartawan sedang wawancarai Mas Edy Tarwana terkait usaha terapi ini.

“Mohon doa restunya, Omah Terapi Asyifa ini bisa membawa berkah dan kami siap melayani dari Senin sampai Minggu, khusus Jumat kita libur. Dan kami bismillah tidak memasang tarif dan ini sudah pesen atau amanah kakek saya,” jelasnya.

Untuk pembukaan terapi Asyifa Jeri Petir ini berawal dari ibundanya, Parto Rejo (85 th) sakit. Sekitar September 2021, ibunya sakit dan sempat kritis sudah tidak berbuat apa-apa. Karena itu, semua keluarga pulang kampung (ke Ngruweng). Setelah itu, memang ada tenaga yang membantu mengurusi ibunya dari pagi sampai pukul 10.00 WIB. Tapi setelah itu, pembantu tersebut pulang ke rumah dan ibundanya sendirian.

“Tetapi dari jam 10.00 pagi sampai paginya lagi, tidak ada yang mengurusi ibu. Memang ada bapak. Tetapi saat ibu meminta tolong bapak, kalau bapak nggak lihat, nggak dengar, bapak ya nggak bisa bantu. Karena bapak memang sudah mengalami keterbatasan pada inderanya. Maka saya memutuskan untuk ngopeni ibu sampai sembuh. Saat itu, istri dan anak saya masih tinggal di Jakarta,” cerita Edy.

Nah, di saat mengurusi dan menemani ibunya itu, Ny Parto Rejo berpesan kepada Edy untuk tetap tinggal di rumah, dan jangan balik ke Jakarta. Edy pun terpanggil hatinya untuk tetap tinggal di Ngruweng dan langkah ini merupakan birrul walidain.

“Pokoknya kamu di rumah saja. Masalah rejeki, mesti ono-ono wae. Ngancani aku. Neruske usaha  Simbahe (usaha pijat). Ning aja pasang tarif, sak ikhlase wae,”kisah Edy menirukan pesan ibunya. (Kim)

Caption Foto HL:
Mas Edy Tarwana sedang praktek atau terapi Jari petir mengatasi keluhan salah seorang wartawan di rumahnya.