Gali dan Kenali Potensi Desa Wisata Melalui Ekonomi Kreatif di Kawasan Borobudur
Oleh: Galuh Adi Anindhita
Mahasiswa Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Segala sesuatu yang dirawat dan dikembangkan, pasti akan membuahkan hasil yang lebih baik. Seperti halnya yang terjadi di kawasan Borobudur, apabila meninjau perkembangan desa wisata di Borobudur selama beberapa tahun belakangan ini, pasti akan terasa sekali progres yang sangat cepat dari keseluruhannya. Mulai dari infrastruktur hingga pola pikir dari masyarakatnya semua dikembangkan dan dimaksimalkan.
Kini mulai dari potensi alam seperti pegunungan menoreh, Sungai Progo, Watu Kendil, dan beragam tempat lainnya, hingga potensi seni budaya seperti budaya Genduri, Ruwahan dan masih banyak lagi didorong untuk berkembang, dan ditonjolkan untuk menjadi icon-icon dari Desa Wisata di Borobudur itu sendiri. Hal ini membuahkan beragam dampak positif yang salah satunya adalah peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat yang terlibat menjadi pelaku wisata.
Peran pemerintah dalam pengembangan desa wisata ini, tentu saja sangat besar dan juga beragam, di antaranya seperti mengatur sumber daya alam yang dimiliki oleh desa, menjadi fasilitator bagi para pelaku wisata, baik dari segi insfrastruktur maupun peningkatan potensi pariwisata, serta mendorong partisipasi masyarakat khususnya di bidang pariwisata, dengan cara memberikan edukasi dan juga pelatihan, serta jenis peningkatan keterampilan lainnya dan masih banyak lagi.
Dalam berjalannya desa wisata, tentu saja akan selalu diperlukan inovasi yang terus dikembangkan. Hal ini tentunya membutuhkan kreativitas, supaya dapat membuat inovasi yang akan menarik wisatawan. Selanjutkan, kemajuan teknologi menjadi faktor yang juga dapat dikembangkan di desa wisata, seperti contoh sederhana penggunaan alat cek suhu tubuh, yang saat ini digunakan hampir di seluruh pintu masuk tempat wisata, tadinya dilakukan manual oleh pertugas, saat ini dapat ditingkatkan menggunakan alat yang dapat mendeteksi secara otomatis. Hal ini tentu saja lebih efisien dari segi tenaga dan juga biaya. Selain itu, kualitas sumber daya manusia atau tenaga kerja juga dapat ditingkatkan, dengan cara melakukan pelatihan secara berkala untuk meningkatkan kemampuan pekerja, juga dapat dilakukan dengan membuat standar kualifikasi tertentu pada penerimaan tenaga kerja. Hal terakhir yang dapat ditingkatkan yaitu media sosial. Saat ini banyak wisatawan yang melakukan research di media sosial sebelum mengunjungi suatu tempat wisata. Banyak juga orang yang menjadikan review dari orang-orang di media sosial sebagai bahan pertimbangan untuk mengunjungi suatu tempat wisata. Maka dari itu, sangat penting untuk meningkatkan kualitas media sosial yang dimiliki oleh desa wisata. Beberapa hal yang menjadi icon dari desa wisata tersebut sangat wajib untuk ditonjolkan, seperti wisata alam mapun wisata budayanya. ***
Editor: Cosmas