Gayeng, Ratusan Warga Saksikan Reog Naluri Brijo Lor Eyang Surolawung

Spread the love

KLATEN, POSKITA.co – Dengan senang hati, ratusan warga Desa Kalikebo, Desa Trucuk, Gaden, dan desa lainnya, di wilayah Kecamatan Trucuk, Klaten, menyaksikan pentas reog di halaman Masjid Al Fatah, Brijo Lor, Kalikebo, Rabu siang (4/5/2022).

Grup seni Reog Naluri Brijo Lor Kalikebo tampil atraktif menghibur masyarakat yang merayakan Hari Raya Idul Fitri 1443 H/2022 M. Setiap tahun saat lebaran dengan perhitungan ABOGE, grup pentas seni reog Naluri Brijo Lor yang dipimpin Suratman, SE ini selalu tampil.

“Pentas Seni Reog Naluri Brijo Lor ini sudah tampil sebelum HUT Kemerdekaan RI tahun 1945. Untuk dua tahunan ini, pentas seni reog berhenti karena ada pandemi Covid-19. Ada sekitar 45 orang anggota grup reog Naluri Brijo Lor yang ikut tampil,” ungkap Suratman yang tinggal di utara masjid Al Fatah Brijo Lor.

Warga yang menyaksikan reog ini dikenai parkir Rp 3 ribu per sepeda yang melibatkan para pemuda setempat. Dari pantauan redaksi, warga yang datang menyaksikan tak hanya dari Kalikebo saja, akan tetapi juga dari daerah lainnya.

Untuk cipta kondisi, tampak Kapolsek Trucuk AKP Sarwoko bersama anggotanya melakukan monitoring kegiatan pengamanan. Warga yang hadir diminta tetap maskeran dan panitia menyediakan alat ukur suhu tubuh. Langkah ini, kata Sarwoko, demi menjaga kenyamanan dan penerapan prokes.

“Kami atas nama Kapolsek Trucuk mengucapkan mohon maaf lahir dan batin jika selama ini ada salah. Untuk kegiatan pentas reog ini silahkan saja, tapi tetap prokes, seperti memakai masker,” pesan Sarwoko.

Sementara itu, H. Sunarto, SE MM, Tokoh Kasepuhan dan Penggerak Seni Reog Naluri Brijo Lor, mengaku bersyukur atas kelancaran agenda tahunan ini. Sudah menjadi tradisi lebaran, pentas reog Naluri Brijo Lor ini menjadi ajang hiburan dan mempererat jalinan silaturahmi masyarakat.

H. Sunarto didampingi Agus Hardaya dan Suratman jelaskan sejarah pentas reog Naluri Brijo Lor lestarikan warisan Eyang Surolawung.

“Warga Desa Kalikebo dan desa sekitarnya sangat terhibur dengan pentas reog Naluri Brijo Lor ini. Selain kita ikut nguri-nguri kabudayan leluhur, kita juga ikut menciptakan situasi masyarakat yang guyup rukun seiring semarak lebaran,” ujar Sunarto yang juga mantan anggota DPRD Klaten.

Menurut Sagino, juru kunci Makam Ki Ageng Glego alias Eyang Surolawung, tradisi ini awalnya sejak zaman Majapahit. Eyang Surolawung mengadakan syiar dengan pelepah kelapa dibelah, lalu dikasih tali dan dibuat permainan atau pertunjukan ala jaranan.

“Eyang Surolawung sendiri adalah prajurit Majapahit yang andil dalam syiar Islam di daerah Kalikebo. Lama kelamaan, seiring perkembangan zaman, akhirnya diadakan pentas reog yang diadakan usai lebaran,” jelas Sagino.

Belasan pedagang kaki lima ikut hadir dan mengais rejeki dari gelaran pentas reog Naluri Brijo Lor Kalikebo ini. Sejumlah anggota Linmas Desa Kalikebo juga ikut mengamankan jalannya kegiatan yang menarik perhatian warga ini. Kegiatan pentas reog Naluri ini berlangsung mulai pukul 10.00-14.00 WIB.

Agus Hardaya, SH MM, salah satu pemain reog Naluri, mengaku senang bisa ikut tampil. Persiapan pentas sekitar seminggu dan anggota reog tetap kompak dalam memberikan penampilan terbaik pentas reog Naluri Brijo Lor.

“Kita siap lestarikan warisan leluhur, termasuk seni reog ini dan bagi kami bisa tampil itu merupakan kebahagiaan tersendiri. Meskipun gembrobyos, tapi ikut tampil reog ini sangat menyenangkan,” kesan Agus. (Kim)

Caption Foto HL:
Pentas reog Naluri Brijo Lor Kalikebo sangat disukai masyarakat saat lebaran ketiga.