Pangkel SD Negeri Pondok 01 Pembelajaran Berbasis Lingkungan

Spread the love

Oleh: Dwi Setyorini, S.Pd. SD
SD Negeri Pondok 01 Nguter Sukoharjo

Peningkatan kerja sama pendidik, murid, serta orang tua dapat meningkatkan mutu sekolah. Suasana belajar mengajar semakin kondusif, performa siswa semakin meningkat dengan terciptanya hubungan baik antara guru dan siswa yang tentu saja didukung dari orang tua. Peran orang tua merupakan salah satu faktor yang memengaruhi performa tersebut. Peran orang tua juga merupakan upaya peningkatan kompetensi guru.
Di masa pandemi Covid-19, pembelajaran daring atau online membutuhkan peran dan dukungan orang tua. Seiring penetapan pemerintah mengenai PJJ, membutuhkan adanya WhatsApps Grup (WAG) kelas. SD Negeri Pndok 01 kecamatan Nguter. Grub kelas yang terbentuk adalah dari kelas 1 sampai kelas 6. Untuk pemantauan kepala sekolah di grub kelas, kepala sekolah dimasukkan di semua grup kelas. Yang masuk grub masing-masing kelas. Hal ini untuk pemantauan proses pembelajaran daring serta supervisi. Grub WAG ini terkenal dengan pangkel atau paguyuban kelas. Paguyuban kelas beranggotakan orang tua murid, dengan tujuan menciptakan kolaborasi guru, orang tua, dengan siswa.
Paguyuban kelas dibentuk dengan tujuan supaya tercipta pemikiran perkumpulan orang tua murid dalam andil kemajuan kelas. Paguyuban dari kata guyup, hal ini berdasar kata dasar guyup. Guyup berarti bekerja bersama- sama, bersatu, paguyuban bisa dikatakan juga sebagai perkumpulan yang mempunyai satu tujuan. Tujuan dari paguyuban atau perkumpulan adalah supaya dapat mengantarkan putra-putri mereka dalam menempuh pendidikan di sekolah. Paguyuban orang tua di kelas merupakan perkumpulan orang tua wali siswa, dengan tujuan untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara guru wali kelas dengan orang tua siswa wali murid.
Samakah paguyuban kelas dengan komite sekolah? jawabannya adalah berbeda. Perbedaan komite dengan paguyuban kelas adalah masalah keterlibatannya. Komite terlibat dalam perencanaan program pendidikan dan pembiayaan. Paguyuban kelas lebih terlibat dalam substansi pembelajaran di kelas. Selain mempuyai perbedaan, paguyuban kelas dengan komite juga mempunyai persamaan yaitu sama-sama beranggotakan orang tua wali murid. Keduanya sama-sama terbentuk atas dasar musyawarah bersama untuk komite, sedangkan paguyuban kelas terbentuk berdasar muawarah di kelas.
Paguyuban kelas I sampai dengan kelas VI SD Negeri Pondok 01 Nguter mempunyai peran serta manfaat mempererat, mengenal berbagai pengalaman dalam mendidik anak, bagaimana memberikan penanaman karakter di rumah atau penanaman pendidikan keluarga. Selain hal tersebut, peran paguyuban juga meningkatkan kemampuan berliterasi dengan berbasis media lingkungan. Media lingkungan toga atau tanaman obat keluarga contohnya adalah jahe, kunyit, laos dan sebagainya. Pemantauan langsung orang tua dan guru terhadap murid merupakan kolaborasi yang sangat diperlukan.
Kolaborasi guru dengan wali murid dalam paguyuban kelas dalam pembelajaran berbasis media lingkungan. Penggunaan media lingkungan sangat cocok untuk meningkatkan kemampuan berliterasi dalam hal ini kemampuan mengungkapkan benda-benda yang ada dilingkungan mereka. Prosedur pembelajaran yang dilakukan adalah dimulai dengan membantu orang tua saat memasak misalnya. Melalui WAG Kelas, siswa diberi tugas untuk menyebutkan bumbu saat memasak. Tugas menyebutkan ciri-ciri bumbu yang dipakai untuk memasak. Menyebutkan ciri fisik bumbu tersebut baik warna, rasa, serta kegunaan. Dengan bimbingan orang tua, siswa mampu menyebutkan macam bumbu, cara memasak, menceritakan kembali cara memasak sesuatu.
Pada akhir semester kelas tiga sampai kelas enam melakukan market day secara bergilir. Dagangan berasal dari orang tua wali murid yang koordinasi pelaksanaannya melalui paguyuban kelas. Hal ini juga merupakan pembelajaran menggunakan media lingkungan. Pemanfaatan WAG kelas dalam market day sebagai perwujudan standard kewirausahan. ***

Editor: Cos