Bimbingan Belajar Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Single Parent
Oleh: Azminudin Latif, S.Pd
SDN 01 Sringin, Jumantono, Karanganyar
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (UU No. 20 tahun 2003). Bagi anak, pendidikan pertama adalah dalam keluarga. Orang tua adalah guru pertama dan bertanggung jawab dalam perkembangan anak. Peran keluarga khususnya orang tua sangat berpengaruh dalam pendidikan karakter bagi anak. Apapun yang dilakukan oleh orang tua semua dilihat anak dan itu akan melekat dalam pikiran anak sampai dewasa nanti.
Seyogyanya keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak. Namun karena beberapa alasan, entah karena perceraian orang tua maupun salah satu dari kedua orangtua meninggal dunia, terjadi ketimpangan dalam keluarga. Dimana anak diasuh oleh orang tua tunggal atau single parent yang berperan ganda sebagai kepala keluarga sekaligus mengurus rumah tangga dalam waktu yang bersamaan. Single parent atau orang tua tunggal adalah orang tua yang merangkap ayah sekaligus ibu atau sebaliknya, dalam membesarkan serta mendidik anak serta mengatur kehidupan keluarga karena perubahan struktur keluarga akibat perceraian, ditinggal pasangan hidup atau kematian. Menjadi single parent bukan sebuah pilihan yang diinginkan oleh seorang wanita ataupun laki-laki. Dalam situasi seperti ini terjadi pergolakan perasaan (rasa sedih, kehilangan), kesiapan ekonomi maupun tugas-tugas di dalam rumah lainnya, serta kesiapan mental menghadapi permasalahan-permasalahan dalam masyarakat. Wanita single parent harus pandai membagi waktu dan melengkapi statusnya sebagai ayah sekaligus sebagai ibu. Perannya sebagai ayah harus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga kecilnya, serta mandiri dalam membuat keputusan untuk keluarga kecilnya. Sedangkan perannya sebagai ibu menjalani kodratnya sebagai perempuan, menjadi ibu rumah tangga dengan semua tugas-tugas sebagai ibu rumah tangga. Dalam kondisi bekerja, seorang ibu single parent harus selalu mengawasi anak dan kondisi di dalam rumah. Pun sebaliknya bagi ayah single parent.
Tidak semua anak hidup bersama orangtua yang lengkap. Tumbuh bersama orangtua yang lengkap dapat memberikan contoh positif bagaimana berhubungan dengan seorang pria ketika dewasa. Bahkan memiliki orangtua yang membenci satu sama lain memberikan pelajaran bahwa ia tidak boleh seperti itu di masa depan. Akan tetapi anak dari single parent tidak mengalami pembelajaran tersebut. Namun mereka memiliki kelebihan antara lain:
- Orangtua tunggal biasanya bekerja keras untuk menghidupi anak. Anakpun terebiasa melakukan pekerjaan rumah sendiri sehingga mereka menjadi anak yang mandiri.
- Anak dari orangtua tunggal yang bercerai memperoleh gambaran buruk mengenai hubungan pria dan wanita. Hal ini membuat mereka takut berkomitmen. Mereka menjadi sangat berhati-hati dalam memulai hubungan asmara.
- Hidup dengan orangtua tunggal menempa mental anak untuk bersikap lebih dewasa. Ia terbiasa mengatasi masalah dan menjadi sosok yang bisa diandalkan.
Sedangkan dampak negatif pola orangtua tunggal bagi anak antara lain: - Anak merasa sedih. Salah satu efek buruk memiliki orang tua tunggal dapat berpengaruh kepada perasaan anak yang mudah sedih. Apalagi kehilangan orang tua karena meninggal, hal ini membutuhkan waktu lama untuk membangkitkan semangat hidupnya. Ketidaksiapan anak menerima takdir hidupnya membuat anak merasa terpuruk dan putus asa.
- Anak menjadi tertutup. Dampak orang tua tunggal lainnya bagi anak adalah anak menjadi pribadi yang tertutup. Sulit bagi anak untuk mencurahkan perasaan hatinya kepada orang tua yang meninggalkannya, yang merupakan sosok sahabat, teman, orang tua yang sangat perhatian. Anak sulit menerima kenyataan tersebut, sehingga anak memilih untuk diam, tertutup dan menjadi pasip.
- Anak kurang kasih sayang. Orang tua tunggal yang harus mencari nafkah sekaligus mengurus rumah tangga membuat anak kurang perhatian dan kasih sayang. Akibatnya anak rentan dengan sikap apatis, agresif, bahkan menjadi liar.
- Anak merasa bimbang. Dengan kesibukan orang tua tunggal menjadi salah satu faktor anak enggan untuk bercerita, meminta nasehat, membicarakan masalah, dan mencurahkan hati. Apalagi orang tua tunggal yang acuh bahkan kurang perhatian akan kebutuhan anaknya. Hal ini memicu anak merasa bimbang.
- Karena kesibukan orang tua tunggal, maka anak merasa kurang diperhatikan, segala keperluan spiritualnya menjadi tidak lengkap.
- Anak mudah merasa iri dengan anak lain yang memiliki orang tua yang lengkap.
- Anak merasa kesepian. Kehilangan salah satu orang tua membuat anak merasa kesepian. Kalaupun ada keluarga atau kerabat tidak akan bisa menggantikan posisi orang tua yang hilang.
Bimbingan belajar dari guru sangat diperlukan untuk membantu meningkatkan motivasi belajar anak single parent. Menurut Sunaryo Kartadinata dkk (1999:60-61) bimbingan belajar adalah bantuan yang diberikan kepada murid agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam belajar sehingga setelah melalui proses perubahan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya. Bimbingan belajar adalah usaha untuk mengatasi masalah belajar. Anak berlatar belakang single parent memiliki kharakteristik yang berbeda-beda. Faktor-faktor yang melatar belakangi juga berbeda-beda sehingga bantuan dan teknik yang digunakan dalam layanan bimbingan juga berbeda. Guru berkewajiban membantu anak single parent dengan motivasi belajar yang rendah agar motivasi belajar mereka meningkat. Menurut Uno (2017:23) motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur-unsur yang mendukung. Kiat yang bisa dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa antara lain: - Memperjelas tujuan yang ingin dicapai.
- Menggunakan metode dan kegiatan yang beragam.
- Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.
- Membimbing dan mendukung siswa belajar.
- Memberikan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan siswa. (https://www.akupintar.com).
Single parent sudah dicontohkan oleh Luqman Al-Hakim yang kisahnya diabadikan dalam Alquran, sebagai seorang ayah dengan penuh kebijakan menasehati anaknya ketika banyak orang di pasar membicarakan apa yang dikerjakannya, maka Luqman Al-Hakim menasehati anaknya “Sesungguhnya tidak ada seseorang pun yang lepas dari ucapannya. Maka orang yang berakal tidak akan mengambil pertimbangan kecuali kepada Allah saja. Siapa pun yang mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya.”. Dari situ dapat dipetik hikmah bahwa, seberapapun upaya kita berbuat benar, tak akan lepas dari komentar negatif orang lain. Menurut Luqman, selama yang dilakukan kita yakini kebenarannya, jangan hiraukan penilaian orang, karena kebenaran sejati milik Sang Khaliq yang mengenggam. Walaupun single parent Luqman Al-Hakim sudah melaksanakan kewajiban sebagai orang tua dengan mendidik anaknya melalui nasehat-nasehatnya.
Editor: Cosmas