Peningkatan Hasil Belajar PAI dan Budi Pekerti Materi Qadha dan Qadar Menggunakan Metode The Power of Two
Oleh: Ana Nur Fitriana, S.Pd.I.
Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XII, SMK Islam Randudongkal, Pemalang
Pendidikan merupakan rangkaian proses pemberdayaan potensi dan kompetensi individu untuk menjadi manusia yang berkualitas dan berlangsung sepanjang hayat tanpa menghilangkan keunikan masing-masing.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kontrol diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003: 1).
Pencapaian tujuan pendidikan merupakan tantangan untuk meningkatkan mutu, relevansi dan efektifitas pendidikan sebagai pedoman nasional. Dengan demikian, proses pembelajaran yang diselenggarakan di lembaga pendidikan harus berjalan secara komprehensif dan memperhatikan berbagai aspek guna mencapai tujuan pendidikan, salah satunya adalah dengan menggunakan sistem pembelajaran yang baik, baik pada tenaga kependidikan maupun sistem pendidikan yang sedang berlangsung.
Dalam meningkatkan efektifitas proses pembelajaran untuk menciptakan hasil belajar yang terbaik sesuai dengan yang diharapkan, perencanaan pembelajaran merupakan hal yang mutlak harus disiapkan oleh guru, walaupun belum tentu semua yang direncanakan dapat terlaksana, karena kondisi kelas dapat mencerminkan permintaan yang ada. Berbeda dengan rencana yang telah disusun, terutama tentang metode yang bersifat operasional (Dede Rosyada, 2004: 123).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran perlu dikembangkan suatu metode agar tujuan tersebut tercapai secara optimal. Tanpa suatu metode yang sesuai, tepat, dan akurat, mustahil suatu tujuan dapat dicapai (Wina Snjaya, 2005: 99). Oleh karena itu, pemilihan metode menjadi sangat penting untuk diperhatikan karena metode merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan dengan menggunakan metode secara akurat.
Menurut Muqawin, ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk membuat siswa aktif secara kolektif, misalnya: metode pembelajaran listening team learning, metode catat-mencatat terbimbing, metode pembelajaran terbimbing, metode debat aktif, metode counterpoint, metode kekuatan keduanya (The Power Of Two), dan pertanyaan kelompok (kuis tim). Dari beberapa jenis metode kelompok, penulis memfokuskan pada kekuatan dua metode.
Dengan penggunaan metode The Power Of Two pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada materi Qada dan Qadar diharapkan tujuan yang dirumuskan dapat tercapai. Sehingga dapat dikatakan proses pembelajaran sudah maksimal. Proses pembelajaran dikatakan berhasil jika ada perubahan positif dari peserta didik
Qadha dan Qadar merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di kelas XII SMK Islam Randudongkal, Pemalang yang membahas tentang bagaimana mengimani Qodha dan Qadar serta pembagiannya yaitu takdir Muallaq dan takdir Mubram serta hikmahnya. Qadha adalah ketentuan, kehendak, dan ketetapan Allah SWT, sedangkan Qadar adalah perwujudan dari kehendak Allah SWT. Qadha dan Qadar dikenal sebagai takdir. Percaya pada Qadha dan Qadar adalah rukun iman yang keenam.
Qadha dan Qadar atau takdir terbagi menjadi dua yaitu takdir Muallaq dan takdir Mubram, berikut penjelasannya: a. Takdir Muallaq merupakan ketentuan Allah SWT yang meliputi peran manusia melalui ikhtiar atau usahanya; b. Takdir Mubram adalah sesuatu yang tak terelakkan atau pasti.
Metode pembelajaran The Power Of Two merupakan bagian dari pembelajaran aktif yang merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan pembelajaran aktif dengan memberikan tugas-tugas pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok kecil peserta didik. Dukungan sesama peserta didik dan keragaman pendapat, pengetahuan, dan keterampilan mereka akan membantu menjadikan pembelajaran sebagai bagian yang berharga di kelas. (Ramayulis, 2006: 110).
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menerapkan metode pembelajaran The Power Of Two antara lain: 1. Guru memberi satu atau lebih pertanyaan kepada peserta didik yang memerlukan refleksi dan pemikiran terkait materi pelajaran; 2. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir sejenak; 3. Guru membagikan kertas kepada setiap peserta didik untuk menuliskan jawabannya; 4. Setelah semua peserta didik menyelesaikan jawabannya, guru meminta peserta didik untuk membentuk beberapa pasangan dan meminta mereka untuk saling berbagi jawaban; 5. Setiap pasangan untuk membuat jawaban baru untuk setiap pertanyaan, atau berdiskusi bersama; 6. Setelah semua pasangan menulis jawaban baru, bandingkan jawaban setiap pasangan dengan pasangan lain di kelas; 7. Guru memberikan penjelasan tentang masalah;
Dalam penerapan metode pembelajaran The Power Of Two ada beberapa tujuan yang harus dicapai antara lain: 1. Membiasakan belajar aktif secara individu maupun kelompok (belajar bersama hasilnya lebih berkesan); 2. Meningkatkan pembelajaran kolaboratif; 3.Bertujuan agar peserta didik memiliki keterampilan pemecahan masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran; 4. Minimalkan kegagalan; 5. Meminimalkan kesenjangan antara satu peserta didik dengan peserta didik lainnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2006: 77).
Metode ini dapat memberikan pengetahuan yang mendalam kepada peserta didik karena dalam pembelajaran ini peserta didik tidak hanya memahami materi dalam teks dan apa yang dijelaskan oleh guru, tetapi peserta didik menemukan pemahaman baru karena dapat berdiskusi dengan teman kelompoknya selain itu dalam pembelajaran tersebut membuat peserta didik aktif bertanya. dan memiliki semangat kerjasama yang kuat antar mitra. Melalui penggunaan metode The Power Of Two di kelas XII SMK Islam Randudongkal Pemalang terbukti mampu meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. **
Editor: Cosmas